Virus Marburg Tewaskan Seorang Pria di Afrika, WHO: Penyakit Ini Sangat Menular
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 belum mereda, kini kembali muncul virus yang mematikan bernama Marburg. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun sudah mengingatkan akan bahaya penyakit menular ini.
Dilansir dari laman Insider, Kamis (12/8), virus ini diketahui pertama kali setelah seorang pria di Afrika Barat, Guinea, meninggal dunia akibat tertular virus Marburg.
Gara-gara tertular virus Marburg, pria tersebut mengalami pendarahan hebat internal dan kegagalan organ tubuh.
"Penyakit yang sangat menular, bisa menyebar jauh dan meluas," ujar salah satu perwakilan WHO.
WHO mengatakan, virus tersebut bisa menular ke manusia dari kelelawar, buah, serta ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui permukaan dan cairan tubuh.
Lebih lanjut dikatakan, penyakit itu diketahui dimulai dari demam tinggi dan sakit kepala yang tiba-tiba dengan pendarahan internal yang parah terjadi dalam tujuh hari. WHO menjelaskan, virus Marburg memiliki tingkat kematian 24%-88%.
"Kami memuji kewaspadaan dan tindakan investigasi cepat oleh petugas kesehatan Guinea," kata Dr. Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO di Afrika dalam pernyataannya.
Moeti mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan otoritas kesehatan untuk menerapkan respons cepat yang didasarkan pada pengalaman dan keahlian Guinea di masa sebelumnya saat mengelola wabah Ebola, yang ditularkan dengan cara yang sama.
Saat ini, jelas Moeti, upaya pelacakan kontak sedang dilakukan untuk mengidentifikasi rekan dekat pria yang meninggal dunia itu.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Selasa (10/8), Georges Ki-Zerbo, Pimpinan WHO di Guinea, mengatakan bahwa 155 orang teridentifikasi sebagai kontak dekat. Mereka ini akan diamati selama tiga minggu.
"Ini adalah pengawasan aktif. Kontak disimpan di rumah, diisolasi dari anggota keluarga lain. Mereka dikunjungi setiap hari untuk memeriksa gejala yang potensial," terangnya.
Menurut Georges, secara global pendekatan untuk memerangi Marburg tidak berbeda dengan Ebola. Satu-satunya yang membedakan adalah tidak ada vaksin atau obat yang secara khusus ditujukan untuk virus tersebut. Hanya perawatan intensif yang dilakukan.
WHO mengatakan, virus Marburg berasal dari keluarga virus yang sama dengan Ebola , yang memiliki tingkat kematian rata-rata 50%.
Wabah Ebola tahun 2014 menyebabkan 28.600 terinfeksi dan 11.300 kematian tercatat di Guinea, Liberia, serta Sierra Leone.
Dilansir dari laman Insider, Kamis (12/8), virus ini diketahui pertama kali setelah seorang pria di Afrika Barat, Guinea, meninggal dunia akibat tertular virus Marburg.
Gara-gara tertular virus Marburg, pria tersebut mengalami pendarahan hebat internal dan kegagalan organ tubuh.
"Penyakit yang sangat menular, bisa menyebar jauh dan meluas," ujar salah satu perwakilan WHO.
WHO mengatakan, virus tersebut bisa menular ke manusia dari kelelawar, buah, serta ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui permukaan dan cairan tubuh.
Lebih lanjut dikatakan, penyakit itu diketahui dimulai dari demam tinggi dan sakit kepala yang tiba-tiba dengan pendarahan internal yang parah terjadi dalam tujuh hari. WHO menjelaskan, virus Marburg memiliki tingkat kematian 24%-88%.
"Kami memuji kewaspadaan dan tindakan investigasi cepat oleh petugas kesehatan Guinea," kata Dr. Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO di Afrika dalam pernyataannya.
Moeti mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan otoritas kesehatan untuk menerapkan respons cepat yang didasarkan pada pengalaman dan keahlian Guinea di masa sebelumnya saat mengelola wabah Ebola, yang ditularkan dengan cara yang sama.
Saat ini, jelas Moeti, upaya pelacakan kontak sedang dilakukan untuk mengidentifikasi rekan dekat pria yang meninggal dunia itu.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Selasa (10/8), Georges Ki-Zerbo, Pimpinan WHO di Guinea, mengatakan bahwa 155 orang teridentifikasi sebagai kontak dekat. Mereka ini akan diamati selama tiga minggu.
"Ini adalah pengawasan aktif. Kontak disimpan di rumah, diisolasi dari anggota keluarga lain. Mereka dikunjungi setiap hari untuk memeriksa gejala yang potensial," terangnya.
Menurut Georges, secara global pendekatan untuk memerangi Marburg tidak berbeda dengan Ebola. Satu-satunya yang membedakan adalah tidak ada vaksin atau obat yang secara khusus ditujukan untuk virus tersebut. Hanya perawatan intensif yang dilakukan.
WHO mengatakan, virus Marburg berasal dari keluarga virus yang sama dengan Ebola , yang memiliki tingkat kematian rata-rata 50%.
Wabah Ebola tahun 2014 menyebabkan 28.600 terinfeksi dan 11.300 kematian tercatat di Guinea, Liberia, serta Sierra Leone.
(tsa)