Kang Daniel Menjadi Korban Bullying Saat Masih Kecil
loading...
A
A
A
SEOUL - Dalam episode Problem Child in House yang tayang di KBS baru-baru ini, Kang Daniel mengaku pernah menjadi korban bullying saat masih kecil. Di acara itu, Kang Daniel membahas semakin parahnya intimidasi di kalangan anak-anak.
"Cara mereka melecehkan orang lain menjadi lebih pintar. Dan tidak ada cara untuk menjelaskan perilakunya. Orang tua dan guru bahkan tidak tahu apa masalahnya," kata Kang Daniel dilansir dari Koreaboo, Rabu (7/4).
Ketika ditanya tentang masa kecilnya, Kang Daniel mengaku bahwa dia juga menjadi korban bullying.
"Saat aku SD, kami banyak berpindah-pindah termasuk sekolah. Jadi aku sering di-bully. Aku bahkan tidak tahu kenapa. Mungkin mereka tidak menyukai penampilanku," jelas Kang Daniel.
Insiden paling parah terjadi ketika Kang Daniel sekitar kelas 4 atau 5 SD. "Orang tua mengambil uangku. Mereka melakukan itu setiap kali mereka melihat aku," kenang Kang Daniel.
Menurut Kang Daniel, para pelaku bullying menganggap hal itu menyenangkan untuk dilakukan dan bahkan seringkali melupakan apa yang mereka lakukan.
"Bagi mereka, itu adalah permainan. Mereka mungkin tidak ingat. Kebanyakan pelaku intimidasi biasanya tidak melakukannya," ucap Kang Daniel.
"Cara mereka melecehkan orang lain menjadi lebih pintar. Dan tidak ada cara untuk menjelaskan perilakunya. Orang tua dan guru bahkan tidak tahu apa masalahnya," kata Kang Daniel dilansir dari Koreaboo, Rabu (7/4).
Ketika ditanya tentang masa kecilnya, Kang Daniel mengaku bahwa dia juga menjadi korban bullying.
"Saat aku SD, kami banyak berpindah-pindah termasuk sekolah. Jadi aku sering di-bully. Aku bahkan tidak tahu kenapa. Mungkin mereka tidak menyukai penampilanku," jelas Kang Daniel.
Insiden paling parah terjadi ketika Kang Daniel sekitar kelas 4 atau 5 SD. "Orang tua mengambil uangku. Mereka melakukan itu setiap kali mereka melihat aku," kenang Kang Daniel.
Menurut Kang Daniel, para pelaku bullying menganggap hal itu menyenangkan untuk dilakukan dan bahkan seringkali melupakan apa yang mereka lakukan.
"Bagi mereka, itu adalah permainan. Mereka mungkin tidak ingat. Kebanyakan pelaku intimidasi biasanya tidak melakukannya," ucap Kang Daniel.
(dra)