5 Hal Penting yang Perlu Diketahui dari Pembasmian Nyamuk DBD dengan Fogging
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di masa pandemi Covid-19, masyarakat tidak boleh lengah dengan ancaman demam berdarah dengue (DBD). Pada musim penghujan seperti sekarang ini, DBD rawan menyerang masyarakat.
DBD merupakan penyakit bersifat zoonotis yang ditularkan nyamuk aedes aegypti . Penyakit ini pun dapat berakibat fatal, bahkan dalam beberapa kondisi tertentu DBD bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Hal tersebut kerap memicu masyarakat untuk meminta dilakukannya fogging di kawasan tinggalnya. Fogging atau lebih dikenal dengan istilah pengasapan adalah metode menyemburkan racun pembunuh nyamuk dewasa atau biasa disebut insektisida.
Baca juga: Angkak dan Sari Kurma Bantu Trombosit Pasien DBD Naik? Ini Faktanya!
Dengan alasan membasmi nyamuk aedes aegypti, fogging sering dilakukan di beberapa pemukiman padat penduduk. Namun apakah prosedur fogging yang selama ini dilakukan sudah benar?
Dalam penjelasannya, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyebutkan jika fogging yang dilakukan terlalu sering, sebenarnya tidak dianjurkan.
Merangkum dari laman resmi Dinas Kesehatan Jakarta, Sabtu (29/01/2022), berikut beberapa fakta-fakta penting tentang fogging.
1. Fogging Bukan Pencegahan
Faktanya fogging bukan merupakan cara mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes yang ada di sekitar manusia. Cara utama dan penting untuk pencegahan nyamuk DBD yaitu dengan melakukan PSN3M Plus.
Selain itu, fogging juga hanya mematikan nyamuk dewasa saja, sedangkan telur dan jentik nyamuk, tidak akan mati dengan fogging. Mereka akan tetap hidup dan berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-6 hari.
DBD merupakan penyakit bersifat zoonotis yang ditularkan nyamuk aedes aegypti . Penyakit ini pun dapat berakibat fatal, bahkan dalam beberapa kondisi tertentu DBD bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Hal tersebut kerap memicu masyarakat untuk meminta dilakukannya fogging di kawasan tinggalnya. Fogging atau lebih dikenal dengan istilah pengasapan adalah metode menyemburkan racun pembunuh nyamuk dewasa atau biasa disebut insektisida.
Baca juga: Angkak dan Sari Kurma Bantu Trombosit Pasien DBD Naik? Ini Faktanya!
Dengan alasan membasmi nyamuk aedes aegypti, fogging sering dilakukan di beberapa pemukiman padat penduduk. Namun apakah prosedur fogging yang selama ini dilakukan sudah benar?
Dalam penjelasannya, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyebutkan jika fogging yang dilakukan terlalu sering, sebenarnya tidak dianjurkan.
Merangkum dari laman resmi Dinas Kesehatan Jakarta, Sabtu (29/01/2022), berikut beberapa fakta-fakta penting tentang fogging.
1. Fogging Bukan Pencegahan
Faktanya fogging bukan merupakan cara mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes yang ada di sekitar manusia. Cara utama dan penting untuk pencegahan nyamuk DBD yaitu dengan melakukan PSN3M Plus.
Selain itu, fogging juga hanya mematikan nyamuk dewasa saja, sedangkan telur dan jentik nyamuk, tidak akan mati dengan fogging. Mereka akan tetap hidup dan berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-6 hari.