SHE Hadirkan Imej Berbeda di Single Baru 'Bulan Maret'
loading...
A
A
A
JAKARTA - Grup musik SHE merilis single baru berjudul Bulan Maret hari ini, Sabtu (20/3). Perilisan single ini menandai kembalinya SHE ke belantikan musik Tanah Air.
Bulan Maret merupakan ciptaan keyboardist, Dyah Sekar, dan drummer, Adisty Zulkarnaen. Lagu ini menceritakan tentang seorang anak yang asyik bermain di atas bukit, ditemani terang bulan, dan berpikir tentang apa yang akan terjadi di hidupnya.
"Awalnya saya lagi mudik dari Bandung. Tengah malem lagi nyetir, hujan, ada anak kecil di situ, botak. Kasihan dia tengah malem ngemis-ngemis minta uang tapi dia tetap semangat dengan kondisi yang lagi hujan dan emang kebetulan di bulan Maret," kata Dyah ketika jumpa pers, Sabtu (20/3).
Bulan Maret memberikan pesan terhadap siapapun yang mendengarkan lagu ini untuk tidak khawatir dengan yang akan terjadi di kemudian hari, selama menjalaninya dengan bahagia. Lagu ini mulai diproduksi pada Februari 2020, tepat saat pandemi COVID-19 mulai melanda Indonesia.
"Lagu ini tentang seorang anak yang melihat masa depannya terus dihadapi begitua aja. Asal kita bisa hadapi kalau kitanya mau. Karya terbaru SHE ini sangat unik, magical, dan menunjukkan transformasi kebermusikan mereka," ujar Ari Marifat selaku produser.
Bunyi piano dan string di awal lagu akan membawa pendengar ke dunia khayalan seorang anak. Berikutnya, paduan instrumen lainnya membawa pendengar merasa keriangan seorang anak yang sedang bermain-main walaupun dikelilingi keadaan yang suram dan tak pasti.
"2016 udah mulai bikin (lagu), 2017 mulai aransemen, lirik udah dibikin terus kita pengen keluarin untuk imej SHE yang baru karena lagu ini sedikit berbeda lah dari yang sebelum-sebelumnya," jelas Adisty.
Kemudian lewat lagu ini , pendengar meresa ketenangan saat si anak melihat bulan dan mendengar bisikan angin. Suasana berubah, ketika musik membawa kita bersama si anak bertualang ke alam yang lebih luas, seakan menunjukkan semua kemegahannya.
Nuansa riang dan takjub terasa kental di bagian ini. Di akhir lagu, pendengar dibawa kembali ke dalam sebuah ketenangan dan perenungan. Lagu ini seperti mengingatkan bahwa apapun yang terjadi, alam selalu memberi tanda, dan manusia bisa menangkap pesan itu dengan mudah jika mau mendengar dan menyatu dengan alam.
"Ini lagu bercerita sekali jadi begitu diterjemahin musik lebih gampang. Mereka tidak pakai music director, sendiri. Itulah kerennya band ini, mereka bisa kerjain itu semua sendiri," ucap Ari.
Lagu ini dirilis secara independen oleh ARM Music melalui platform digital seperti Spotify, Apple Music, YouTube, dan sejenisnya.
Bulan Maret merupakan ciptaan keyboardist, Dyah Sekar, dan drummer, Adisty Zulkarnaen. Lagu ini menceritakan tentang seorang anak yang asyik bermain di atas bukit, ditemani terang bulan, dan berpikir tentang apa yang akan terjadi di hidupnya.
"Awalnya saya lagi mudik dari Bandung. Tengah malem lagi nyetir, hujan, ada anak kecil di situ, botak. Kasihan dia tengah malem ngemis-ngemis minta uang tapi dia tetap semangat dengan kondisi yang lagi hujan dan emang kebetulan di bulan Maret," kata Dyah ketika jumpa pers, Sabtu (20/3).
Baca Juga
Bulan Maret memberikan pesan terhadap siapapun yang mendengarkan lagu ini untuk tidak khawatir dengan yang akan terjadi di kemudian hari, selama menjalaninya dengan bahagia. Lagu ini mulai diproduksi pada Februari 2020, tepat saat pandemi COVID-19 mulai melanda Indonesia.
"Lagu ini tentang seorang anak yang melihat masa depannya terus dihadapi begitua aja. Asal kita bisa hadapi kalau kitanya mau. Karya terbaru SHE ini sangat unik, magical, dan menunjukkan transformasi kebermusikan mereka," ujar Ari Marifat selaku produser.
Bunyi piano dan string di awal lagu akan membawa pendengar ke dunia khayalan seorang anak. Berikutnya, paduan instrumen lainnya membawa pendengar merasa keriangan seorang anak yang sedang bermain-main walaupun dikelilingi keadaan yang suram dan tak pasti.
"2016 udah mulai bikin (lagu), 2017 mulai aransemen, lirik udah dibikin terus kita pengen keluarin untuk imej SHE yang baru karena lagu ini sedikit berbeda lah dari yang sebelum-sebelumnya," jelas Adisty.
Kemudian lewat lagu ini , pendengar meresa ketenangan saat si anak melihat bulan dan mendengar bisikan angin. Suasana berubah, ketika musik membawa kita bersama si anak bertualang ke alam yang lebih luas, seakan menunjukkan semua kemegahannya.
Nuansa riang dan takjub terasa kental di bagian ini. Di akhir lagu, pendengar dibawa kembali ke dalam sebuah ketenangan dan perenungan. Lagu ini seperti mengingatkan bahwa apapun yang terjadi, alam selalu memberi tanda, dan manusia bisa menangkap pesan itu dengan mudah jika mau mendengar dan menyatu dengan alam.
"Ini lagu bercerita sekali jadi begitu diterjemahin musik lebih gampang. Mereka tidak pakai music director, sendiri. Itulah kerennya band ini, mereka bisa kerjain itu semua sendiri," ucap Ari.
Lagu ini dirilis secara independen oleh ARM Music melalui platform digital seperti Spotify, Apple Music, YouTube, dan sejenisnya.
(dra)