Pentingnya Upaya Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat merupakan hal yang sangat penting. Isu ini pun menjadi fokus KTT ASEAN 2023 yang berlangsung pada 9-11 Mei lalu. Hal ini juga terlihat dari tema yang diusung yakni "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".
Sebagai anggota ASEAN dan tuan rumah KTT ASEAN 2023, Indonesia saat ini juga tengah fokus terus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya.
Upaya yang dilakukan salah satunya adlaah mengembangkan upaya terapi untuk berbagai penyakit, seperti kanker dan penyakit tidak menular lainnya. Seperti diketahui, sejak 1980-an hingga saat ini, terapi kanker dilakukan melalui imunoterapi.
Kendati begitu, meski sudah ada imunoterapi, penyakit kanker masih terus menghantui masyarakat Indonesia. Keadaan ini diperparah dengan faktor risiko.
"Faktor risiko tersebut di antaranya polusi udara, perilaku berisiko, stres serta gaya hidup masyarakat yang kurang sehat akibat mengonsumsi makanan berminyak maupun merokok," tutur Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Hermatologi dan Onkologi Medik), dr. Hary Gustian, Sp.PD, KHOM, FINASIM, dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Masyarakat, kata dia, perlu mengenali dan mengelola risiko kesehatan di lingkungannya yang dapat berpotensi menimbulkan penyakit menular maupun tidak menular.
"Pandemi Covid-19 menjadi pengalaman berharga bagi kita semua untuk belajar menerapkan pola hidup sehat, serta mengelola risiko kesehatan dan menghindari perilaku berisiko," ujar dr. Hary.
Dia juga menyampaikan bahwa upaya pencegahan dan edukasi akan bahaya penyakit tidak menular terus dilakukan oleh tenaga kesehatan dan juga berbagai pihak.
"Namun, jika masih banyak masyarakat yang masih tidak aware atau masih tetap melakukan gaya hidup dan perilaku yang berisiko, maka upaya pengurangan risiko adalah pilihan terbaik yang dapat dilakukan," terangnya.
Sebagai anggota ASEAN dan tuan rumah KTT ASEAN 2023, Indonesia saat ini juga tengah fokus terus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya.
Upaya yang dilakukan salah satunya adlaah mengembangkan upaya terapi untuk berbagai penyakit, seperti kanker dan penyakit tidak menular lainnya. Seperti diketahui, sejak 1980-an hingga saat ini, terapi kanker dilakukan melalui imunoterapi.
Kendati begitu, meski sudah ada imunoterapi, penyakit kanker masih terus menghantui masyarakat Indonesia. Keadaan ini diperparah dengan faktor risiko.
"Faktor risiko tersebut di antaranya polusi udara, perilaku berisiko, stres serta gaya hidup masyarakat yang kurang sehat akibat mengonsumsi makanan berminyak maupun merokok," tutur Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Hermatologi dan Onkologi Medik), dr. Hary Gustian, Sp.PD, KHOM, FINASIM, dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Masyarakat, kata dia, perlu mengenali dan mengelola risiko kesehatan di lingkungannya yang dapat berpotensi menimbulkan penyakit menular maupun tidak menular.
"Pandemi Covid-19 menjadi pengalaman berharga bagi kita semua untuk belajar menerapkan pola hidup sehat, serta mengelola risiko kesehatan dan menghindari perilaku berisiko," ujar dr. Hary.
Dia juga menyampaikan bahwa upaya pencegahan dan edukasi akan bahaya penyakit tidak menular terus dilakukan oleh tenaga kesehatan dan juga berbagai pihak.
"Namun, jika masih banyak masyarakat yang masih tidak aware atau masih tetap melakukan gaya hidup dan perilaku yang berisiko, maka upaya pengurangan risiko adalah pilihan terbaik yang dapat dilakukan," terangnya.