Lewat Fox Logger GPS Technology, Alamsyah Menggebrak Dunia

Jum'at, 12 Juni 2020 - 11:51 WIB
loading...
A A A
Startup milik Alamsyah ini mengalami fase yang cukup panjang. Pemuda kelahiran Jakarta ini memulainya dengan mengikuti trend yang ada di masyarakat. Pada fase tahun 2011-2014 dia memperkenalkan produknya dengan menggaungkan topik maraknya curanmor, karena mobil bisa di cek lokasinya dimana.

Kemudian 2014-2017 ia masuk ke B2B. Awalnya menyasar ritel yang didukung adanya ojek online. Disitu banyak pengusaha yang membeli kendaraan untuk disewakan ke driver oline. Pada tahun yang sama pula, mulai banyak bisnis logistik yang pengelolanya masuk ke generasi kedua yang sudah menggunakan model kerja digitalisasi.

Saat ini, Alam berharap dapat dirangkul oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk memperkuat perusahaan pembiayaan barang bergerak seperti leasing. Ia mengatakan, jika perusahaan pembiayaan dapat meminimalisir kerugian, maka keuntungan termasuk pajak bisa menambah pendapatan negara. Apalagi saat ini market leasing di Indonesia sangat tinggi. Baik mobil bekas maupun mobil baru masih diperjual belikan.

"Saya berharap bisa digandeng oleh OJK, karena ini sifatnya nasional dan ini solusi. Secara peraturan juga bisa diperkuat. Mitigasi resikonya lebih bagus," tegasnya. Fox Logger sendiri, lanjut Alam, pada tahun 2019 lalu perusahaannya bisa menyetor pendapatan pajak untuk negara sekitar Rp2 miliar. Pajak tersebut termasuk PPN.

Pengguna Fox Logger GPS Technology

Pengguna platform Fox Logger, baik ritel mapun corporat terus bertambah. Hingga saat ini sudah ada sekitar 25 ribu kendaraan dilacak. Sistem Fox Logger GPS Technology berhasil menjawab kebutuhan Pemprov DKI atas alat monitoring truk sampah yang dimiliki mereka.

Sebab, sistem yang dimiliki Fox Logger GPS Technology dapat dengan mudah dikoneksikan ke sistem smart city yang ada di kota manapun. Inilah yang menjadi pertimbangan Pemprov DKI Jakarta meminang Fox Logger GPS Technology.

Selain Pemprov DKI, Fox Logger juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan. "Selain DKI, ada Makassar, Manado, Bali dipakai bus sekolah. Kalau pemprov DKI hampir semua instansi pelayanan umum kecuali trans Jakarta. Mereka pakai untuk menganalisa," ungkap Alam.

Ke depan Alam ingin memperkuat pada sektor lembaga pembiaayaan. Kemudian mulai marambah ke perusahaan minuman yang banyak memasang kulkas di toko-toko. Kian membaiknya infrastruktur internet, bisa memudahkan perusahaan minuman mengecek jumlah dan keberadaan aset perusahaan.

"Karena pendataannya secara teknologi, sehingga akurat dalam mengalanalisa keuntungan dan kerugian perusahaan. untuk saat ini belum, tapi kita akan masuk kesana," pungkasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3698 seconds (0.1#10.140)