Royco-BKKBN Kolaborasi untuk Atasi Malnutrisi pada Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka Hari Gizi Nasional 2022 yang bertema Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas, Royco mengumumkan berbagai inisiatif dan kolaborasi untuk memperluas dampak dari program edukasi nutrisi Royco Nutrimenu yang terlaksana sejak 2019. Salah satunya melalui kerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Head of Foods & Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk. Ari Astuti menjelaskan, berlandaskan strategi bisnis global The Unilever Compass, khususnya pada pilar Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, pihaknya memiliki komitmen Future Foods untuk menghadirkan produk makanan dan minuman lezat yang baik bagi masyarakat dan lingkungan.
"Sejalan dengan komitmen tersebut, Royco mengedepankan purpose Gerakan Pangan untuk Masa Depan untuk menginspirasi keluarga Indonesia mengonsumsi hidangan dari bahan makanan dari sumber yang berkelanjutan, dan sesuai dengan pedoman Isi Piringku yang digalakkan pemerintah," kata wanita yang akrab disapa Tutut itu dalam konferensi pers virtual belum lama ini.
Permasalahan stunting semakin membutuhkan perhatian bersama. Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting mencapai 24,4%.
Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengungkapkan, selaku pelaksana percepatan penurunan stunting nasional yang ditunjuk oleh presiden RI, pihaknya berupaya mencapai target penurunan stunting menjadi 14% pada 2024.
"Mengingat kompleksitas di lapangan, intervensi program percepatan penurunan stunting membutuhkan gotong royong dari seluruh pihak, termasuk pihak pelaku industri pangan. Bersama Unilever Indonesia, kami akan berkolaborasi melakukan pendekatan edukatif pada keluarga yang memiliki risiko stunting sehingga kualitas gizi masyarakat dapat meningkat dan mampu mempercepat upaya penurunan stunting," paparnya.
Permasalahan ini kian mengkhawatirkan di masa pandemi. Sebanyak 45% rumah tangga merasa kesulitan untuk memenuhi makanan bergizi cukup bagi anak-anak mereka. Jika dibiarkan berlarut, UNICEF memprediksi jumlah anak stunting di Indonesia dapat meningkat hingga 31,8%, dan termasuk dalam kategori “very high”.
Kolaborasi BKKBN melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dengan program Nutrimenu akan dilakukan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa/kelurahan sebagai upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting. Nantinya, kader DAHSAT akan dibekali inspirasi resep Nutrimenu dan edukasi mengenai pentingnya memasak serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai panduan Isi Piringku, sehingga dapat disebarluaskan kepada seluruh target program, termasuk ibu hamil/menyusui.
Lihat Juga: Abbott Bersama Kemendikbudristek Berdayakan Orang Tua dan Pendidik untuk Tanggulangi Malnutrisi pada Anak
Head of Foods & Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk. Ari Astuti menjelaskan, berlandaskan strategi bisnis global The Unilever Compass, khususnya pada pilar Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, pihaknya memiliki komitmen Future Foods untuk menghadirkan produk makanan dan minuman lezat yang baik bagi masyarakat dan lingkungan.
"Sejalan dengan komitmen tersebut, Royco mengedepankan purpose Gerakan Pangan untuk Masa Depan untuk menginspirasi keluarga Indonesia mengonsumsi hidangan dari bahan makanan dari sumber yang berkelanjutan, dan sesuai dengan pedoman Isi Piringku yang digalakkan pemerintah," kata wanita yang akrab disapa Tutut itu dalam konferensi pers virtual belum lama ini.
Permasalahan stunting semakin membutuhkan perhatian bersama. Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting mencapai 24,4%.
Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengungkapkan, selaku pelaksana percepatan penurunan stunting nasional yang ditunjuk oleh presiden RI, pihaknya berupaya mencapai target penurunan stunting menjadi 14% pada 2024.
"Mengingat kompleksitas di lapangan, intervensi program percepatan penurunan stunting membutuhkan gotong royong dari seluruh pihak, termasuk pihak pelaku industri pangan. Bersama Unilever Indonesia, kami akan berkolaborasi melakukan pendekatan edukatif pada keluarga yang memiliki risiko stunting sehingga kualitas gizi masyarakat dapat meningkat dan mampu mempercepat upaya penurunan stunting," paparnya.
Permasalahan ini kian mengkhawatirkan di masa pandemi. Sebanyak 45% rumah tangga merasa kesulitan untuk memenuhi makanan bergizi cukup bagi anak-anak mereka. Jika dibiarkan berlarut, UNICEF memprediksi jumlah anak stunting di Indonesia dapat meningkat hingga 31,8%, dan termasuk dalam kategori “very high”.
Kolaborasi BKKBN melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dengan program Nutrimenu akan dilakukan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa/kelurahan sebagai upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting. Nantinya, kader DAHSAT akan dibekali inspirasi resep Nutrimenu dan edukasi mengenai pentingnya memasak serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai panduan Isi Piringku, sehingga dapat disebarluaskan kepada seluruh target program, termasuk ibu hamil/menyusui.
Lihat Juga: Abbott Bersama Kemendikbudristek Berdayakan Orang Tua dan Pendidik untuk Tanggulangi Malnutrisi pada Anak
(tsa)