MSB Gelar Lomba Nulis Puisi Corona Tingkat SMA se-Bandung Raya, Ini Juaranya
loading...
A
A
A
BANDUNG - Majelis Sastra Bandung (MSB) menggelar lomba menulis puisi bertema Corona untuk tingkat SMA se Bandung Raya. Dewan juri telah mengumumkan juara lomba ini.
Dewan juri memutuskan, pemenang nya adalah, pemenang pertama, Salsa Gita Bornifa (SMA Lembang) dengan puisi berjudul "Suara di Sini" dan juara dua Engelina Sihotang (SMAN Majalaya) dengan karya berjudul "Covid 19".
"Lomba Nulis Puisi Corona tingkat SMA se Bandung Raya Tahun 2020 yang digelar Majelis Sastra Bandung ini semula berakhir 24 April, tapi dimajukan menjadi 20 April 2020," kata salah satu juri Ratna M Rochiman.
Ratna mengemukakan, naskah puisi yang masuk ke panitia sebanyak 60 naskah. Setelah disaring, terdapat 36 puisi yang masuk kriteria penilaian. "Juara pertama dan kedua berhak mendapatkan uang masing masing sebesar Rp200 ribu dan sejumlah buku sastra," ujar dia.
Ratna menuturkan, seharusnya ada pemenang ketiga dengan hadiah uang Rp100 ribu. Tetapi karena juri tidak mendapatkan juara ketika tersebut, hadiah Rp100 ribu ditiadakan.
"Namun peserta yang hanya mendapatkan sejumlah buku sastra, yakni Salma Salwa Hafidz (SMAN Majalaya) dengan puisi berjudul "Datangnya Pilu". Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat," tutur Ratna.
"Saya baru tadi pagi membaca puisi puisi kalian. Bukan masalah baik dan buruknya puisi akhirnya, tapi semangat siswa untuk melawan Corona yang saya salut," ungkap dia.
Ratna mengimbau, yang tidak mendapatkan uang jangan berkecil hati. Nulis Puisi Corona tingkat SMA se Bandung Raya Tahun 2020 ini hanya lomba kecil-kecilan tapi sangat besar artinya bagi perkembangan sastra dan kemanusiaan. "Semua puisi akan saya bukukan lalu dikirim ke WHO (World Health Organization/Organisasi Kesehatan Dunia)," pungkas Ratna.
Berikut puisi yang meraih juara pertama di Nulis Puisi Corona tingkat SMA se Bandung Raya Tahun 2020:
Suara di Sini
(Salsa Gita Bornifa Then - SMAN 1 Lembang)
Ruh terpatri kembali pada tubuh.
Hembusan nafas terasa memburu
Tuhan ternyata masih beri kesempatan
Untuk terbangun kemudian.
Lantas bagaimana dengan tindakan?
Senyum kali ini, merobek bibir.
Hari-hari terlewati dengan mengunci diri,
Tak ada pertemuan, tiada perjamuan.
Tapi ada bahagia di pojokan hati,
Diam-diam, ia berusaha mengambil alih
Keseluruhannya, dari hati.
Senyum hari ini, merobek bibir.
Di luar, jalanan sepi.
Hanya gemuruh kendaraan,
Atau kicauan berita yang tak karuan.
Orang-orang ikut mengunci diri juga.
Tidak menarik lagi membahas penyakit,
Orang-orang sibuk menjadi penyair,
Membahas syair, musik, nyanyian,
Lalu hal-hal yang tak begitu penting.
Aku terkekeh geli melihatnya.
Kadang aku ikut-ikutan hal itu,
Mungkin dipaksa atau terpaksa.
Tawaku meledak tak kendali kemudian.
Bibirku robek oleh tawa kali ini.
Kini seluruh rumah peribadatan sepi.
Tak ada yang berani lagi,
Mungkin cukup manusiawi.
Tuhan mungkin mengerti,
Bahwasanya manusia hendaknya berdiam
Atau berdoa dalam heningnya
Sambil mengingat Tuhannya.
Aku terkekeh lagi,
Kali ini hatiku tergelitik.
Betapa lucunya manusia yang berdoa
Tapi tujuan mereka untuk dunia.
Senyum dan tawa berhasil merobek bibirku yang kian menipis dalam menyebut nama-Mu, Tuhanku.
(Lembang, April 2020)
Dewan juri memutuskan, pemenang nya adalah, pemenang pertama, Salsa Gita Bornifa (SMA Lembang) dengan puisi berjudul "Suara di Sini" dan juara dua Engelina Sihotang (SMAN Majalaya) dengan karya berjudul "Covid 19".
"Lomba Nulis Puisi Corona tingkat SMA se Bandung Raya Tahun 2020 yang digelar Majelis Sastra Bandung ini semula berakhir 24 April, tapi dimajukan menjadi 20 April 2020," kata salah satu juri Ratna M Rochiman.
Ratna mengemukakan, naskah puisi yang masuk ke panitia sebanyak 60 naskah. Setelah disaring, terdapat 36 puisi yang masuk kriteria penilaian. "Juara pertama dan kedua berhak mendapatkan uang masing masing sebesar Rp200 ribu dan sejumlah buku sastra," ujar dia.
Ratna menuturkan, seharusnya ada pemenang ketiga dengan hadiah uang Rp100 ribu. Tetapi karena juri tidak mendapatkan juara ketika tersebut, hadiah Rp100 ribu ditiadakan.
"Namun peserta yang hanya mendapatkan sejumlah buku sastra, yakni Salma Salwa Hafidz (SMAN Majalaya) dengan puisi berjudul "Datangnya Pilu". Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat," tutur Ratna.
"Saya baru tadi pagi membaca puisi puisi kalian. Bukan masalah baik dan buruknya puisi akhirnya, tapi semangat siswa untuk melawan Corona yang saya salut," ungkap dia.
Ratna mengimbau, yang tidak mendapatkan uang jangan berkecil hati. Nulis Puisi Corona tingkat SMA se Bandung Raya Tahun 2020 ini hanya lomba kecil-kecilan tapi sangat besar artinya bagi perkembangan sastra dan kemanusiaan. "Semua puisi akan saya bukukan lalu dikirim ke WHO (World Health Organization/Organisasi Kesehatan Dunia)," pungkas Ratna.
Berikut puisi yang meraih juara pertama di Nulis Puisi Corona tingkat SMA se Bandung Raya Tahun 2020:
Suara di Sini
(Salsa Gita Bornifa Then - SMAN 1 Lembang)
Ruh terpatri kembali pada tubuh.
Hembusan nafas terasa memburu
Tuhan ternyata masih beri kesempatan
Untuk terbangun kemudian.
Lantas bagaimana dengan tindakan?
Senyum kali ini, merobek bibir.
Hari-hari terlewati dengan mengunci diri,
Tak ada pertemuan, tiada perjamuan.
Tapi ada bahagia di pojokan hati,
Diam-diam, ia berusaha mengambil alih
Keseluruhannya, dari hati.
Senyum hari ini, merobek bibir.
Di luar, jalanan sepi.
Hanya gemuruh kendaraan,
Atau kicauan berita yang tak karuan.
Orang-orang ikut mengunci diri juga.
Tidak menarik lagi membahas penyakit,
Orang-orang sibuk menjadi penyair,
Membahas syair, musik, nyanyian,
Lalu hal-hal yang tak begitu penting.
Aku terkekeh geli melihatnya.
Kadang aku ikut-ikutan hal itu,
Mungkin dipaksa atau terpaksa.
Tawaku meledak tak kendali kemudian.
Bibirku robek oleh tawa kali ini.
Kini seluruh rumah peribadatan sepi.
Tak ada yang berani lagi,
Mungkin cukup manusiawi.
Tuhan mungkin mengerti,
Bahwasanya manusia hendaknya berdiam
Atau berdoa dalam heningnya
Sambil mengingat Tuhannya.
Aku terkekeh lagi,
Kali ini hatiku tergelitik.
Betapa lucunya manusia yang berdoa
Tapi tujuan mereka untuk dunia.
Senyum dan tawa berhasil merobek bibirku yang kian menipis dalam menyebut nama-Mu, Tuhanku.
(Lembang, April 2020)
(awd)