Penyakit Ginjal, Ancaman The Silent Killer

Kamis, 25 Maret 2021 - 05:53 WIB
loading...
A A A
Spesialis penyakit dalam Prof Dr dr Suhardjono menjelaskan, penyakit ginjal kronik adalah penurunan fungsi atau struktur ginjal yang lebih dari tiga bulan. Ada dua jenis gagal ginjal, yakni gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik (GGK).

"Pasien sering tidak sadar jika tubuhnya menyesuaikan dengan penurunan fungsi ginjalnya. Gagal ginjal akut sering terjadi mendadak, hanya dalam hitungan jam sampai minggu, faktor penyebabnya seperti pendarahan berat, dehidrasi, syok, infeksi berat (sepsis), reaksi alergi, obat-obatan, keracunan, dan sumbatan di saluran kemih," kata Suhardjono.

Sedangkan untuk gagal ginjal kronik, ia pun menegaskan umumnya berlangsung lama, tapi progresif. Penyakit ini muncul karena masalah ginjal atau dipicu oleh penyakit lain dari luar. Seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan penyakit autoimun‎.

"Alkohol bisa menjadi penyebab dan memperberat, tetapi tidak menjadi penyebab utamanya. Harus ada penyakit lain seperti diabetes, hipertensi, infeksi ginjal, batu ginjal, dan gangguan lainnya,"tambahnya.

Pada 2016, penyakit ginjal kronik merupakan penyakit katastropik kedua terbesar setelah penyakit jantung yang menghabiskan biaya kesehatan sebesar Rp2,6 triliun rupiah.

"Penyakit ginjal kronik tidak dapat sembuh dan pengobatannya relatif panjang. Tapi bisa dicegah dan dikendalikan untuk memperlambat kerusakan, salah satunya dengan dialisis,"tutur Suhardjono.

Sayangnya, tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan ginjal masih cukup rendah. Sehingga, pada stadium awal penyakit ini sering tidak disadari, sampai akhirnya pasien diharuskan menjalani cuci darah. Dokter konsultan ginjal dan hipertensi Aida Lydia mengatakan, pada stadium awal pasien mungkin masih bisa jalan-jalan meski ginjal bermasalah, walau hampir cuci darah.

"Pada awalnya, penyakit ini sering tidak memunculkan gejala. Sembilan dari sepuluh orang tidak menyadari memiliki penyakit ginjal kronik. Gejala yang khas yaitu nyeri pinggang. Itu pun, masih banyak pasien yang tidak menyadarinya jika hal tersebut sebagai suatu masalah yang ditimbulkan oleh ginjal," kata Aida saat dihubungi Koran SINDO.

Ia pun menegaskan bahwa penyakit ginjal ini sering kali tidak menimbulkan gejala pasti. Jika ada yang bertanya apa rasanya, ditahap awal tidak ada rasanya. Itulah yang menyebabkan sulitnya mencegah pasien jangan sampai harus cuci darah. Tetapi, terdapat penanda untuk mengetahui kerusakan ginjal yakni adanya protein di urine, peningkatan kreatinin darah, kelainan pemeriksaan histopatologi, riwayat transplan ginjal, serta penurunan laju filtrasi ginjal.

"Jika bertemu pasien stadium satu sampai dua, peluang pengobatan semakin besar. Semakin dini diobati, semakin jauh kemungkinan dialisis-nya," lanjut Aida.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2378 seconds (0.1#10.140)