Epidemiolog Ungkap Bahaya Varian Omicron Kawin dengan Delta, Bisa Lahirkan Virus Rekombinan

Jum'at, 04 Februari 2022 - 14:28 WIB
loading...
Epidemiolog Ungkap Bahaya...
Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman mengungkap bahaya varian Omicron kawin dengan Delta. Menurutnya, perkawinan ini sangat mungkin. Foto/The Economic Times
A A A
JAKARTA - Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman mengungkapkan bahaya varian Omicron kawin dengan Delta . Menurut Dicky, perkawinan dua varian ini amat sangat mungkin.

Terlebih jika wilayah tersebut rendah sekali penerapan protokol kesehatan, lemahnya pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment), dan minimnya cakupan vaksinasi Covid-19. Ini terbukti dari lahirnya Omicron di Afrika Selatan, terlebih wilayah itu tinggi kasus HIV.

"Afrika Selatan dengan cakupan vaksinasi Covid-19 rendah dan tingginya pasien HIV menjadi bukti lahirnya Omicron di sana dan ini memungkinkan terbentuknya varian lain karena mutasi yang terjadi begitu besar," papar Dicky saat dihubungi pada Jumat (4/2/2022).

Ia melanjutkan, perkawinan antarvarian yang kemudian menciptakan virus rekombinan itu adalah teori yang mana seseorang sangat bisa terinfeksi lebih dari satu varian. Temuan kasus terjadi pada orang yang terinfeksi varian Alpha juga terinfeksi varian Delta atau Gamma.




Salah satu kasus yang berhasil teridentifikasi datang dari Vietnam. Menurut Dicky, itu menunjukkan bahwa seseorang sangat mungkin terinfeksi lebih dari 2 varian Covid-19.

"Fakta mengatakan bahwa di Vietnam ada pasien terinfeksi lebih dari dua varian Covid-19," kata Dicky.

Jika varian satu dengan varian lain kawin, maka menyebabkan terciptanya satu kombinasi varian yang sangat berbahaya dan merugikan keselamatan manusia. Potensi perkawinan varian semakin besar jika virus lama menginfeksi tubuh manusia.

"Semakin lama orang itu memiliki virus dalam tubuhnya, semakin besar potensi lahirnya varian baru," jelas Dicky.


Jika virus dibiarkan lama, berbulan-bulan misalnya akan sangat berbahaya karena akan menyebabkan mutasi. "Dan semakin banyak mutasi yang terbentuk, ini memperlambat proses penyelesaian pandemi," tandasnya.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3426 seconds (0.1#10.140)