Pandemi Covid-19 Belum Jelas Kapan Berakhir, Perlukah Vaksinasi Booster?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sudah 1,5 tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia dan belum ada kepastian kapan kondisi akan membaik. Alhasil, muncullah isu bahwa selama wabah virus corona belum teratasi, kemungkinan orang bakal membutuhkan suntikan vaksin Covid-19 ketiga .
Administrasi Makanan dan Obat-Obatan serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (FDA dan CDC) mengungkapkan, semua orang yang telah divaksinasi akan memenuhi syarat untuk suntikan booster setidaknya delapan bulan setelah dosis kedua mereka. Para ahli memperingatkan bahwa kemanjuran vaksin menurun secara bertahap.
Dengan demikian, timbullah pertanyaan lanjutan menjadi: berapa ambang batas yang dapat diterima?
Data yang tersedia saat ini menunjukkan vaksinasi ketiga secara resmi menawarkan perlindungan yang baik, setidaknya enam bulan setelah vaksinasi awal, bahkan mungkin lebih lama.
"Kami yakin cepat atau lambat Anda akan membutuhkan booster untuk ketahanan perlindungan," kata Dr. Anthony Fauci saat berbicara dalam konferensi pers Gedung Putih, seperti dikutip pada Minggu (22/8).
Namun ia mengungkapkan bahwa suntikan dosis ketiga tersebut tidak perlu dilakukan saat ini juga. “Kami tidak percaya bahwa orang lain, lanjut usia atau non-lansia, yang tidak mengalami gangguan kekebalan, membutuhkan vaksin (penguat) saat ini," jelasnya.
"Kami mengevaluasi ini dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan," tambah Dr. Fauci.
"Jadi, jika data menunjukkan kepada kita bahwa sebenarnya kita perlu melakukan itu, kita akan sangat siap untuk melakukannya dan melakukannya dengan cepat," lanjut dia.
Pakar vaksin mengatakan, perlindungan dari vaksin Covid-19 saat ini diperkirakan akan sedikit berkurang seiring waktu. Ditambah lagi virus baru yang saat ini merebak, yaitu varian Delta, dianggap sedikit banyak mengurangi efektivitas vaksin secara keseluruhan.
Eksekutif Moderna dan Pfizer secara resmi menyatakan dosis booster pada akhirnya akan dibutuhkan. Namun sejauh ini, menurut para ahli, vaksin masih bertahan dengan baik. Beberapa penelitian telah menunjukkan sedikit penurunan dalam kemanjuran, tetapi sebagian besar dalam hal perlindungan dari penyakit simtomatik dan ringan.
Data sejauh ini menunjukkan bahwa vaksin masih sangat efektif untuk mencegah rawat inap dan kematian. Banyak dokter telah memperingatkan hal ini. Dosis booster masih dipelajari secara formal, dan mungkin ada risiko yang masih belum diketahui terkait pengadopsiannya. Para peneliti masih mengevaluasi efek samping, dosis yang tepat, dan waktu yang pas untuk mendapatkannya.
"Hal utama yang benar-benar ingin saya tekankan kepada semua orang adalah, saat ini kami tidak merekomendasikan suntikan booster. Namun, itu dapat berubah," kata Dr. Simone Wildes, Spesialis Penyakit Menular di South Shore Health, seperti dikutip dari ABC News.
Dokter dan spesialis kesehatan masyarakat di Amerika Serikat juga mengatakan agar tidak terburu-buru merekomendasikan booster atau vaksin ketiga untuk masyarakat umum.
Selain karena vaksin saat ini terbukti sangat efektif, dokter juga masih harus mengumpulkan data tentang dampak potensial dari suntikan tambahan. Sementara produsen vaksin pun masih meneliti apakah dosis yang lebih rendah akan cukup sebagai penguat potensial.
Administrasi Makanan dan Obat-Obatan serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (FDA dan CDC) mengungkapkan, semua orang yang telah divaksinasi akan memenuhi syarat untuk suntikan booster setidaknya delapan bulan setelah dosis kedua mereka. Para ahli memperingatkan bahwa kemanjuran vaksin menurun secara bertahap.
Dengan demikian, timbullah pertanyaan lanjutan menjadi: berapa ambang batas yang dapat diterima?
Data yang tersedia saat ini menunjukkan vaksinasi ketiga secara resmi menawarkan perlindungan yang baik, setidaknya enam bulan setelah vaksinasi awal, bahkan mungkin lebih lama.
"Kami yakin cepat atau lambat Anda akan membutuhkan booster untuk ketahanan perlindungan," kata Dr. Anthony Fauci saat berbicara dalam konferensi pers Gedung Putih, seperti dikutip pada Minggu (22/8).
Namun ia mengungkapkan bahwa suntikan dosis ketiga tersebut tidak perlu dilakukan saat ini juga. “Kami tidak percaya bahwa orang lain, lanjut usia atau non-lansia, yang tidak mengalami gangguan kekebalan, membutuhkan vaksin (penguat) saat ini," jelasnya.
"Kami mengevaluasi ini dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan," tambah Dr. Fauci.
"Jadi, jika data menunjukkan kepada kita bahwa sebenarnya kita perlu melakukan itu, kita akan sangat siap untuk melakukannya dan melakukannya dengan cepat," lanjut dia.
Pakar vaksin mengatakan, perlindungan dari vaksin Covid-19 saat ini diperkirakan akan sedikit berkurang seiring waktu. Ditambah lagi virus baru yang saat ini merebak, yaitu varian Delta, dianggap sedikit banyak mengurangi efektivitas vaksin secara keseluruhan.
Eksekutif Moderna dan Pfizer secara resmi menyatakan dosis booster pada akhirnya akan dibutuhkan. Namun sejauh ini, menurut para ahli, vaksin masih bertahan dengan baik. Beberapa penelitian telah menunjukkan sedikit penurunan dalam kemanjuran, tetapi sebagian besar dalam hal perlindungan dari penyakit simtomatik dan ringan.
Data sejauh ini menunjukkan bahwa vaksin masih sangat efektif untuk mencegah rawat inap dan kematian. Banyak dokter telah memperingatkan hal ini. Dosis booster masih dipelajari secara formal, dan mungkin ada risiko yang masih belum diketahui terkait pengadopsiannya. Para peneliti masih mengevaluasi efek samping, dosis yang tepat, dan waktu yang pas untuk mendapatkannya.
"Hal utama yang benar-benar ingin saya tekankan kepada semua orang adalah, saat ini kami tidak merekomendasikan suntikan booster. Namun, itu dapat berubah," kata Dr. Simone Wildes, Spesialis Penyakit Menular di South Shore Health, seperti dikutip dari ABC News.
Dokter dan spesialis kesehatan masyarakat di Amerika Serikat juga mengatakan agar tidak terburu-buru merekomendasikan booster atau vaksin ketiga untuk masyarakat umum.
Selain karena vaksin saat ini terbukti sangat efektif, dokter juga masih harus mengumpulkan data tentang dampak potensial dari suntikan tambahan. Sementara produsen vaksin pun masih meneliti apakah dosis yang lebih rendah akan cukup sebagai penguat potensial.
(tsa)