Vaksin Satu Dosis Efikasinya untuk Lawan Covid-19 66,1% hingga 90,1%

Selasa, 07 September 2021 - 22:12 WIB
loading...
Vaksin Satu Dosis Efikasinya untuk Lawan Covid-19 66,1% hingga 90,1%
Vaksin satu dosis tidak bisa dianggap kaleng-kaleng. Foto Ilustrasi/AP/Matt Rourke
A A A
JAKARTA - Vaksin satu dosis, Janssen COVID-19 Vaccine dan Vaksin Convidecia, yang sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak bisa dianggap 'kaleng-kaleng'. Meski pemberiannya hanya satu dosis, kekuatan vaksin dalam melawan Covid-19 gejala berat cukup tinggi, di atas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi Janssen COVID-19 Vaccine untuk mencegah semua gejala (any symptom) Covid-19 adalah sebesar 67,2% dan efikasi untuk mencegah gejala Covid-19 sedang hingga berat (moderate to severe/critical) pada subjek di atas 18 tahun adalah sebesar 66,1%," terang laporan teranyar BPOM, Selasa (7/9/2021).



"Sementara untuk Vaksin Convidecia, efikasi vaksin untuk perlindungan pada semua gejala Covid-19 sebesar 65,3%, dan untuk perlindungan terhadap kasus Covid-19 berat adalah 90,1%," lanjut laporan tersebut.

Kemudian, dari sisi mutu vaksin, BPOM juga telah melakukan penilaian terhadap mutu kedua vaksin tersebut dengan mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara Internasional dan juga hasil evaluasi terhadap aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terhadap sarana produksi di negara asal.

"Hasilnya, kedua vaksin tersebut telah memenuhi standar persyaratan mutu," jelas Kepala BPOM Penny K. Lukito.

Kedua vaksin yang sudah mengantongi EUA dari BPOM ini diberikan ke calon penerima dengan dosis sebanyak 0,5 ml secara intramuscular. Ya, cukup sekali suntikan saja seseorang sudah diyakini mendapat proteksi dari antibodi yang tercipta dari vaksin Janssen COVID-19 Vaccine dan Vaksin Convidecia.

Janssen COVID-19 Vaccine adalah vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies dengan platform Non-Replicating Viral Vector menggunakan vector Adenovirus (Ad26). Vaksin ini diproduksi di beberapa fasilitas produksi antara lain di Grand River USA, Aspen South Africa, dan Catalent Indiana, USA.

Di Indonesia, vaksin ini didaftarkan oleh PT Integrated Health Indonesia (IHI) sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin.



Sementara, Vaksin Convidecia merupakan vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology, yang juga dengan platform Non-Replicating Viral Vector namun menggunakan vector Adenovirus (Ad5). Vaksin ini diproduksi oleh CanSino Biological Inc, China, dan didaftarkan oleh PT Bio Farma sebagai pemegang izin EUA yang akan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, serta mutu vaksin ini di Indonesia.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.7023 seconds (0.1#10.140)