Penderita Vitiligo Tak Harus Rendah Diri, Mereka Juga Bisa Berprestasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vitiligo adalah kondisi kulit jangka panjang yang ditandai dengan bercak-bercak pada kulit dimana kulit kehilangan pigmennya. Seringkali bercak mulai muncul di area kulit yang terpapar sinar matahari. dr. Sondang MHA Pandjaitan Sirait, SpKK(K), MPd.Ked, FINSDV, FAADV (Ketua Dermatopatologi, KSM Dept Dermatologi dan Venerologi FKUI RSCM) mengemukakan bahwa penyebab pasti vitiligo tidak diketahui. Hal ini diyakini karena kerentanan genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan sehingga terjadi penyakit autoimun yang menyebabkan penghancuran sel pigmen kulit.
Saat ini, tercatat 0,1-2% prevalensi vitiligo atau setara dengan sekitar 5 juta penduduk yang mengalaminya bahkan lebih karena belum ada data pasti yang menggambarkan keadaannya di Indonesia. WHO menyebutkan Indonesia merupakan daerah radiasi UV (8-13)yang ekstrim shingga memerlukan kewaspadaan dari penduduknya.
Untuk melindungi dari radiasi ekstrim, disarankan untuk menggunakan tabir surya(Sunscreen) yang dapat menghindarikan dari efek negatif seperti terbakar sinar matahari (sunburn) ,kanker kulit(skin cancer) ataupunpenuaan (aging) termasuk terjadinya Vitiligo.
“Faktor risiko termasuk riwayat keluarga atau penyakit autoimun lainnya, seperti hipertiroidisme, alopecia areata, dan anemia pernisiosa. Vitiligo sendiri tidak menular akan tetapi memang memerlukan terapi dalam jangka waktu yang lama dan komplek. Dampak Vitiligo diantaranya menyebabkan stres psikologis dan mereka yang terkena terkadang mendapat stigma tertentu“ ujar dr. Sondang.
Sebagai bentuk dari dukungan dan kepedulian terhadap pasien Vitiligo, PT. Regenesis Indonesia menghimpun sebuah gerakan untuk membantu para sahabat Vitiligo. Gerakan Self-Love Movement diluncurkan pada hari ini tepat pada Bulan Peringatan Hari Vitiligo Dunia.
Baca Juga : Vaksin Covid-19 Picu 4 Efek Samping pada Kulit, Gatal dan Bengkak
Ron Pirolo General Manager Regenesis Indonesia menjelaskan bahwa bahwa Self-Love Movement merupakan bentuk kepedulian dan kasih sayang Perusahaan yang selaras dengan nilai utama Regenesis yaitu I-CARE.
“Sebagai bentuk implementasi dari nilai utama kami, maka tepat di Bulan peringatan Hari Vitiligo Dunia di tahun ini, Regenesis Indonesia meluncurkan kampanye SELF-LOVE MOVEMENT sebagai program dari tanggung jawab social Perusahaan. Dengan kampanye ini, kami berkomitmen untuk berkontribusi menjadi support system yang baik bagi para sahabat vitiligo di Indonesia,” ujar Ron.
Menurut Ron, Regenesis Indonesia menyadari bahwa tidak mudah untuk mengubah faktor eksternal seperti tekanan dari orang lain terhadap pasien vitiligo, namun dengan membangun kepercayaan diri dan support system bagi mereka, maka dapat memberikan kekuatan tersendiri.
Ir Emmy Noviawati Selaku Sales & Marketing Director Regenesis menjelaskan bahwa tujuan Self- Love Movement ini adalah untuk membangkitkan kesadaran diri akan potensi yang ada didalam diri pasien penderita Vitiligo. “Dengan membangun kepercayaan diri, penderita akan terstimulasi untuk lebih mengejar prestasi tanpa terganggu dengan faktor eksternal yang memberikan dampak negative. Sebagai contoh penderita Vitiligo yang memiliki prestasi adalah Winnie Harlow Model Amerian Top Model yang pernah menjadi model America's Next Top Model.” ujar Emmy.
Baca Juga : Perasaan Tidak Nyaman dan Kecemasan Tanda Serangan Jantung yang Kurang Diketahui
Dr Hanny Nilasari, SpKK(K) sebagai ketua KSM Dept Dermatologi dan Venerologi FKU yang juga sebagai anggota PERDOSKI menyambut baik rencana baik kampanye ini. Karenanya, Regenesis Indonesia rencananya akan menggandeng 13 Teaching Hospital berkolaborasi dengan VITI-HOPE komunitas yang diinisiasi oleh PERDOSKI pada kedepannya. Serta plan jangka panjang seperti pojok edukasi Self Love ataupun offline gathering dengan pasien vitiligo ketika keadaan pandemic telah mereda.
Dr Hanny Nilasari, SpKK(K) sebagai Ketua KSM Dept Dermatologi dan Venerologi FKUI RSCM mengatakan pentingnya wadah edukasi bagi sahabat vitiligo. “Walaupun mereka telah menerima terapi UV B, penting juga untuk tetap menggunakan tabir surya dalam keseharian mereka ataupun juga sebagai contoh masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui informasi yang tepat bahwa Vitiligo adalah bukan penyakit menular.
Saat ini, tercatat 0,1-2% prevalensi vitiligo atau setara dengan sekitar 5 juta penduduk yang mengalaminya bahkan lebih karena belum ada data pasti yang menggambarkan keadaannya di Indonesia. WHO menyebutkan Indonesia merupakan daerah radiasi UV (8-13)yang ekstrim shingga memerlukan kewaspadaan dari penduduknya.
Untuk melindungi dari radiasi ekstrim, disarankan untuk menggunakan tabir surya(Sunscreen) yang dapat menghindarikan dari efek negatif seperti terbakar sinar matahari (sunburn) ,kanker kulit(skin cancer) ataupunpenuaan (aging) termasuk terjadinya Vitiligo.
“Faktor risiko termasuk riwayat keluarga atau penyakit autoimun lainnya, seperti hipertiroidisme, alopecia areata, dan anemia pernisiosa. Vitiligo sendiri tidak menular akan tetapi memang memerlukan terapi dalam jangka waktu yang lama dan komplek. Dampak Vitiligo diantaranya menyebabkan stres psikologis dan mereka yang terkena terkadang mendapat stigma tertentu“ ujar dr. Sondang.
Sebagai bentuk dari dukungan dan kepedulian terhadap pasien Vitiligo, PT. Regenesis Indonesia menghimpun sebuah gerakan untuk membantu para sahabat Vitiligo. Gerakan Self-Love Movement diluncurkan pada hari ini tepat pada Bulan Peringatan Hari Vitiligo Dunia.
Baca Juga : Vaksin Covid-19 Picu 4 Efek Samping pada Kulit, Gatal dan Bengkak
Ron Pirolo General Manager Regenesis Indonesia menjelaskan bahwa bahwa Self-Love Movement merupakan bentuk kepedulian dan kasih sayang Perusahaan yang selaras dengan nilai utama Regenesis yaitu I-CARE.
“Sebagai bentuk implementasi dari nilai utama kami, maka tepat di Bulan peringatan Hari Vitiligo Dunia di tahun ini, Regenesis Indonesia meluncurkan kampanye SELF-LOVE MOVEMENT sebagai program dari tanggung jawab social Perusahaan. Dengan kampanye ini, kami berkomitmen untuk berkontribusi menjadi support system yang baik bagi para sahabat vitiligo di Indonesia,” ujar Ron.
Menurut Ron, Regenesis Indonesia menyadari bahwa tidak mudah untuk mengubah faktor eksternal seperti tekanan dari orang lain terhadap pasien vitiligo, namun dengan membangun kepercayaan diri dan support system bagi mereka, maka dapat memberikan kekuatan tersendiri.
Ir Emmy Noviawati Selaku Sales & Marketing Director Regenesis menjelaskan bahwa tujuan Self- Love Movement ini adalah untuk membangkitkan kesadaran diri akan potensi yang ada didalam diri pasien penderita Vitiligo. “Dengan membangun kepercayaan diri, penderita akan terstimulasi untuk lebih mengejar prestasi tanpa terganggu dengan faktor eksternal yang memberikan dampak negative. Sebagai contoh penderita Vitiligo yang memiliki prestasi adalah Winnie Harlow Model Amerian Top Model yang pernah menjadi model America's Next Top Model.” ujar Emmy.
Baca Juga : Perasaan Tidak Nyaman dan Kecemasan Tanda Serangan Jantung yang Kurang Diketahui
Dr Hanny Nilasari, SpKK(K) sebagai ketua KSM Dept Dermatologi dan Venerologi FKU yang juga sebagai anggota PERDOSKI menyambut baik rencana baik kampanye ini. Karenanya, Regenesis Indonesia rencananya akan menggandeng 13 Teaching Hospital berkolaborasi dengan VITI-HOPE komunitas yang diinisiasi oleh PERDOSKI pada kedepannya. Serta plan jangka panjang seperti pojok edukasi Self Love ataupun offline gathering dengan pasien vitiligo ketika keadaan pandemic telah mereda.
Dr Hanny Nilasari, SpKK(K) sebagai Ketua KSM Dept Dermatologi dan Venerologi FKUI RSCM mengatakan pentingnya wadah edukasi bagi sahabat vitiligo. “Walaupun mereka telah menerima terapi UV B, penting juga untuk tetap menggunakan tabir surya dalam keseharian mereka ataupun juga sebagai contoh masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui informasi yang tepat bahwa Vitiligo adalah bukan penyakit menular.
(wur)