Sejarah Singkat Hocho, Pisau Dapur Jepang yang Digunakan Banyak Chef
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dunia masak memasak memang selalu menarik dan menyenangkan. Tidak hanya pada ranah rumah tangga, memasak kini sudah berkembang ke arah yang lebih profesional. Dan yang menakjubkan, memasak telah menjadi tren tersendiri di tengah masyarakat.
Baca juga: Kecantikan Tukang Bangunan Ini Bikin Heboh Jagat Maya
Perkembangan tren memasak mendorong sejumlah produsen alat-alat masak untuk mengeluarkan produk-produk unggulannya. Pisau misalnya, salah satu alat yang sangat diperlukan kala memasak di dapur ini terus mengalami inovasi. Tak hanya produsen pisau dalam negeri, produsen pisau internasional juga terus berupaya merebut pasar peralatan dapur dan memasak.
Shinsei.id, salah satu pemasok brand-brand pisau Jepang di Indonesia, memiliki segudang koleksi pisau dapur yang menjadi incaran para juru masak profesional. Tidak hanya dari segi kegunaan, pisau dapur yang disalurkan Shinsei.id ini memiliki story telling dan sejarah yang menarik.
Pisau dapur Jepang atau yang biasa disebut dengan Hocho memiliki material dan desain yang berasal dari pedang yang biasa dipakai oleh para Samurai. Pada saat pedang yang menjadi identitas seorang Samurai tidak lagi diperlukan, para pandai besi di Negeri Sakura itu pun berubah haluan membuat Hocho. Bukan tanpa sebab, pisau dapur pada awal abad 19 mengalami lonjakan permintaan.
Hocho modern pertama yang diproduksi di Jepang adalah pisau bermata satu Yanagiba yang memiliki bentuk memanjang. Pisau ini digunakan untuk memotong makanan seperti ikan untuk sashimi dan sejumlah bahan baku masakan lainnya.
Hocho lainnya yang juga populer pada masa itu adalah Deba. Pisau tersebut memiliki punggung lebih tebal dari mata pisaunya. Deba lazim digunakan untuk memotong ikan dengan tulangnya.
Biasanya, bila seorang juru masak memiliki Deba, sudah pasti memiliki Nakiri. Pisau yang mempunyai bentuk seperti golok dapur China ini lebih sering digunakan untuk memotong sayuran.
"Deretan Hocho atau pisau tersebut dibuat berdasarkan sejarah dan jenis makanan yang dikonsumsi orang Jepang yang kala itu mayoritas mengkonsumsi sayuran dan ikan," kata Viki Jaya, pemilik brand pisau Jepang Shinsei.id, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (22/5).
Ketika Jepang membuka diri pada 1853, pasca mengisolasi diri lebih dari 200 tahun, invasi makanan dari belahan bumi bagian Barat yang notabene berbahan dasar daging benar-benar merubah tren alat-alat masak di Jepang.
Baca juga: Kecantikan Tukang Bangunan Ini Bikin Heboh Jagat Maya
Perkembangan tren memasak mendorong sejumlah produsen alat-alat masak untuk mengeluarkan produk-produk unggulannya. Pisau misalnya, salah satu alat yang sangat diperlukan kala memasak di dapur ini terus mengalami inovasi. Tak hanya produsen pisau dalam negeri, produsen pisau internasional juga terus berupaya merebut pasar peralatan dapur dan memasak.
Shinsei.id, salah satu pemasok brand-brand pisau Jepang di Indonesia, memiliki segudang koleksi pisau dapur yang menjadi incaran para juru masak profesional. Tidak hanya dari segi kegunaan, pisau dapur yang disalurkan Shinsei.id ini memiliki story telling dan sejarah yang menarik.
Pisau dapur Jepang atau yang biasa disebut dengan Hocho memiliki material dan desain yang berasal dari pedang yang biasa dipakai oleh para Samurai. Pada saat pedang yang menjadi identitas seorang Samurai tidak lagi diperlukan, para pandai besi di Negeri Sakura itu pun berubah haluan membuat Hocho. Bukan tanpa sebab, pisau dapur pada awal abad 19 mengalami lonjakan permintaan.
Hocho modern pertama yang diproduksi di Jepang adalah pisau bermata satu Yanagiba yang memiliki bentuk memanjang. Pisau ini digunakan untuk memotong makanan seperti ikan untuk sashimi dan sejumlah bahan baku masakan lainnya.
Hocho lainnya yang juga populer pada masa itu adalah Deba. Pisau tersebut memiliki punggung lebih tebal dari mata pisaunya. Deba lazim digunakan untuk memotong ikan dengan tulangnya.
Biasanya, bila seorang juru masak memiliki Deba, sudah pasti memiliki Nakiri. Pisau yang mempunyai bentuk seperti golok dapur China ini lebih sering digunakan untuk memotong sayuran.
"Deretan Hocho atau pisau tersebut dibuat berdasarkan sejarah dan jenis makanan yang dikonsumsi orang Jepang yang kala itu mayoritas mengkonsumsi sayuran dan ikan," kata Viki Jaya, pemilik brand pisau Jepang Shinsei.id, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (22/5).
Ketika Jepang membuka diri pada 1853, pasca mengisolasi diri lebih dari 200 tahun, invasi makanan dari belahan bumi bagian Barat yang notabene berbahan dasar daging benar-benar merubah tren alat-alat masak di Jepang.