Ciri-Ciri Kolesterol Tinggi pada Balita yang Harus Diwaspadai Orang Tua

Rabu, 23 Februari 2022 - 12:00 WIB
loading...
Ciri-Ciri Kolesterol Tinggi pada Balita yang Harus Diwaspadai Orang Tua
Ciri-ciri kolesterol tinggi pada balita harus diwaspadai orang tua, karena banyak yang beranggapan kolesterol tinggi itu hanya masalah orang dewasa atau lansia. / Foto: ilustrasi/Parents
A A A
JAKARTA - Ciri-ciri kolesterol tinggi pada balita harus diwaspadai orang tua. Pasalnya, selama ini banyak yang beranggapan bahwa kolesterol tinggi itu hanya masalah orang dewasa atau lansia.

Faktanya, anak-anak juga bisa mengalami kolesterol tinggi, bahkan bisa menyebabkan penyakit jantung hingga stroke.

Data The National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) mencatat bahwa anak berusia 2 tahun sudah bisa menunjukkan gejala kolesterol tinggi. Itu kenapa kelompok usia itu pun jika memiliki faktor risiko tinggi disarankan melakukan tes kolesterol.

Baca juga: Kementerian Kesehatan Ungkap Vaksin Covid-19 Terbukti Kurangi Risiko Kematian

Faktor risiko anak usia 2 tahun sudah bisa mengalami kolesterol tinggi antara lain riwayat keluarga ada yang punya penyakit jantung di usia muda --kurang dari 56 tahun-, orang tua memiliki masalah kolesterol tinggi yang berkepanjangan, serta si anak mengalami obesitas atau diabetes.

Bicara gejala atau ciri-ciri balita memiliki kolesterol tinggi, dijelaskan National Library of Medicine, anak-anak biasanya tidak memiliki gejala kolesterol tinggi.

"Untuk tahu apakah si anak memiliki kadar kolesterol yang tinggi atau tidak, orang tua harus memeriksakan kadar kolesterolnya secara rutin, terutama jika si anak punya faktor risiko," terang laporan Medical News Today, dikutip Rabu (23/2/2022).

NHLBI merekomendasikan agar anak-anak dengan faktor risiko kolesterol tinggi melakukan pengecekan kadar kolesterol secara rutin pada usia 9-10 tahun. Setelah itu, si anak perlu menjalani pemeriksaan lanjutan per 5 tahun sekali.

Disebutkan laman Pediatric Cardiology Associates of Houston, masalah kolesterol tinggi amat berpengaruh pada perkembangan plak di arteri seluruh tubuh.

Apabila kondisi itu dibiarkan, maka efeknya ada pada penyempitan pembuluh darah ke jantung yang bisa menyebabkan serangan jantung.

"Tapi, penumpukan plak ini memerlukan waktu yang panjang, itu kenapa risiko anak balita mengalami serangan jantung akibat kolesterol tinggi mendekati nol persen," tegas laman tersebut.

Ditekankan juga di sana bahwa anak yang memiliki kadar kolesterol tinggi itu tidak menunjukan gejala apapun. "Gejala seperti nyeri dada, palpitasi, atau sinkop pada anak biasanya tidak terkait dengan kadar kolesterol tinggi," lanjut laporan medis itu.

Menjadi pertanyaan berikutnya, apa penyebab anak-anak mengalami kolesterol tinggi di luar dari keturunan orang tua?

Salah satu yang cukup menjadi perhatian adalah asupan makanan dan minuman sehari-hari. Anak-anak yang menjalani diet sembarang, meningkatkan risiko kolesterol tinggi.

Makan sembarang di sini meliputi konsumsi sesuatu yang kadar lemaknya tinggi seperti keju tinggi lemak, daging tinggi lemak, susu kaya lemak, mentega, es krim, minyak kelapa dan sawit, serta makanan olahan seperti keripik kentang atau makanan kering.

Agar nutrisi si anak terjaga dengan baik, tidak meningkatkan kadar kolesterol tubuhnya, American Heart Association (AHA) merekomendasikan agar anak usia 2-3 tahun menerima asupan lemak total 30-35% dari kebutuhan kalori hariannya.

Baca juga: Ayu Aulia Ngaku Nekat Akhiri Hidup Bukan karena Cinta

"Disarankan untuk anak-anak berusia 4-18 tahun mendapatkan 25-35% lemak dari total kebutuhan kalori harian," terang laporan tersebut.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1682 seconds (0.1#10.140)