85% Wanita Multiperan Baperan karena Merasa Tak Berdaya, Ini Cara Mengatasinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 85% wanita dengan multiperan kerap terbawa perasaan (baper) karena merasa tak berdaya memainkan perannya secara maksimal. Lantas, apa solusinya?
Menurut Diina Sofia, Empowering Women Trainer dari Tempa Trainers Guild (TTG), menjadi wanita tangguh yang punya banyak peran adalah sesuatu yang luar biasa. Namun hal tersebut sering terkendala oleh tugas ganda yang tidak jarang menggerus kesabaran.
“Dalam satu waktu wanita dihadapkan pada beberapa pilihan, harus melayani kebutuhan suami, memenuhi kebutuhan anak atau mengerjakan tugas-tugas di kantor. Peran-peran yang sangat banyak ini tidak jarang membuat kita kawalahan, jadi gampang baper,” ungkap Diina dalam sharing session bertajuk Wanita Tangguh Tanpa Keluh yang diinisiasi Desainer Nina Nugroho, Minggu (10/10/2021).
Berdasarkan survei yang dilakukan Diina untuk kepentingan pembuatan bukunya berjudul Tangguh Tanpa Keluh, ditemukan sebanyak 85% responden wanita yang diwawancarainya mengalami baper akibat ketidakberdayaan dalam menjalankan tugas multiperan. Selain baper, fenomena yang dialami wanita adalah julid dan merasakan hidup penuh persaingan.
“Jadi banyak wanita karena insecure akhirnya merasa kehidupan orang lain lebih bagus dari dirinya. Kalau ini dibiarkan, bikin capek. Udah kerjaan nggak selesai, tapi justru sibuk memikirkan hidup orang lain. Sehingga hidup menjadi tidak produktif,” papar Diina.
Ketidakmampuan menjalankan tugas multiperan ternyata juga melahirkan wanita yang suka bergosip dan mudah curiga.
“Curiga pada suami, pulang kemalaman dicurigai, anak juga ikut dicurigai, lagi teleponan sama siapa. Kalau curiga terus, jadi nggak tenang hidupnya. Ini curiga yang membutakan. Curiga yang tidak berkesudahan, juga menimbulkan salah paham dan konflik,” papar Diina.
Menurut Diina, ada lima ciri wanita tangguh yang dapat mengatasi setiap kendala dalam kehidupannya, yaitu:
1. Membuat kesadaran diri yang baik tentang kodrat dia sebagai wanita.
2. Percaya diri (yakin dan mampu).
3. Mau berusaha (solutif).
4. Pandai mengatur waktu.
5. Menerima ketetapan dari Tuhan-Nya.
Dikatakan Diina lagi, upaya untuk menjadi wanita tangguh juga mesti diikuti dengan satu prinsip bahwa segala sesuatu tidak ada yang instan. Semua harus melalui proses secara bertahap.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan para wanita untuk menjadi lebih baik yaitu kenali, pahami, dan hargai diri sendiri.
"Kita mesti mengenali diri dulu, kenal betul apa kekuatan dan kelemahan yang kita punya. Ini jadi dasar. Kita tak akan tangguh jika tidak kenal diri sendiri," kata Diina.
“Ketika kita tahu kekuatan kita apa, kelemahan kita apa, akhirnya kita tahu, jadi mudah memahami diri sendiri. Seperti kita memahami suami, pahami anak, temen. Oh saya lagi capek, saya lagi butuh ini, kita paham dulu dengan apa yang diinginkan diri sendiri," lanjutnya.
Setelah itu, temukan kekuatan dan tentukan tujuan kita. “Mau mencapai tujuan, tapi kita nggak tahu apa tujuan kita. Sebagai ibu tujuan kita apa? Sebagai istri tujuan kita apa? Di sinilah pentingnya mengelola emosi dan kendalikan diri," terang Diina.
Menurut Diina, kita harus tahu cara mengelola emosi, kemudian terampil dalam bersosialisasi.
"Ini sangat berpengaruh terhadap peran-peran kita sebagai perempuan. Termasuk bagaimana bersosialisasi dengan suami, atau cara berhubungan dengan orang lain,” pungkas Diina.
Lihat Juga: Professional Women’s Week, Angkat Kiprah Wanita dalam Dunia Usaha dengan Predikat Multiperannya
Menurut Diina Sofia, Empowering Women Trainer dari Tempa Trainers Guild (TTG), menjadi wanita tangguh yang punya banyak peran adalah sesuatu yang luar biasa. Namun hal tersebut sering terkendala oleh tugas ganda yang tidak jarang menggerus kesabaran.
Baca Juga
“Dalam satu waktu wanita dihadapkan pada beberapa pilihan, harus melayani kebutuhan suami, memenuhi kebutuhan anak atau mengerjakan tugas-tugas di kantor. Peran-peran yang sangat banyak ini tidak jarang membuat kita kawalahan, jadi gampang baper,” ungkap Diina dalam sharing session bertajuk Wanita Tangguh Tanpa Keluh yang diinisiasi Desainer Nina Nugroho, Minggu (10/10/2021).
Berdasarkan survei yang dilakukan Diina untuk kepentingan pembuatan bukunya berjudul Tangguh Tanpa Keluh, ditemukan sebanyak 85% responden wanita yang diwawancarainya mengalami baper akibat ketidakberdayaan dalam menjalankan tugas multiperan. Selain baper, fenomena yang dialami wanita adalah julid dan merasakan hidup penuh persaingan.
“Jadi banyak wanita karena insecure akhirnya merasa kehidupan orang lain lebih bagus dari dirinya. Kalau ini dibiarkan, bikin capek. Udah kerjaan nggak selesai, tapi justru sibuk memikirkan hidup orang lain. Sehingga hidup menjadi tidak produktif,” papar Diina.
Ketidakmampuan menjalankan tugas multiperan ternyata juga melahirkan wanita yang suka bergosip dan mudah curiga.
“Curiga pada suami, pulang kemalaman dicurigai, anak juga ikut dicurigai, lagi teleponan sama siapa. Kalau curiga terus, jadi nggak tenang hidupnya. Ini curiga yang membutakan. Curiga yang tidak berkesudahan, juga menimbulkan salah paham dan konflik,” papar Diina.
Menurut Diina, ada lima ciri wanita tangguh yang dapat mengatasi setiap kendala dalam kehidupannya, yaitu:
1. Membuat kesadaran diri yang baik tentang kodrat dia sebagai wanita.
2. Percaya diri (yakin dan mampu).
3. Mau berusaha (solutif).
4. Pandai mengatur waktu.
5. Menerima ketetapan dari Tuhan-Nya.
Dikatakan Diina lagi, upaya untuk menjadi wanita tangguh juga mesti diikuti dengan satu prinsip bahwa segala sesuatu tidak ada yang instan. Semua harus melalui proses secara bertahap.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan para wanita untuk menjadi lebih baik yaitu kenali, pahami, dan hargai diri sendiri.
"Kita mesti mengenali diri dulu, kenal betul apa kekuatan dan kelemahan yang kita punya. Ini jadi dasar. Kita tak akan tangguh jika tidak kenal diri sendiri," kata Diina.
“Ketika kita tahu kekuatan kita apa, kelemahan kita apa, akhirnya kita tahu, jadi mudah memahami diri sendiri. Seperti kita memahami suami, pahami anak, temen. Oh saya lagi capek, saya lagi butuh ini, kita paham dulu dengan apa yang diinginkan diri sendiri," lanjutnya.
Setelah itu, temukan kekuatan dan tentukan tujuan kita. “Mau mencapai tujuan, tapi kita nggak tahu apa tujuan kita. Sebagai ibu tujuan kita apa? Sebagai istri tujuan kita apa? Di sinilah pentingnya mengelola emosi dan kendalikan diri," terang Diina.
Menurut Diina, kita harus tahu cara mengelola emosi, kemudian terampil dalam bersosialisasi.
"Ini sangat berpengaruh terhadap peran-peran kita sebagai perempuan. Termasuk bagaimana bersosialisasi dengan suami, atau cara berhubungan dengan orang lain,” pungkas Diina.
Lihat Juga: Professional Women’s Week, Angkat Kiprah Wanita dalam Dunia Usaha dengan Predikat Multiperannya
(tsa)