Anosmia Bisa Disembuhkan Bersaman dengan Terapi Covid-19

Sabtu, 31 Juli 2021 - 03:23 WIB
loading...
Anosmia Bisa Disembuhkan Bersaman dengan Terapi Covid-19
Masalah pada indera penciuman ini tentunya sangat mengganggu, salah satunya adalah membuat pasien Covid-19 menjadi kehilangan nafsu makannya. / Foto: ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Anosmia menjadi salah satu gejala yang paling sering dikeluhkan masyarakat. Anosmia adalah kondisi di mana seseorang kehilangan indera penciumannya secara total sehingga tidak bisa mencium aroma yang ada di sekelilingnya.

Baca juga: 4 Gejala Positif Covid-19 Setelah Divaksinasi, Apa Saja?

Masalah pada indera penciuman ini tentunya sangat mengganggu, salah satunya adalah membuat pasien Covid-19 menjadi kehilangan nafsu makannya.

Dokter THT, Bedah Kepala, dan Leher, dr. Hemastia Manuhara menjelaskan bahwa anosmia bisa disembuhkan bersaman dengan terapi Covid-19 yang diberikan kepada seseorang.

Akan tetapi khusus untuk anosmianya biasa diberikan cuci hidung, menggunakan cairan fisiologis, larutan nacl, ataupun garam hidung untuk membersihkan.

"Selain itu bisa juga diberikan vitamin C, Vitamin D dan Zinc. Selain itu pasien juga harus melakukan latihan penciuman untuk merangsang sistem penciuman mereka. Sebab dengan indera penciuman yang terganggu, makan pun akan terasa hambar sehingga pasien kehilangan nafsu makan dan lama sembuhnya," kata dr. Hemastia, dalam Instagram Series Okezone dan Sindonews, Jumat (30/7).

Dokter Hemastia menjelaskan ada beberapa benda yang bisa digunakan sebagai sarana latihan penciuman yang mudah ditemui dirumah. Beberapa diantaranya adalah kopi, jeruk nipis, cengkeh, atau wangi bunga mawar. Bisa juga mencium parfum atau wewangian lainnya yang memiliki aroma menyengat.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 MNC Peduli dan Dewan Pers Diharapkan Buat Indonesia Lebih Baik

"Pokoknya aroma yang menyengat bisa digunakan untuk latihan minimal sehari 2-3 kali. Penelitian terbaru menyebut anosmia pada Covid-19 bisa hilang setelah 14-28 hari setelah terpajan. Tapi ini pada kondisi normal, seperti komorbid, dan terapi secara cepat dan tepat. Tapi ada pula yang sudah terapi tapi tidak balik anosmianya, jadi 30% tetap tertinggal anosmianya," bebernya.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1516 seconds (0.1#10.140)