Kesehatan Masyarakat Berkaitan Erat dengan Kualitas Air Minum yang Dikonsumsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor terpenting untuk membangun ketahanan dan daya saing nasional. Kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan kualitas air minum yang dikonsumsi setiap harinya. Maka dari itu, pemahaman akan pola hidup bersih dan menjaga asupan yang sehat dapat membantu Indonesia melahirkan sumber daya manusia unggul di masa depan.
Baca juga: Beredar Kabar Vaksinasi Covid-19 Mandiri Seharga Rp600 Ribu, Benarkah?
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bersama Alodokter menyelenggarakan kegiatan Kelas Jurnalis bertema Peran Media Dalam Mengedukasi Masyarakat Mengenai Perilaku Hidup Bersih Melalui Pemahaman Air Minum Terstandarisasi. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya edukasi kepada masyarakat luas mengenai isu kesehatan terkait pentingnya perilaku mengonsumsi air minum yang layak, berkualitas dan terstandarisasi.
"Kita tahu seberapa pentingnya air untuk tubuh. Organ-organ penting di dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa air yang cukup dan berkualitas. Namun, kami melihat bahwa masih minim sekali pemahaman masyarakat akan pentingnya air minum berkualitas dari tubuh. Maka dari itu, PWI bersama dengan Alodokter membuat acara kelas jurnalis ini yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat luas lewat rekan-rekan jurnalis sehingga dapat lebih cermat dalam memilih air untuk dikonsumsi," kata Ketua Umum PWI Pusat, Atal S. Depari.
Kualitas indeks air di Indonesia dikatakan masih sangat buruk, yang mana data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada 2018, 10 dari 24 provinsi di Indonesia masih memiliki sumber air yang terkontaminasi bakteri yang cukup tinggi. Menurut BPS, pada 2019 pun masih cukup banyak masyarakat yang memanfaatkan sumber air tidak terlindungi, seperti air dari sumur atau sumber yang illegal untuk memenuhi kebutuhan air minumnya.
Firdaus Ali, Pendiri dan Pimpinan Indonesia Water Institute (IWI) sekaligus Staf Ahli Kementerian PUPR Bidang ESDM mengatakan, Indonesia saat ini tengah mengalami permasalahan air minum bersih karena adanya kelangkaan air baku untuk air bersih perpipaan yang langsung dialirkan ke rumah.
"Selain itu, adanya pencemaran sumber air baku karena lokasinya yang dekat dengan pencemar, ekstraksi dalam tanah yang berlebihan dan tingginya produksi ilegal air minum di tengah masyarakat. Sehingga, tidak mengherankan jika sulit sekali menemukan air minum yang berkualitas dan tidak terkontaminasi bakteri," paparnya.
"Akibat laju urbanisasi yang cepat, fenomena air minum isi ulang kian menjamur di perkotaan. Pertumbuhan Depot Air Minum (DAM) di DKI Jakarta meningkat hingga 800%, dan didapatkan bahwa banyak air minum isi ulang memiliki kualitas yang rendah, yang mana sekitar 40% galon isi ulang dan 25,3% keran outlet terdapat bakteri E. coli. Masyarakat juga harus lebih berhati-hati karena masih banyak sekali DAM yang tidak resmi dan tidak mematuhi standardisasi pemerintah. air minum yang jernih dan tidak berasa belum tentu bebas dari bakteri," lanjutnya.
Baca juga: MNC Life Pro Medis Rilis, Bisa Klaim di Seluruh Dunia
"Meski sudah adanya peningkatan untuk menjalani hidup bersih, masyarakat dianjurkan untuk terus melakukan pengecekan keamanan dan kualitas air kemasan, dengan memperhatikan produsen air minum yang telah memiliki sertifikasi BPOM, melihat tempat penyimpanan airnya, pengelolaannya dan lokasi pendistribusiannya," katanya lagi.
Baca juga: Beredar Kabar Vaksinasi Covid-19 Mandiri Seharga Rp600 Ribu, Benarkah?
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bersama Alodokter menyelenggarakan kegiatan Kelas Jurnalis bertema Peran Media Dalam Mengedukasi Masyarakat Mengenai Perilaku Hidup Bersih Melalui Pemahaman Air Minum Terstandarisasi. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya edukasi kepada masyarakat luas mengenai isu kesehatan terkait pentingnya perilaku mengonsumsi air minum yang layak, berkualitas dan terstandarisasi.
"Kita tahu seberapa pentingnya air untuk tubuh. Organ-organ penting di dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa air yang cukup dan berkualitas. Namun, kami melihat bahwa masih minim sekali pemahaman masyarakat akan pentingnya air minum berkualitas dari tubuh. Maka dari itu, PWI bersama dengan Alodokter membuat acara kelas jurnalis ini yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat luas lewat rekan-rekan jurnalis sehingga dapat lebih cermat dalam memilih air untuk dikonsumsi," kata Ketua Umum PWI Pusat, Atal S. Depari.
Kualitas indeks air di Indonesia dikatakan masih sangat buruk, yang mana data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada 2018, 10 dari 24 provinsi di Indonesia masih memiliki sumber air yang terkontaminasi bakteri yang cukup tinggi. Menurut BPS, pada 2019 pun masih cukup banyak masyarakat yang memanfaatkan sumber air tidak terlindungi, seperti air dari sumur atau sumber yang illegal untuk memenuhi kebutuhan air minumnya.
Firdaus Ali, Pendiri dan Pimpinan Indonesia Water Institute (IWI) sekaligus Staf Ahli Kementerian PUPR Bidang ESDM mengatakan, Indonesia saat ini tengah mengalami permasalahan air minum bersih karena adanya kelangkaan air baku untuk air bersih perpipaan yang langsung dialirkan ke rumah.
"Selain itu, adanya pencemaran sumber air baku karena lokasinya yang dekat dengan pencemar, ekstraksi dalam tanah yang berlebihan dan tingginya produksi ilegal air minum di tengah masyarakat. Sehingga, tidak mengherankan jika sulit sekali menemukan air minum yang berkualitas dan tidak terkontaminasi bakteri," paparnya.
"Akibat laju urbanisasi yang cepat, fenomena air minum isi ulang kian menjamur di perkotaan. Pertumbuhan Depot Air Minum (DAM) di DKI Jakarta meningkat hingga 800%, dan didapatkan bahwa banyak air minum isi ulang memiliki kualitas yang rendah, yang mana sekitar 40% galon isi ulang dan 25,3% keran outlet terdapat bakteri E. coli. Masyarakat juga harus lebih berhati-hati karena masih banyak sekali DAM yang tidak resmi dan tidak mematuhi standardisasi pemerintah. air minum yang jernih dan tidak berasa belum tentu bebas dari bakteri," lanjutnya.
Baca juga: MNC Life Pro Medis Rilis, Bisa Klaim di Seluruh Dunia
"Meski sudah adanya peningkatan untuk menjalani hidup bersih, masyarakat dianjurkan untuk terus melakukan pengecekan keamanan dan kualitas air kemasan, dengan memperhatikan produsen air minum yang telah memiliki sertifikasi BPOM, melihat tempat penyimpanan airnya, pengelolaannya dan lokasi pendistribusiannya," katanya lagi.
(nug)