Dokter Spesialis Anak Ini Ingatkan Dampak Buruk BPA

Jum'at, 20 Agustus 2021 - 13:09 WIB
loading...
Dokter Spesialis Anak Ini Ingatkan Dampak Buruk BPA
Dokter spesialis anak Farabi El Fouz mempunyai kekhawatiran akan dampak buruk dari penggunaan wadah plastik yang mengandung BPA. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Dokter spesialis anak Farabi El Fouz mempunyai kekhawatiran akan dampak buruk dari penggunaan wadah plastik yang mengandung Bisphenol A (BPA) . Farabi pun mengajak kepada masyarakat untuk mengetahui tentang apa bahaya BPA.

Baca juga: GTV Gelar VCCA 2021, Penghargaan untuk Konten Kreator Tanah Air

Pengetahuan tentang bahaya BPA menjadi sangat utama mengingat, apabila terjadi akumulasi dalam waktu yang lama, bisa menimbulkan penyakit yang serius seperti kanker, gangguan hormon, penyakit jantung koroner, diabetes , gangguan kekebalan tubuh, dan ketidaknormalan enzim pada hati dan lain-lain.

BPA mempunyai manfaat untuk bahan campuran untuk mengeraskan plastik sehingga plastik bisa lebih tahan lama, kuat dan mudah dibentuk maka BPA sangat masif digunakan. Mengingat bahaya dari BPA, pemerintah sudah mengatur agar botol bayi, kemasan susu dan alat makan untuk bayi harus free BPA alias bebas dari kandungan Bisphenol A.

"Jadi BPA yang digunakan industri pangan, bisa mengeraskan dan melenturkan plastik. Ada beberapa laporan botol susu, wadah makanan, piring, sendok, bahkan susu kaleng bayi itu mengandung BPA," kata Farabi dalam keterangan tertulis, Jumat (20/8).

"Kalau di kaleng susu, BPA untuk mencegah korosi, dan mencegah bersenyawanya bahan makanan terhadap wadah besi tersebut. Yang menjadi masalah adalah, kandungan BPA setelah diteliti ternyata bisa memberikan efek buruk seperti kanker dan gangguan endokrin serta banyak juga gangguan lainnya," lanjutnya.

Lebih lanjut, Farabi El Fouz menuturkan bahwa bahayanya adalah meningkatnya risiko kematian. Kematian Ini multi faktor, jadi kejelasan menjadi poin penting pada hal ini.

"Sebagai contoh penyakit Covid ini bisa isolasi virusnya jadi bisa jelas, tapi BPA agak sulit deteksinya karena tidak tersedia di semua laboratorium," kata dia.

Terkait dengan masih banyaknya penggunaan BPA dalam kemasan plastik yang selalu digunakan dalam kehidupan berkeluarga, dr. Farabi El Fouz mengatakan dirinya berharap agar pemegang regulasi bisa memperhatikannya, karena tidak ada toleransi bagi bayi, balita dan janin.

"Mereka adalah kelompok usia rentan yang mudah terpapar BPA. Itu sebabnya sebaiknya agar pemegang regulasi mewajibkan ketentuan diberi label peringatan, agar wadah plastik yang mengandung BPA terdapat label peringatan agar tidak digunakan oleh bayi, balita dan janin,"ungkapnya.

"Intinya kita berharap pemegang regulasi memperhatikan hal tersebut. Saya perhatikan BPOM sudah mengeluarkan awareness terhadap hal ini (BPA), termaksud toleransi berapa itu di-mention oleh BPOM. Tapi kadang gini lho, Kita tahu BPA bermasalah tapi tetap dipakai," ujarnya.

Dengan memperhatikan dampaknya, dr. Farabi mengajak seluruh pihak untuk mengatahui dampak buruk BPA. Sebab jika terus dibiarkan maka akan ada pengaruh di jangka panjang dan membawa kerugian buat rakyat Indonesia.

Baca juga: Stres Sebabkan 9 Masalah Kesehatan, Insomnia hingga Libido Rendah

Masih menurut dr. Farabi, yang paling tepat untuk menghindari bahaya BPA adalah setop menggunakan wadah plastik yang mengandung BPA. Caranya bagaimana? Bisa dilihat pada kode daur ulangnya. Jika kode daur ulangnya nomor 7 dalam segitiga itu artinya bahan tersebut mengandung BPA. Atau ada tulisan PC pada bawah segitiganya selayaknya dihindari.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2299 seconds (0.1#10.140)