Teken WEP, Unilever Indonesia Tegaskan Komitmen Kesetaraan Gender
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam semangat perayaan Hari Kartini, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Hemant Bakshi telah menandatangani dokumen CEO Statement pada Selasa (21/4) untuk ”Women Empowerment Principles” (WEP) yang digagas oleh UN Global Compact dan UN Women.
Dengan menandatangani dokumen tersebut, Unilever Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus memajukan kesetaraan gender di tempat kerja, pasar, dan komunitas melalui penerapan tujuh prinsip pemberdayaan perempuan.
Penandatanganan WEP adalah bukti nyata yang semakin mengukuhkan dukungan Unilever Indonesia terhadap tercapainya target ”Kesetaraan Gender” di dalam Sustainable Development Goals 2030 yang dicanangkan oleh PBB. Dengan bergabung dengan komunitas WEP, perusahaan telah menempatkan komitmen ini di level tertinggi dan siap untuk bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong praktik bisnis yang memberdayakan perempuan.
Tujuh prinsip pemberdayaan perempuan yang telah ditandatangani meliputi kepemimpinan yang mendukung kesetaraan gender; memperlakukan pekerja perempuan dan laki-laki secara setara; menjamin kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan seluruh pekerja perempuan dan laki-laki; mendorong pendidikan, pelatihan, dan pengembangan profesi untuk perempuan; melaksanakan pengembangan usaha, rantai pasokan, dan praktik pemasaran yang mendukung kesetaraan gender; mempromosikan kesetaraan melalui kegiatan komunitas dan advokasi; serta mengukur dan melaporkan secara terbuka tentang kemajuan yang telah dicapai perusahaan dalam mencapai kesetaraan gender.
"Unilever Indonesia mendukung penuh ketujuh prinsip pemberdayaan perempuan yang diperjuangkan oleh PBB tersebut karena sejalan dengan upaya-upaya yang telah kami lakukan secara internal maupun eksternal. Kami ingin merayakan Hari Kartini tahun ini sebagai momentum penting untuk terus menyebarluaskan pentingnya kesetaraan gender kepada seluruh stakeholder kami, memperingati sosok Kartini yang dikenal sebagai simbol pergerakan dan kekuatan perempuan sejak lebih dari seabad lalu," papar Hemant Bakshi melalui siaran resmi yang diterima SINDOnews.
Unilever Indonesia juga percaya bahwa suara perempuan layak didengar dan diperhitungkan. Untuk itu, Unilever global bersama UN Women dan pemimpin industri lain tergabung dalam “Unstereotype Alliance” yang bertujuan mengubah stereotip dan bias gender dalam menggambarkan sosok perempuan, menggunakan media iklan.
“Kami percaya perempuan memiliki aspirasi yang patut didengar dan sudah seharusnya memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Untuk itu, Unilever Indonesia, baik secara korporasi maupun melalui brand-brand kami, mendukung penuh hal tersebut dengan cara melakukan serangkaian program yang telah dan akan terus dijalankan,” Hemant menambahkan.
Sejak 2009, Unilever secara global telah berkomitmen untuk menjadi perusahaan dengan kesetaraan gender. Baik perempuan maupun laki-laki memiliki kesempatan yang sama dalam menggapai peluang karier, sehingga mereka pun diperlakukan secara sejajar. Sebagai salah satu bukti, pada akhir 2019, 44,1% dari jajaran direktur Unilever Indonesia terdiri atas karyawan perempuan dan 40,7% dari jajaran manager juga ditempati oleh karyawan perempuan.
Unilever Indonesia juga menjadi tempat yang ramah bagi perempuan untuk bekerja dengan menyediakan berbagai fasilitas dan program seperti daycare, ruang laktasi, dan cuti melahirkan selama 4 bulan. Sementara bagi karyawan pria, perusahaan memberikan paternity leave selama 3 minggu agar mereka bisa turut membantu istri dalam merawat buah hati yang baru lahir.
Untuk peluang mengembangkan diri, Unilever Indonesia salah satunya memiliki program Women in Engineering Leadership Fellowship (WULF) untuk mendukung perempuan Indonesia berkarier di bidang teknik, yang selama ini masih didominasi oleh laki-laki.
Dengan menandatangani dokumen tersebut, Unilever Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus memajukan kesetaraan gender di tempat kerja, pasar, dan komunitas melalui penerapan tujuh prinsip pemberdayaan perempuan.
Penandatanganan WEP adalah bukti nyata yang semakin mengukuhkan dukungan Unilever Indonesia terhadap tercapainya target ”Kesetaraan Gender” di dalam Sustainable Development Goals 2030 yang dicanangkan oleh PBB. Dengan bergabung dengan komunitas WEP, perusahaan telah menempatkan komitmen ini di level tertinggi dan siap untuk bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong praktik bisnis yang memberdayakan perempuan.
Tujuh prinsip pemberdayaan perempuan yang telah ditandatangani meliputi kepemimpinan yang mendukung kesetaraan gender; memperlakukan pekerja perempuan dan laki-laki secara setara; menjamin kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan seluruh pekerja perempuan dan laki-laki; mendorong pendidikan, pelatihan, dan pengembangan profesi untuk perempuan; melaksanakan pengembangan usaha, rantai pasokan, dan praktik pemasaran yang mendukung kesetaraan gender; mempromosikan kesetaraan melalui kegiatan komunitas dan advokasi; serta mengukur dan melaporkan secara terbuka tentang kemajuan yang telah dicapai perusahaan dalam mencapai kesetaraan gender.
"Unilever Indonesia mendukung penuh ketujuh prinsip pemberdayaan perempuan yang diperjuangkan oleh PBB tersebut karena sejalan dengan upaya-upaya yang telah kami lakukan secara internal maupun eksternal. Kami ingin merayakan Hari Kartini tahun ini sebagai momentum penting untuk terus menyebarluaskan pentingnya kesetaraan gender kepada seluruh stakeholder kami, memperingati sosok Kartini yang dikenal sebagai simbol pergerakan dan kekuatan perempuan sejak lebih dari seabad lalu," papar Hemant Bakshi melalui siaran resmi yang diterima SINDOnews.
Unilever Indonesia juga percaya bahwa suara perempuan layak didengar dan diperhitungkan. Untuk itu, Unilever global bersama UN Women dan pemimpin industri lain tergabung dalam “Unstereotype Alliance” yang bertujuan mengubah stereotip dan bias gender dalam menggambarkan sosok perempuan, menggunakan media iklan.
“Kami percaya perempuan memiliki aspirasi yang patut didengar dan sudah seharusnya memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Untuk itu, Unilever Indonesia, baik secara korporasi maupun melalui brand-brand kami, mendukung penuh hal tersebut dengan cara melakukan serangkaian program yang telah dan akan terus dijalankan,” Hemant menambahkan.
Sejak 2009, Unilever secara global telah berkomitmen untuk menjadi perusahaan dengan kesetaraan gender. Baik perempuan maupun laki-laki memiliki kesempatan yang sama dalam menggapai peluang karier, sehingga mereka pun diperlakukan secara sejajar. Sebagai salah satu bukti, pada akhir 2019, 44,1% dari jajaran direktur Unilever Indonesia terdiri atas karyawan perempuan dan 40,7% dari jajaran manager juga ditempati oleh karyawan perempuan.
Unilever Indonesia juga menjadi tempat yang ramah bagi perempuan untuk bekerja dengan menyediakan berbagai fasilitas dan program seperti daycare, ruang laktasi, dan cuti melahirkan selama 4 bulan. Sementara bagi karyawan pria, perusahaan memberikan paternity leave selama 3 minggu agar mereka bisa turut membantu istri dalam merawat buah hati yang baru lahir.
Untuk peluang mengembangkan diri, Unilever Indonesia salah satunya memiliki program Women in Engineering Leadership Fellowship (WULF) untuk mendukung perempuan Indonesia berkarier di bidang teknik, yang selama ini masih didominasi oleh laki-laki.
(tsa)