Pasien Covid-19 Ringan Akan Alami Gejala Baru Setelah Sembuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasien Covid-19 ringan akan mengalami gejala baru setelah sembuh. Mereka juga cenderung mencari perawatan medis di bulan-bulan berikutnya. Di mana dua pertiga dari mereka memiliki kondisi kesehatan yang tidak dimiliki sebelumnya.
Ini berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) dan Kaiser Permanente, yang mencakup sekitar 3.171 anggota sistem perawatan kesehatan terpadu Kaiser Permanente Georgia.
"Anda mengalami gejala baru atau persisten beberapa bulan setelah diagnosis awal,” kata spesialis penyakit menular CDC dan penulis utama studi, Dr. Alfonso C. Hernandez-Romieu.
Dilansir dari New York Times, Selasa (3/8) dokter perlu memantau pasien untuk komplikasi terkait Covid-19 yang berpotensi sangat serius, seperti pembekuan darah.
Berdasarkan penelitian tersebut, dua pertiga dari pasien yang memiliki penyakit ringan mencari perawatan medis satu hingga enam bulan setelah diagnosis Covid-19. Selain itu, sekitar dua pertiga dari mereka yang mencari perawatan memiliki kondisi yang sama sekali baru.
Adapun diagnosis baru tersebut termasuk batuk , sesak napas, kelainan detak jantung, nyeri dada atau tenggorokan, dan kelelahan.
Sementara itu, di antara mereka yang lebih cenderung mencari perawatan medis adalah orang dewasa berusia 50 tahun ke atas, wanita dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya. Orang dewasa kulit hitam juga sedikit lebih mungkin mencari perawatan daripada yang lain.
Namun secara keseluruhan, para penulis mencatat, jumlah kunjungan menurun dari waktu ke waktu. Hernandez menjelaskan bahwa potensi komplikasi jangka panjang, bahkan setelah penyakit ringan, menggarisbawahi perlunya tindakan pencegahan dan vaksinasi .
“Banyak yang tidak kita ketahui tentang kondisi pasca Covid. Meskipun sebagian besar orang tidak berakhir dengan Covid yang parah, atau berakhir di rumah sakit, potensi efek kesehatan jangka panjang sangat penting," tandasnya.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
Ini berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) dan Kaiser Permanente, yang mencakup sekitar 3.171 anggota sistem perawatan kesehatan terpadu Kaiser Permanente Georgia.
"Anda mengalami gejala baru atau persisten beberapa bulan setelah diagnosis awal,” kata spesialis penyakit menular CDC dan penulis utama studi, Dr. Alfonso C. Hernandez-Romieu.
Dilansir dari New York Times, Selasa (3/8) dokter perlu memantau pasien untuk komplikasi terkait Covid-19 yang berpotensi sangat serius, seperti pembekuan darah.
Berdasarkan penelitian tersebut, dua pertiga dari pasien yang memiliki penyakit ringan mencari perawatan medis satu hingga enam bulan setelah diagnosis Covid-19. Selain itu, sekitar dua pertiga dari mereka yang mencari perawatan memiliki kondisi yang sama sekali baru.
Adapun diagnosis baru tersebut termasuk batuk , sesak napas, kelainan detak jantung, nyeri dada atau tenggorokan, dan kelelahan.
Sementara itu, di antara mereka yang lebih cenderung mencari perawatan medis adalah orang dewasa berusia 50 tahun ke atas, wanita dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya. Orang dewasa kulit hitam juga sedikit lebih mungkin mencari perawatan daripada yang lain.
Namun secara keseluruhan, para penulis mencatat, jumlah kunjungan menurun dari waktu ke waktu. Hernandez menjelaskan bahwa potensi komplikasi jangka panjang, bahkan setelah penyakit ringan, menggarisbawahi perlunya tindakan pencegahan dan vaksinasi .
“Banyak yang tidak kita ketahui tentang kondisi pasca Covid. Meskipun sebagian besar orang tidak berakhir dengan Covid yang parah, atau berakhir di rumah sakit, potensi efek kesehatan jangka panjang sangat penting," tandasnya.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
(dra)