Bisa Menyerang Siapa Saja, Yuk Kenali Gejala dan Penyebab PTSD

Selasa, 02 November 2021 - 22:20 WIB
loading...
Bisa Menyerang Siapa...
Gangguan stres pasca-trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) merupakan kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa mengerikan. / Foto: ilustrasi/dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Gangguan stres pasca-trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) merupakan kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa mengerikan baik mengalaminya atau menyaksikannya.

Gejala mungkin termasuk kilas balik, mimpi buruk dan kecemasan parah, serta pikiran tak terkendali tentang peristiwa tersebut.

Kebanyakan orang yang mengalami peristiwa traumatis berpotensi mengalami kesulitan sementara untuk menyesuaikan dan mengatasinya. Tetapi dengan waktu dan perawatan diri yang baik, mereka biasanya menjadi lebih baik.

Baca juga: 10 Artis yang Suka Mengundang Anak Yatim, dari Raffi Ahmad hingga Via Vallen

Dikutip dari Mayo Clinic pada Selasa (2/11/2021), apabila gejalanya memburuk, berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, dan mengganggu aktivitas sehari-hari, Anda mungkin harus segera berkonsultasi dengan psikiater atau tenaga ahli kejiwaan.

Gejala

Gejala gangguan stres pasca-trauma dapat dimulai dalam kurun waktu 1 bulan setelah peristiwa traumatis, tetapi terkadang gejala mungkin tidak muncul sampai bertahun-tahun setelah peristiwa tersebut.

Gejala-gejala ini menyebabkan masalah yang signifikan dalam situasi sosial atau pekerjaan dan dalam hubungan. Mereka juga dapat mengganggu kemampuan Anda untuk melakukan tugas normal sehari-hari.

Gejala PTSD umumnya dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu ingatan yang mengganggu, penghindaran, perubahan negatif dalam pemikiran dan suasana hati, dan perubahan reaksi fisik dan emosional. Gejala dapat bervariasi dari waktu ke waktu atau bervariasi dari orang ke orang.

Pencegahan

Setelah selamat dari peristiwa traumatis, banyak orang memiliki gejala mirip PTSD seperti tidak dapat berhenti memikirkan apa yang terjadi, ketakutan, kecemasan, kemarahan, depresi, rasa bersalah, semuanya adalah reaksi umum terhadap trauma. Namun, sebagian besar orang yang terpapar trauma tidak mengalami gangguan stres pasca-trauma jangka panjang.

Mendapatkan bantuan dan dukungan tepat waktu dapat mencegah reaksi stres normal menjadi lebih buruk dan berkembang menjadi PTSD. Terutama, dukungan dari keluarga dan teman-teman yang akan mendengarkan dan menawarkan penghiburan.

Itu mungkin berarti mencari profesional kesehatan mental untuk terapi singkat. Beberapa orang mungkin juga merasa terbantu untuk beralih ke komunitas iman mereka.

Baca juga: The Medium, Film Kolaborasi Thailand-Korea Bertema Perdukunan yang Bikin Merinding

Dukungan dari orang lain juga dapat membantu mencegah Anda beralih ke metode koping yang tidak sehat, seperti penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1513 seconds (0.1#10.140)