Kemenkes Sebut Kasus Omicron Melonjak Awal Maret, Masyarakat Diminta Hati-hati
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut kasus Omicron akan melonjak pada awal Maret mendatang. Karena itu, masyarakat diminta untuk selalu berhati-hati dengan tidak melakukan berpergian.
Direktur Jenderal Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Dirjen Yankes Kemenkes) Prof. dr. Abdul Kadir mengatakan, kelompok masyarakat termasuk lanjut usia (lansia), anak-anak, belum divaksin hingga yang memiliki komorbid harus lebih waspada.
Hal ini dikarenakan, mayoritas gejala Omicron cenderung ringan, seperti flu biasa bahkan tanpa gejala. Oleh karena itu, meski gejalanya terlihat ringan, Omicron tetap berbahaya bagi sejumlah kelompok.
"Omicron bisa berbahaya pada lanjut usia termasuk orang dengan komorbid, orang yang belum divaksin, dan anak-anak," kata Kadir saat konferensi pers secara virtual baru-baru ini.
Prof. Kadir menjelaskan bahwa lansia, komorbid dan pengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi harus tetap di rumah. Hal ini bertujuan untuk mengurangi lonjakan kasus Covid-19 yang diprediksi awal Maret mendatang.
Sementara, Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa puncak kasus Omicron yang jauh lebih tinggi daripada gelombang Delta kemungkinan terjadi pada akhir bulan ini.
"Tren terjadi peningkatan angka kasus, prediksi di akhir Februari atau awal Maret 2022 puncak kasus Omicron, tiga sampai enam kali lebih tinggi dibandingkan puncak kasus karena Delta," ungkap Nadia.
Di sisi lain, Nadia mengingatkan kembali kepada masyarakat yang belum melakukan vaksinasi agar segera divaksin. Pasalnya, vaksin merupakan pencegahan, yang mana jika terinfeksi Covid-19 gejala ditimbulkan relatif ringan.
Nadia menambahkan vaksinasi Covid-19 untuk lansia masih terbilang rendah, yakni 55 persen. Padahal, kelompok tersebut paling rentan terinfeksi, khususnya Omicron yang penyebarannya dua kali lipat lebih cepat.
Direktur Jenderal Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Dirjen Yankes Kemenkes) Prof. dr. Abdul Kadir mengatakan, kelompok masyarakat termasuk lanjut usia (lansia), anak-anak, belum divaksin hingga yang memiliki komorbid harus lebih waspada.
Hal ini dikarenakan, mayoritas gejala Omicron cenderung ringan, seperti flu biasa bahkan tanpa gejala. Oleh karena itu, meski gejalanya terlihat ringan, Omicron tetap berbahaya bagi sejumlah kelompok.
"Omicron bisa berbahaya pada lanjut usia termasuk orang dengan komorbid, orang yang belum divaksin, dan anak-anak," kata Kadir saat konferensi pers secara virtual baru-baru ini.
Prof. Kadir menjelaskan bahwa lansia, komorbid dan pengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi harus tetap di rumah. Hal ini bertujuan untuk mengurangi lonjakan kasus Covid-19 yang diprediksi awal Maret mendatang.
Sementara, Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa puncak kasus Omicron yang jauh lebih tinggi daripada gelombang Delta kemungkinan terjadi pada akhir bulan ini.
"Tren terjadi peningkatan angka kasus, prediksi di akhir Februari atau awal Maret 2022 puncak kasus Omicron, tiga sampai enam kali lebih tinggi dibandingkan puncak kasus karena Delta," ungkap Nadia.
Di sisi lain, Nadia mengingatkan kembali kepada masyarakat yang belum melakukan vaksinasi agar segera divaksin. Pasalnya, vaksin merupakan pencegahan, yang mana jika terinfeksi Covid-19 gejala ditimbulkan relatif ringan.
Nadia menambahkan vaksinasi Covid-19 untuk lansia masih terbilang rendah, yakni 55 persen. Padahal, kelompok tersebut paling rentan terinfeksi, khususnya Omicron yang penyebarannya dua kali lipat lebih cepat.
(dra)