Biofarma dan Nusantics Kenalkan Alat Uji Deteksi PCR Covid-19 dengan Metode Kumur
loading...
A
A
A
JAKARTA - BioFarma dan perusahaan rintisan bioteknologi Nusantics meluncurkan inovasi terbaru, Bio Saliva, alat uji untuk mendeteksi Covid-19 dengan metode kumur (gargling). Metode ini jauh lebih nyaman untuk mendeteksi virus Covid-19 dalam tubuh pasien dengan atau tanpa gejala.
Baca juga: Berada di Tengah Zona Merah, Audi Marissa Merasa Super Merinding
Bio Saliva ini merupakan pelengkap dari produk sebelumnya yaitu mBioCov19 yang juga dikembangkan Nusantics. Proses pengembangannya melibatkan 400 lebih sampel dari pasienpositif Covid-19 , baik pasien rawat jalan maupun rawat inap dan riset validasi selama 7 bulan. Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan FK UNDIP, RSND dan RSDK dan telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik juga telah menggelar seminar nasional yang membedah keunggulan dan kekurangan produk gargle Bio Saliva PCR ini pada awal Mei 2021 dan dihadiri secara daring oleh ribuan dokter dan tenaga kesehatan. Nusantics dan Biofarma telah melakukan berbagai pengembangan berdasarkan masukan berbagai pihak terutama dari kalangan dokter spesialis dan tenaga kesehatan.
Menurut CTO Nusantics, Revata Utama, Bio Saliva dapat mendeteksi hingga angka CT 40 dan memiliki performance yang sangat baik untuk CT <35 dengan sensitivitas hingga 93.57%. Hal ini tentunya menjadikan Gargle-PCR sebagai alternatif selain gold standard Swab Nasofaring-Orofaring menggunakan PCR Kit yang memiliki sensitifitas hingga 95%.
Penggunaan Bio Saliva cocok untuk secreening rutin area pabrik/kawasan industri, gedung perkantoran, pemukiman dan sekolah untuk kebutuhan pemantauan dan deteksi awal. Hal ini tentunya akan menambah kapasitas dan efisiensi lab klinis mitra BioSaliva.
Di tengah maraknya varian mutasi Covid-19 dan tingginya angka penyebaran, PT. BioFarma menjawab kebutuhan akan alat uji yang nyaman dan akurat.
"Penggunaan Bio Saliva, bersama dengan m-BioCov-19 dapat mendeteksi mutasi B 117 (Alpha), B 1.351 (Beta), P.1 (Gamma), B 1.617.2 (Delta), B 1.617.1 (Kappa), B 1.525 (Eta), B 1.526 (Iota), B 1.466.2 (varian Indonesia), B 1.427/29 (Epsilon), dan C.37 (Lambda). Sampai saat ini belum ada produk alat uji Covid-19 di Indonesia yang dapat mendeteksi 10 varian mutasi Covid-19," tutur Revata dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/7).
"Kami sudah mengujinya dengan bioinformatics alignment terhadap puluhan ribu data Whole Genome Sequencing variant-variant tersebut. Kemampuan mBioCoV19 mendeteksi semua varian yang beredar dikarenakan pertimbangan atas target genes yang dipakai dalam desain PCR kit sejak tahun lalu. Dimana gene E, M, S, dan N memiliki tingkat mutasi yang tinggi, maka kami memilih target gene helicase (nsp-13) dan RdRp (nsp-12) yang sangat conserved (atau lebih tahan terhadap mutasi) dan sensitif," jelasnya lagi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BioFarma, Honesti Basyir mentatakan bahwa ini kali pertama Indonesia membangun industri diagnostik. "Meskipun kita tertinggal 2-3 dekade ketimbang negara maju, namun Biofarma telah berhasil mencatat prestasi penting selama masa pandemi," ungkapnya.
"Pastinya masih diperlukan beberapa penambahan sehingga alat uji Bio Saliva ini akan semakin sempurna, maka harus kita dorong percepatan penyempurnaan produk. Masukan dari berbagai pihak ditahap limited release ini sangat membantu. Kita tidak boleh tertinggal," lanjutnya.
Baca juga: Bahan-Bahan Makanan Berikut Diyakini Dapat Menyehatkan Paru-Paru
Guna mempermudah akses masyarakat kepada metode tes yang nyaman ini, mulai 3 Juli 2021, pengecekan dengan menggunakan Bio Saliva dapat dilakukan di laboratorium GSI Kuningan dan Cilandak (limited releases). Akses kepada metode tes ini selanjutnya akan diperluas ke lebih banyak laboratorium klinis di seluruh Indonesia yang merupakan mitra dari PT Bio Farma.
Baca juga: Berada di Tengah Zona Merah, Audi Marissa Merasa Super Merinding
Bio Saliva ini merupakan pelengkap dari produk sebelumnya yaitu mBioCov19 yang juga dikembangkan Nusantics. Proses pengembangannya melibatkan 400 lebih sampel dari pasienpositif Covid-19 , baik pasien rawat jalan maupun rawat inap dan riset validasi selama 7 bulan. Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan FK UNDIP, RSND dan RSDK dan telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik juga telah menggelar seminar nasional yang membedah keunggulan dan kekurangan produk gargle Bio Saliva PCR ini pada awal Mei 2021 dan dihadiri secara daring oleh ribuan dokter dan tenaga kesehatan. Nusantics dan Biofarma telah melakukan berbagai pengembangan berdasarkan masukan berbagai pihak terutama dari kalangan dokter spesialis dan tenaga kesehatan.
Menurut CTO Nusantics, Revata Utama, Bio Saliva dapat mendeteksi hingga angka CT 40 dan memiliki performance yang sangat baik untuk CT <35 dengan sensitivitas hingga 93.57%. Hal ini tentunya menjadikan Gargle-PCR sebagai alternatif selain gold standard Swab Nasofaring-Orofaring menggunakan PCR Kit yang memiliki sensitifitas hingga 95%.
Penggunaan Bio Saliva cocok untuk secreening rutin area pabrik/kawasan industri, gedung perkantoran, pemukiman dan sekolah untuk kebutuhan pemantauan dan deteksi awal. Hal ini tentunya akan menambah kapasitas dan efisiensi lab klinis mitra BioSaliva.
Di tengah maraknya varian mutasi Covid-19 dan tingginya angka penyebaran, PT. BioFarma menjawab kebutuhan akan alat uji yang nyaman dan akurat.
"Penggunaan Bio Saliva, bersama dengan m-BioCov-19 dapat mendeteksi mutasi B 117 (Alpha), B 1.351 (Beta), P.1 (Gamma), B 1.617.2 (Delta), B 1.617.1 (Kappa), B 1.525 (Eta), B 1.526 (Iota), B 1.466.2 (varian Indonesia), B 1.427/29 (Epsilon), dan C.37 (Lambda). Sampai saat ini belum ada produk alat uji Covid-19 di Indonesia yang dapat mendeteksi 10 varian mutasi Covid-19," tutur Revata dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/7).
"Kami sudah mengujinya dengan bioinformatics alignment terhadap puluhan ribu data Whole Genome Sequencing variant-variant tersebut. Kemampuan mBioCoV19 mendeteksi semua varian yang beredar dikarenakan pertimbangan atas target genes yang dipakai dalam desain PCR kit sejak tahun lalu. Dimana gene E, M, S, dan N memiliki tingkat mutasi yang tinggi, maka kami memilih target gene helicase (nsp-13) dan RdRp (nsp-12) yang sangat conserved (atau lebih tahan terhadap mutasi) dan sensitif," jelasnya lagi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BioFarma, Honesti Basyir mentatakan bahwa ini kali pertama Indonesia membangun industri diagnostik. "Meskipun kita tertinggal 2-3 dekade ketimbang negara maju, namun Biofarma telah berhasil mencatat prestasi penting selama masa pandemi," ungkapnya.
"Pastinya masih diperlukan beberapa penambahan sehingga alat uji Bio Saliva ini akan semakin sempurna, maka harus kita dorong percepatan penyempurnaan produk. Masukan dari berbagai pihak ditahap limited release ini sangat membantu. Kita tidak boleh tertinggal," lanjutnya.
Baca juga: Bahan-Bahan Makanan Berikut Diyakini Dapat Menyehatkan Paru-Paru
Guna mempermudah akses masyarakat kepada metode tes yang nyaman ini, mulai 3 Juli 2021, pengecekan dengan menggunakan Bio Saliva dapat dilakukan di laboratorium GSI Kuningan dan Cilandak (limited releases). Akses kepada metode tes ini selanjutnya akan diperluas ke lebih banyak laboratorium klinis di seluruh Indonesia yang merupakan mitra dari PT Bio Farma.
(nug)