Hoax COVID-19 Bertebaran, Ini yang Dilakukan Dokter Cantik Vanda
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pandemi COVID-19 sulit diprediksi kapan akan berakhir. Masyarakat pun menyikapi kondisi pandemi COVID-19 juga beragam. Ada yang tidak peduli dengan protokol kesehatan dari pemerintah, ada pula yang bingung apa yang harus dilakukan selama pandemi.
(Baca juga: Lewat Hip Hop SD Kreatif Beri Semangat Tenaga Medis COVID-19 )
Ironisnya lagi, dalam situasi pandemi bermunculan banyak informasi bohong atau hoax tentang bahaya COVID-19. Situasi dan kondisi seperti ini tentu saja makin membuat masyarakat resah dan was-was dalam menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk adanya pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta penerapan normal baru.
Melihat hal ini membuat miris Makeup Artist Surabaya, Vanda. Dokter Gigi Orthodontist bernama lengkap Irvanda Mulyaningsih, selama dua bulan lebih getol melakukan edukasi melalui media sosialnya. Dokter Vanda ikut peduli memberikan informasi yang benar terkait COVID-19 sehingga masyarakat tidak serta merta menelan mentah-mentah berita hoax bahaya COVID-19.
Menurut Vanda, edukasi yang dilakukan melalui media sosial, tujuan utamanya adalah ingin masyarakat lebih banyak tahu pentingnya disiplin untuk menjaga kesehatan agar tidak tertular COVID-19.
"Dimana pentingnya menggunakan masker, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, jaga jarak dan tidak berkerumun. Apalagi saat ini informasi tentang bahaya COVID-19 banyak yang hoax. Saya ingin membagi ilmu pengetahuan dari segi medis ke masyarakat umum," ujar Vanda.
Media sosial @doktervanda menampilkan banyak materi terkait bahaya COVID-19, herd immunity, new normal, hubungannya COVID-19 terhadap anak-anak, bahayanya COVID-19 terhadap kehamilan, terapi plasma konvalesen, dan masih banyak lagi. Materi-materi tersebut di-share oleh Vanda di Instagram Stories dan juga live instagram berupa bincang-bincang dengan beberapa pakar kesehatan. "Saya juga share di Instagram TV (IG TV) @doktervanda," ungkapnya.
Wanita cantik yang akrab disapa dokter Vanda ini menjelaskan, satu di antara materi edukasi yang ada di media sosialnya. Seperti apa bahaya COVID-19 pada anak dan kehamilan?
"Dari percakapan saya dengan teman-teman dokter spesialis anak, Rizky, COVID-19 berbahaya pada anak-anak. Karena anak-anak memiliki antibodi yang masih rendah dari pada usia dewasa. Apabila ada penyakit penyerta maka akan lebih memperparah gejala penyakit," ungkapnya.
Dari data IDAI jumlah kematian anak karena COVID-19, menurut Vanda, cukup tinggi. Sementara pada kehamilan, tingkat kematian masih tidak setinggi pada anak-anak. Hanya saja tetap berbahaya bagi ibu dan calon bayi yang dikandung.
"Karena imunitas ibu hamil lebih rendah dibandingkan saat tidak hamil. Bisa memperberat gejala seperti demam dan sesak nafas pada ibu hamil," tambahnya.
Dokter Vanda menegaskan, selama ini memang masyarakat belum banyak yang paham mengenai bahaya COVID-19 terutama dampak terhadap bayi dan anak-anak. Ini diketahui dari polling Instagram yang dibuatnya dan hasilnya banyak yang belum mengerti bahaya dan faktor resiko yang akan terjadi.
"Itulah mengapa hampir tiap hari saya memberikan edukasi. Bersyukur didukung oleh teman-teman dokter spesialis yang membantu saya untuk memberikan ilmunya," ungkap Vanda.
Meski tanpa lelah melakukan edukasi, Vanda berharap masyarakat bisa menyaring berita-berita yang masuk untuk tidak membuat panik tapi perlu waspada. Dengan demikian, masyarakat semakin disiplin dalam menghadapi pandemi ini.
Bagi masyarakat yang sudah paham tentang edukasi ini akan menghantar pada rasa lebih mawas diri dan waspada terhadap bahaya penyakit. Serta bisa menyaring berbagai informasi yang benar sehingga tidak salah informasi.
(Baca juga: Lewat Hip Hop SD Kreatif Beri Semangat Tenaga Medis COVID-19 )
Ironisnya lagi, dalam situasi pandemi bermunculan banyak informasi bohong atau hoax tentang bahaya COVID-19. Situasi dan kondisi seperti ini tentu saja makin membuat masyarakat resah dan was-was dalam menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk adanya pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta penerapan normal baru.
Melihat hal ini membuat miris Makeup Artist Surabaya, Vanda. Dokter Gigi Orthodontist bernama lengkap Irvanda Mulyaningsih, selama dua bulan lebih getol melakukan edukasi melalui media sosialnya. Dokter Vanda ikut peduli memberikan informasi yang benar terkait COVID-19 sehingga masyarakat tidak serta merta menelan mentah-mentah berita hoax bahaya COVID-19.
Menurut Vanda, edukasi yang dilakukan melalui media sosial, tujuan utamanya adalah ingin masyarakat lebih banyak tahu pentingnya disiplin untuk menjaga kesehatan agar tidak tertular COVID-19.
"Dimana pentingnya menggunakan masker, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, jaga jarak dan tidak berkerumun. Apalagi saat ini informasi tentang bahaya COVID-19 banyak yang hoax. Saya ingin membagi ilmu pengetahuan dari segi medis ke masyarakat umum," ujar Vanda.
Media sosial @doktervanda menampilkan banyak materi terkait bahaya COVID-19, herd immunity, new normal, hubungannya COVID-19 terhadap anak-anak, bahayanya COVID-19 terhadap kehamilan, terapi plasma konvalesen, dan masih banyak lagi. Materi-materi tersebut di-share oleh Vanda di Instagram Stories dan juga live instagram berupa bincang-bincang dengan beberapa pakar kesehatan. "Saya juga share di Instagram TV (IG TV) @doktervanda," ungkapnya.
Wanita cantik yang akrab disapa dokter Vanda ini menjelaskan, satu di antara materi edukasi yang ada di media sosialnya. Seperti apa bahaya COVID-19 pada anak dan kehamilan?
"Dari percakapan saya dengan teman-teman dokter spesialis anak, Rizky, COVID-19 berbahaya pada anak-anak. Karena anak-anak memiliki antibodi yang masih rendah dari pada usia dewasa. Apabila ada penyakit penyerta maka akan lebih memperparah gejala penyakit," ungkapnya.
Dari data IDAI jumlah kematian anak karena COVID-19, menurut Vanda, cukup tinggi. Sementara pada kehamilan, tingkat kematian masih tidak setinggi pada anak-anak. Hanya saja tetap berbahaya bagi ibu dan calon bayi yang dikandung.
"Karena imunitas ibu hamil lebih rendah dibandingkan saat tidak hamil. Bisa memperberat gejala seperti demam dan sesak nafas pada ibu hamil," tambahnya.
Dokter Vanda menegaskan, selama ini memang masyarakat belum banyak yang paham mengenai bahaya COVID-19 terutama dampak terhadap bayi dan anak-anak. Ini diketahui dari polling Instagram yang dibuatnya dan hasilnya banyak yang belum mengerti bahaya dan faktor resiko yang akan terjadi.
"Itulah mengapa hampir tiap hari saya memberikan edukasi. Bersyukur didukung oleh teman-teman dokter spesialis yang membantu saya untuk memberikan ilmunya," ungkap Vanda.
Meski tanpa lelah melakukan edukasi, Vanda berharap masyarakat bisa menyaring berita-berita yang masuk untuk tidak membuat panik tapi perlu waspada. Dengan demikian, masyarakat semakin disiplin dalam menghadapi pandemi ini.
Bagi masyarakat yang sudah paham tentang edukasi ini akan menghantar pada rasa lebih mawas diri dan waspada terhadap bahaya penyakit. Serta bisa menyaring berbagai informasi yang benar sehingga tidak salah informasi.
(eyt)