Vaksin Merah Putih Ditargetkan Masuk Uji Klinik Februari 2022, BPOM: Juni Sudah Bisa EUA

Senin, 10 Januari 2022 - 15:07 WIB
loading...
Vaksin Merah Putih Ditargetkan Masuk Uji Klinik Februari 2022, BPOM: Juni Sudah Bisa EUA
BPOM menyampaikan sampai saat ini vaksin COVID-19 Merah Putih yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga bersama PT Biotics Pharmatical baru selesai menjalani tahap pra-klinik. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyampaikan sampai saat ini vaksin COVID-19 yang dikembangkan dalam negeri, vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga bersama PT Biotics Pharmatical baru selesai menjalani tahap pra-klinik.

“Saat ini vaksin Merah Putih sudah selesai uji pra-klinik sedang menunggu masuk ke tahapan uji klinik,” ujar Kepala Badan POM RI, Penny Lukito, dalam siaran langsung Konferensi Pers Vaksin COVID-19 Dosis Booster/Lanjutan Badan POM RI, Senin (10/1/2022).

Agar bisa masuk proses uji klinis, dibutuhkan vaksin yang sudah diproduksi di fasilitas produksi clinical yang sudah memenuhi syarat. Penny mengatakan, targetnya diestimasikan vaksin COVID-19 Merah Putih sudah bisa diuji klinis bulan depan.

“Diharapkan Februari awal uji klinik untuk vaksin Merah Putih ini bisa berlangsung, kira-kira targetnya Juni sudah bisa dapat Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat,” pungkasnya.



Sebagai informasi, hari ini Badan POM RI secara resmi telah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk lima jenis vaksin COVID-19 yang akan digunakan sebagai vaksin booster.

Setelah proses evaluasi Badan POM RI bersama para tim ahli penilai obat dan vaksin, lima jenis vaksin yang telah memenuhi syarat dan mendapatkan EUA untuk digunakan sebagai vaksin booster, ialah vaksin CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax.

Sejauh ini, jika tidak ada perubahan rencana, seperti disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI, program vaksinasi booster di Indonesia akan dimulai pada 12 Januari mendatang dengan target sasaran awal kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan kondisi kesehatan khusus seperti immunocompromised.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5928 seconds (0.1#10.140)