Imbas Invasi Rusia ke Ukraina, WHO Khawatir Covid-19 Menyebar Tak Terkendali

Sabtu, 05 Maret 2022 - 09:42 WIB
loading...
Imbas Invasi Rusia ke Ukraina, WHO Khawatir Covid-19 Menyebar Tak Terkendali
WHO khawatir Covid-19 menyebar tak terkendali imbas ivansi Rusia ke Ukraina. WHO mencatat kasus Covid-19 di Ukraina terus mengalami peningkatan signifikan. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir Covid-19 menyebar tak terkendali imbas dari ivansi Rusia ke Ukraina . Ini karena WHO mencatat kasus Covid-19 di Ukraina terus mengalami peningkatan secara signifikan.

"Tingkat pengujian yang rendah memungkinkan sekali terjadinya lonjakan kasus yang tak terkendali di Ukraina. Lonjakan kasus ini terjadi selama konflik Rusia-Ukraina," kata Dirjen WHO dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dilansir dari Fox News, Sabtu (5/3/2022).

Terlebih, data WHO menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi di Ukraina juga masih sangat rendah. Ini semakin memperjelas adanya kedaruratan Covid-19 di negara tersebut.

WHO pun mengkhawatirkan terjadinya lonjakan kasus di beberapa negara akibat perpindahan secara besar-besaran masyarakat Ukraina yang mencari perlindungan ke negara lain. Menurut WHO, itu memberi tekanan pada sistem kesehatan negara tetangga.




"Karena tekanan yang terjadi akibat konflik, warga sipil akan mencari perlindungan ke negara tetangga dan ini memungkinkan masalah kesehatan berpindah ke negara lain," jelas Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO dr. Michael Ryan.

Karena hal ini, dr Ryan cukup yakin bahwa dalam waktu dekat ini akan terjadi peningkatan kasus Covid-19 di negara-negara tersebut. WHO juga memberi perhatian tidak hanya pada Covid-19 melainkan masalah kesehatan lainnya. Misalnya saja kesehatan anak-anak yang tidak maksimal.

Diketahui banyak anak-anak mendapat perawatan medis di ruang bawah tanah rumah sakit Kyiv untuk menghindari penembakan. Keterbatasan penanganan medis tersebut bisa menimbulkan masalah baru. Bahkan dilaporkan juga bahwa banyak akses yang tidak bisa dijangkau untuk penyetokan tabung oksigen yang mengancam nyawa.

"Kondisi seperti ini membahayakan ribuan nyawa. Kalau soal oksigen, Anda membutuhkan oksigen sesegera mungkin, tidak bisa orang yang sedang membutuhkan harus masuk dalam daftar antrean. Ini sangat membahayakan," tambah dr Ryan.

(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8032 seconds (0.1#10.140)