5 Perbedaan Virus Corona Biasa dengan Omicron, Anda Wajib Tahu!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada beberapa perbedaan virus corona biasa dengan Omicron . Seperti diketahui, virus corona baru atau yang biasa dikenal Covid-19 hingga kini masih menjadi ancaman di seluruh dunia.
Covid-19 tercatat sudah menewaskan lebih dari 5 juta jiwa sejak kemunculan pertamanya di akhir 2019.
Virus corona baru terus berkembang. Banyak varian bermunculan, yang paling besar dampaknya adalah Delta. Tapi, kini Omicron menjadi ancaman baru yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Baca juga: Omicron Diprediksi Jadi Fase Akhir Pandemi Covid-19, WHO: Akan Ada Kekebalan Global
Omicron jadi varian Covid-19 yang saat ini angka kasusnya terus meroket di berbagai negara. Amerika Serikat bahkan mencatat kasus Omicron lebih tinggi dari varian lain.
Di Indonesia sendiri, Omicron belum mendominasi kasus Covid-19 secara umum. Delta masih menjadi penyebab utama seseorang dinyatakan positif Covid-19.
Terlepas dari itu, banyak dari Anda masih belum bisa membedakan antara virus corona baru biasa dengan Omicron. Meski sama-sama berasal dari satu virus yaitu SARS-CoV2, tapi ternyata keduanya punya perbedaan yang berarti. Ini beberapa perbedaannya.
VIRUS CORONA BIASA
1. Kapan terdeteksi kali pertama?
Virus corona biasa (Covid-19) kali pertama teridentifikasi di Wuhan, China pada Desember 2019.
2. Berapa lama masa inkubasinya?
Gejala virus corona biasa muncul dalam waktu 2-14 hari setelah seseorang terpapar virus. Orang yang terpapar virus bisa menularkan ke orang lain selama 10-20 hari, tergantung pada sistem kekebalan tubuh dan tingkat keparahan penyakit.
3. Apa gejala virus corona biasa?
- Batuk
- Demam atau meriang
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Nyeri otot atau tubuh
- Sakit tenggorokan
- Kehilangan kemampuan pada indera perasa dan penciuman
- Diare
- Sakit kepala
- Rasa lelah
- Mual atau muntah
- Hidung tersumbat atau pilek
4. Bagaimana mendiagnosis virus corona biasa?
Sampai saat ini, RT-PCR menjadi tes utama mendiagnosa Covid-19. Meski begitu, Anda bisa mengandalkan tes Antigen atau tes Covid-19 lainnya untuk deteksi dini.
5. Bagaimana mencegah virus corona biasa?
Protokol kesehatan menjadi alat utama, selain itu vaksinasi Covid-19. Jadi, jangan pernah malas mengenakan masker saat berada di luar rumah, jaga jarak, rutin mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.
OMICRON
1. Kapan terdeteksi kali pertama?
Omicron kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan sekitar akhir November 2021. Tak lama setelah muncul laporan temuan kasus, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian dengan kode B.1.1.529 tersebut sebagai variant of concern (VOC).
2. Berapa lama masa inkubasinya?
Para ahli percaya bahwa Omicron sangat mudah sekali menginfeksi tubuh, durasi waktu inkubasi sekitar 2-5 hari saja sampai akhirnya gejala muncul. Cepatnya virus berpindah dan menginfeksi menjadi ancaman serius bagi manusia
3. Apa gejala Omicron?
- Demam
- Batuk
- Kelelahan
- Kehilangan kemampuan untuk merasa atau mencium bau
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau tubuh
- Diare
- Ruam pada kulit
- Perubahan warna pada jari tangan atau kaki
- Mata merah atau iritasi
- Kesulitan bernapas
- Kehilangan kemampuan untuk bicara atau mobilitas
- Nyeri dada
- Kebingungan
4. Bagaimana mendiagnosis Omicron?
Tes RT-PCR menjadi tes utama diagnosis Omicron. Bahkan, pemeriksaan lanjutan dengan whole genome sequencing atau PCR SGTF diperlukan karena tes tersebut mampu menentukan varian Covid-19.
Baca juga: Film Barat yang Dilarang Tayang di Indonesia
5. Bagaimana mencegah Omicron?
Tidak jauh berbeda dengan virus corona biasa, cara mencegah Omicron adalah mengenakan masker, jauhi kerumunan, vaksinasi bahkan menerima booster, rutin mencuci tangan, dan jaga jarak.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
Covid-19 tercatat sudah menewaskan lebih dari 5 juta jiwa sejak kemunculan pertamanya di akhir 2019.
Virus corona baru terus berkembang. Banyak varian bermunculan, yang paling besar dampaknya adalah Delta. Tapi, kini Omicron menjadi ancaman baru yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Baca juga: Omicron Diprediksi Jadi Fase Akhir Pandemi Covid-19, WHO: Akan Ada Kekebalan Global
Omicron jadi varian Covid-19 yang saat ini angka kasusnya terus meroket di berbagai negara. Amerika Serikat bahkan mencatat kasus Omicron lebih tinggi dari varian lain.
Di Indonesia sendiri, Omicron belum mendominasi kasus Covid-19 secara umum. Delta masih menjadi penyebab utama seseorang dinyatakan positif Covid-19.
Terlepas dari itu, banyak dari Anda masih belum bisa membedakan antara virus corona baru biasa dengan Omicron. Meski sama-sama berasal dari satu virus yaitu SARS-CoV2, tapi ternyata keduanya punya perbedaan yang berarti. Ini beberapa perbedaannya.
VIRUS CORONA BIASA
1. Kapan terdeteksi kali pertama?
Virus corona biasa (Covid-19) kali pertama teridentifikasi di Wuhan, China pada Desember 2019.
2. Berapa lama masa inkubasinya?
Gejala virus corona biasa muncul dalam waktu 2-14 hari setelah seseorang terpapar virus. Orang yang terpapar virus bisa menularkan ke orang lain selama 10-20 hari, tergantung pada sistem kekebalan tubuh dan tingkat keparahan penyakit.
3. Apa gejala virus corona biasa?
- Batuk
- Demam atau meriang
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Nyeri otot atau tubuh
- Sakit tenggorokan
- Kehilangan kemampuan pada indera perasa dan penciuman
- Diare
- Sakit kepala
- Rasa lelah
- Mual atau muntah
- Hidung tersumbat atau pilek
4. Bagaimana mendiagnosis virus corona biasa?
Sampai saat ini, RT-PCR menjadi tes utama mendiagnosa Covid-19. Meski begitu, Anda bisa mengandalkan tes Antigen atau tes Covid-19 lainnya untuk deteksi dini.
5. Bagaimana mencegah virus corona biasa?
Protokol kesehatan menjadi alat utama, selain itu vaksinasi Covid-19. Jadi, jangan pernah malas mengenakan masker saat berada di luar rumah, jaga jarak, rutin mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.
OMICRON
1. Kapan terdeteksi kali pertama?
Omicron kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan sekitar akhir November 2021. Tak lama setelah muncul laporan temuan kasus, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian dengan kode B.1.1.529 tersebut sebagai variant of concern (VOC).
2. Berapa lama masa inkubasinya?
Para ahli percaya bahwa Omicron sangat mudah sekali menginfeksi tubuh, durasi waktu inkubasi sekitar 2-5 hari saja sampai akhirnya gejala muncul. Cepatnya virus berpindah dan menginfeksi menjadi ancaman serius bagi manusia
3. Apa gejala Omicron?
- Demam
- Batuk
- Kelelahan
- Kehilangan kemampuan untuk merasa atau mencium bau
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau tubuh
- Diare
- Ruam pada kulit
- Perubahan warna pada jari tangan atau kaki
- Mata merah atau iritasi
- Kesulitan bernapas
- Kehilangan kemampuan untuk bicara atau mobilitas
- Nyeri dada
- Kebingungan
4. Bagaimana mendiagnosis Omicron?
Tes RT-PCR menjadi tes utama diagnosis Omicron. Bahkan, pemeriksaan lanjutan dengan whole genome sequencing atau PCR SGTF diperlukan karena tes tersebut mampu menentukan varian Covid-19.
Baca juga: Film Barat yang Dilarang Tayang di Indonesia
5. Bagaimana mencegah Omicron?
Tidak jauh berbeda dengan virus corona biasa, cara mencegah Omicron adalah mengenakan masker, jauhi kerumunan, vaksinasi bahkan menerima booster, rutin mencuci tangan, dan jaga jarak.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
(nug)