Human Error Paling Dominan Penyebab Kecelakaan, Ikuti Terus News RCTI+
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tragedi yang menimpa artis Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Ardiansyah di Jalan Tol Jombang, Jawa Timur menambah deretan jumlah kecelakaan tragis yang terjadi di Indonesia. Banyak faktor menjadi penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang berujung kematian di Tanah Air. Human Error masih menjadi faktor yang paling dominan. Yakni, mulai kelelahan, sakit, bermain ponsel, pengaruh narkoba atau alkohol, hingga pengemudi tidak mampu mengendalikan kendaraannya. News RCTI+ secara konsisten terus menyajikan berita-berita penting untuk mengingatkan akan pentingnya keselamatan dalam berkendara.
Mobilitas penduduk terasa makin meningkat setelah sejumlah daerah kini berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1. Meningkatnya mobilitas penduduk ini ternyata tidak dibarengi dengan disiplin berkendara di jalan raya. Kamis pekan lalu, misalnya terjadi dua kecelakaan di lokasi yang berbeda yang merenggut korban jiwa.
Kamis, 4 November 2021, Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) I Gede Suparta Budisatria mengalami kecelakaan di ruas Tol Cipali-Cikampek, Jawa Barat, di KM 113. Insiden tersebut terjadi pada Kamis dini hari, pukul 02.00 WIB. Gede Suparta pun dinyatakan wafat 2 jam setelah kejadian tersebut. Seluruh Civitas UGM pun berduka.
Masih dihari yang sama, kecelakaan juga terjadi di ruas tol Jombang-Mojokerto, Jawa Timur. Kecelakaan ini melibatkan artis Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Ardiansyah. Keduanya meninggal dalam tragedi tersebut. Kecelakaan terjadi di KM 672+400, pukul 12.36 WIB. Dari pemeriksaan awal Polisi diketahui, Tubagus Muhammad Joddy, sang sopir mengaku lalai. Mengendarai mobil dengan kecepatan 120 km/jam dan sebelum kecelakaan sempat bermain ponsel. Polisi masih terus mendalami keterangan Joddy ini.
Faktor pengemudi seperti lalai, kelelahan, mengantuk, kurang terampil, tidak konsentrasi, terpengaruh narkoba tau alkohol, mengemudi sambil bermain ponsel dan sebagainya menduduki peringkat pertama dari kecelakaan lalu lintas yang fatal di jalan raya. Atau bisa dikatakan human error menjadi faktor dominan sebagai penyebab kecelakaan. Faktor berikutnya adalah kondisi jalan, kondisi kendaraan dan kondisi alam seperti cuaca.
Akumulasi dari faktor-faktor tersebut membuat angka kejadian kecelakaan lalu lintas di Indonesia tergolong tinggi. Data yang disampaikan oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memperlihatkan, tahun 2020 kecelakaan lalu lintas mencapai 100.028 kejadian. Angka terendah terjadi dalam lima tahun terakhir, apalagi saat adanya pandemi Covid-19. Dimana, saat pandemi tersebut, mobilitas orang menurun drastis. Sebelumnya, sejak tahun 2016 hingga tahun 2020 angka kecelakaan mencapai116.411 kejadian. Dalam kurun lima tahun itu, angka kecelakaan tertinggi terjadi pada 2019.
Masih menurut data MTI, setiap hari ada 60-80 orang meninggal seketika karena kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Atau setiap jam ada 2-3 orang yang meregang nyawa di jalan. Data ini hanya menghitung korban meninggal seketika di tempat kejadian. Jika menghitung korban luka berat yang akhirnya meninggal dunia dalam perawatan, angkanya pasti jauh lebih besar lagi.
Yang ironis, sebagian besar korban meninggal dunia itu masih berusia muda produktif. Pada rentang tahun 2016-2020 adalah usia 15-24 tahun (usia muda produktif), yakni kisaran 18 persen-26 persen. Disusul kemudian diperingkat kedua kelompok usia 15-19 tahun. Jadi boleh dikatakan kalangan milenial paling banyak menjadi korban keganasan lalu lintas di jalan raya.
Menyimak data-data tersebut, perlu ada upaya yang serius baik dari pemerintah dan juga masyarakat untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Tujuannya, agar generasi muda yang produktif tidak mati sia-sia di jalan raya. Jika semua menaati ketentuan dan rambu lalu lintas, jumlah korban kecelakaan dipastikan bisa ditekan.
Karena itu, sosialisasi tentang bagaimana tips-tips berkendara yang aman di jalan raya, khususnya di jalan tol perlu terus digalakkan. Disini, kedisiplinan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan pengguna jalan. Begitu juga dengan cara merawat kendaraan agar tidak menimbulkan masalah besar di jalan juga harus terus digaungkan. Selain itu, informasi mengenai kondisi cuaca, harus terus dipantau oleh mereka yang ingin berkendara terrutama bagi mereka yang memiliki jarak tempuh jauh, yakni antarkota atau antar provinsi bahkan antarpulau. Yang tak kalah penting adalah kesadaran masing-masing pengemudi untuk terus berdisiplin dalam berlalu lintas. Saling menghargai dan menghormati sesama pengguna jalan merupakan salah satu cara terbaik untuk menghindari musibah kecelakaan.
Mobilitas penduduk terasa makin meningkat setelah sejumlah daerah kini berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1. Meningkatnya mobilitas penduduk ini ternyata tidak dibarengi dengan disiplin berkendara di jalan raya. Kamis pekan lalu, misalnya terjadi dua kecelakaan di lokasi yang berbeda yang merenggut korban jiwa.
Kamis, 4 November 2021, Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) I Gede Suparta Budisatria mengalami kecelakaan di ruas Tol Cipali-Cikampek, Jawa Barat, di KM 113. Insiden tersebut terjadi pada Kamis dini hari, pukul 02.00 WIB. Gede Suparta pun dinyatakan wafat 2 jam setelah kejadian tersebut. Seluruh Civitas UGM pun berduka.
Masih dihari yang sama, kecelakaan juga terjadi di ruas tol Jombang-Mojokerto, Jawa Timur. Kecelakaan ini melibatkan artis Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Ardiansyah. Keduanya meninggal dalam tragedi tersebut. Kecelakaan terjadi di KM 672+400, pukul 12.36 WIB. Dari pemeriksaan awal Polisi diketahui, Tubagus Muhammad Joddy, sang sopir mengaku lalai. Mengendarai mobil dengan kecepatan 120 km/jam dan sebelum kecelakaan sempat bermain ponsel. Polisi masih terus mendalami keterangan Joddy ini.
Faktor pengemudi seperti lalai, kelelahan, mengantuk, kurang terampil, tidak konsentrasi, terpengaruh narkoba tau alkohol, mengemudi sambil bermain ponsel dan sebagainya menduduki peringkat pertama dari kecelakaan lalu lintas yang fatal di jalan raya. Atau bisa dikatakan human error menjadi faktor dominan sebagai penyebab kecelakaan. Faktor berikutnya adalah kondisi jalan, kondisi kendaraan dan kondisi alam seperti cuaca.
Akumulasi dari faktor-faktor tersebut membuat angka kejadian kecelakaan lalu lintas di Indonesia tergolong tinggi. Data yang disampaikan oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memperlihatkan, tahun 2020 kecelakaan lalu lintas mencapai 100.028 kejadian. Angka terendah terjadi dalam lima tahun terakhir, apalagi saat adanya pandemi Covid-19. Dimana, saat pandemi tersebut, mobilitas orang menurun drastis. Sebelumnya, sejak tahun 2016 hingga tahun 2020 angka kecelakaan mencapai116.411 kejadian. Dalam kurun lima tahun itu, angka kecelakaan tertinggi terjadi pada 2019.
Masih menurut data MTI, setiap hari ada 60-80 orang meninggal seketika karena kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Atau setiap jam ada 2-3 orang yang meregang nyawa di jalan. Data ini hanya menghitung korban meninggal seketika di tempat kejadian. Jika menghitung korban luka berat yang akhirnya meninggal dunia dalam perawatan, angkanya pasti jauh lebih besar lagi.
Yang ironis, sebagian besar korban meninggal dunia itu masih berusia muda produktif. Pada rentang tahun 2016-2020 adalah usia 15-24 tahun (usia muda produktif), yakni kisaran 18 persen-26 persen. Disusul kemudian diperingkat kedua kelompok usia 15-19 tahun. Jadi boleh dikatakan kalangan milenial paling banyak menjadi korban keganasan lalu lintas di jalan raya.
Menyimak data-data tersebut, perlu ada upaya yang serius baik dari pemerintah dan juga masyarakat untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Tujuannya, agar generasi muda yang produktif tidak mati sia-sia di jalan raya. Jika semua menaati ketentuan dan rambu lalu lintas, jumlah korban kecelakaan dipastikan bisa ditekan.
Karena itu, sosialisasi tentang bagaimana tips-tips berkendara yang aman di jalan raya, khususnya di jalan tol perlu terus digalakkan. Disini, kedisiplinan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan pengguna jalan. Begitu juga dengan cara merawat kendaraan agar tidak menimbulkan masalah besar di jalan juga harus terus digaungkan. Selain itu, informasi mengenai kondisi cuaca, harus terus dipantau oleh mereka yang ingin berkendara terrutama bagi mereka yang memiliki jarak tempuh jauh, yakni antarkota atau antar provinsi bahkan antarpulau. Yang tak kalah penting adalah kesadaran masing-masing pengemudi untuk terus berdisiplin dalam berlalu lintas. Saling menghargai dan menghormati sesama pengguna jalan merupakan salah satu cara terbaik untuk menghindari musibah kecelakaan.