Gejala Diabetes Tipe 2, Kulit Ketiak Menghitam dan Menebal Tanda Gula Darah Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Diabetes tipe 2 terus menjadi ancaman tersendiri karena prevalensinya yang terus meningkat. Penyakit ini biasanya mulai muncul dan menyerang di usia paruh baya. Orang dengan kelebihan berat badan lebih berisiko karena tubuhnya berhenti merespon insulin . Insulin yang tidak normal ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang signifikan yang bisa memicu meningkatnya risiko serangan jantung, kebutaan, dan masalah ginjal.
The American Diabetes Association (ADA) merngingatkan salah satu tanda gula darah tinggi bisa terlihat dari kondisi kulit di ketiak dan leher. "Tanda-tanda awal bahwa kadar gula 'tidak terkendali' bisa muncul di sekitar leher dan ketiak," ungkap ADA seperti dikutip laman Express. .
Ketika kadar gula darah tinggi secara tidak normal, area tebal kulit lembut dapat terbentuk di bagian belakang leher atau tangan, ketiak, wajah atau area lainnya.
Baca Juga : Diabetes Tipe 2, Nangka Bantu Jaga Gula Darah Tetap Terkendali
Perubahan kulit ini disebut acanthosis nigricans. Bercak hitam pada kulit biasanya muncul di ketiak, leher atau selangkangan bisa menjadi tanda awal terjadinya resistensi insulin.
ADA menambahkan gejala gula darah tinggi adalah munculnya bercak-bercak kulit yang lebih gelap dan lebih tebal dari biasanya. Lembaga kesehatan lain mengklaim tekstur kulit terlihat seperti 'beludru'. Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga dapat ditemukan di lutut dalam beberapa kasus.
Penelitian telah menunjukkan bahwa acanthosis nigricans paling sering terjadi pada orang gemuk dan pada individu yang tubuhnya memproduksi terlalu banyak insulin. Lebih lanjut, ADA mengatakan resistensi insulin bisa menimbulkan terjadinya lipatan-lipatan di kulit ketiak..
Diabetes tipe 2 telah lama dianggap sebagai kondisi progresif seumur hidup dengan risiko komplikasi kardiovaskular yang signifikan. Salah satu efek sampingnya, neuropati, biasanya dimulai pada ekstremitas dan terus meningkat, menimbulkan malapetaka pada saraf di sepanjang jalan. Hal ini dapat menyebabkan bisul terbentuk, tulang menjadi lemah, dan akhirnya dapat menyebabkan hilangnya rasa. Beberapa efek samping diabetes yang menyakitkan dipicu oleh kerusakan saraf yang disebabkan oleh kadar glukosa yang tinggi.
Baca Juga : Cara Menyembuhkan Anosmia, Ini 4 Tipsnya!
Kasus diabetes tipe 2 meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 15 tahun terakhir. Diperkirakan prevalensi diabetes akan terus bertambah, apalagi di masa pandemi ini.Deteksi dini sangat penting dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit ini.
The American Diabetes Association (ADA) merngingatkan salah satu tanda gula darah tinggi bisa terlihat dari kondisi kulit di ketiak dan leher. "Tanda-tanda awal bahwa kadar gula 'tidak terkendali' bisa muncul di sekitar leher dan ketiak," ungkap ADA seperti dikutip laman Express. .
Ketika kadar gula darah tinggi secara tidak normal, area tebal kulit lembut dapat terbentuk di bagian belakang leher atau tangan, ketiak, wajah atau area lainnya.
Baca Juga : Diabetes Tipe 2, Nangka Bantu Jaga Gula Darah Tetap Terkendali
Perubahan kulit ini disebut acanthosis nigricans. Bercak hitam pada kulit biasanya muncul di ketiak, leher atau selangkangan bisa menjadi tanda awal terjadinya resistensi insulin.
ADA menambahkan gejala gula darah tinggi adalah munculnya bercak-bercak kulit yang lebih gelap dan lebih tebal dari biasanya. Lembaga kesehatan lain mengklaim tekstur kulit terlihat seperti 'beludru'. Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga dapat ditemukan di lutut dalam beberapa kasus.
Penelitian telah menunjukkan bahwa acanthosis nigricans paling sering terjadi pada orang gemuk dan pada individu yang tubuhnya memproduksi terlalu banyak insulin. Lebih lanjut, ADA mengatakan resistensi insulin bisa menimbulkan terjadinya lipatan-lipatan di kulit ketiak..
Diabetes tipe 2 telah lama dianggap sebagai kondisi progresif seumur hidup dengan risiko komplikasi kardiovaskular yang signifikan. Salah satu efek sampingnya, neuropati, biasanya dimulai pada ekstremitas dan terus meningkat, menimbulkan malapetaka pada saraf di sepanjang jalan. Hal ini dapat menyebabkan bisul terbentuk, tulang menjadi lemah, dan akhirnya dapat menyebabkan hilangnya rasa. Beberapa efek samping diabetes yang menyakitkan dipicu oleh kerusakan saraf yang disebabkan oleh kadar glukosa yang tinggi.
Baca Juga : Cara Menyembuhkan Anosmia, Ini 4 Tipsnya!
Kasus diabetes tipe 2 meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 15 tahun terakhir. Diperkirakan prevalensi diabetes akan terus bertambah, apalagi di masa pandemi ini.Deteksi dini sangat penting dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit ini.
(wur)