Hindari Gelombang Ketiga Covid-19, Prof. Zubairi: Jangan Undang Variannya

Kamis, 21 Oktober 2021 - 06:28 WIB
loading...
Hindari Gelombang Ketiga Covid-19, Prof. Zubairi: Jangan Undang Variannya
Prediksi gelombang Covid-19 ini bisa menjadi alarm yang membuat masyarakat untuk bertindak lebih waspada. / Foto: ilustrasi/SINDOphoto/Sutikno
A A A
JAKARTA - Beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia dihebohkan dengan potensi gelombang ketiga Covid-19 yang bisa melanda Tanah Air. Potensi gelombang ketiga ini diperkirakan terjadi pasca libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.

Tentunya prediksi gelombang Covid-19 ini bisa menjadi alarm yang membuat masyarakat untuk bertindak lebih waspada. Pasalnya, risiko penularan Covid-19 masih terus mengintai saat ini, meski angka kasus Covid-19 di Indonesia terus menurun.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan berhati-hati. Sebab, gelombang ketiga Covid-19 itu akan muncul apabila diundang.

Baca juga: Cerita Mualaf Titi DJ, Hafal Al Fatihah Sebelum Masuk Islam

"Diundang tergantung dengan perilaku manusia dan perilaku virus. Melalui virus ketika ada varian yang tidak mempan dengan antibodi," kata Prof. Zubairi, dalam Podcast di channel YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (20/10/2021).

Prof. Zubairi menjelaskan, misalnya seseorang yang terinfeksi Covid-19 memiliki antibodi. Kalau tanpa gejala (OTG) maka antibodinya bisa selama satu bulan. Tapi kalau agak serius sakitnya maka bisa sampai 6 bulan antibodinya.

"Ada virus baru, hanya butuh dua minggu sudah dapat tembus. Nah, varian baru yang dari Amerika bisa melakukannya," lanjut Prof. Zubairi.

Saat ini Amerika sudah ada 173 juta lebih orang yang divaksinasi secara penuh yakni dua kali. Dari 173 juta orang yang divaksinasi ini ternyata ada 20 ribu lebih yang sakit dan masuk rumah sakit. Sementara yang meninggal dunia masih 5 ribu lebih.

Baca juga: Profil Rachel Vennya, Selebgram yang Kabur dari Karantina

"Tetapi dibandingkan dengan orang yang belum vaksinasi, angkanya masih lebih rendah. Tapi dengan adanya varian baru, kinerja vaksin menjadi tidak efektif bisa saja terjadi. Sehingga jangan terlalu percaya diri," tuntasnya.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2071 seconds (0.1#10.140)