Gejala Omicron Ini Hanya Muncul di Malam Hari, Waspada!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gejala Omicron ada yang hanya muncul saat malam hari . Dokter NHS, Dr. Amir Khan menyoroti beberapa gejala yang membedakan Omicron dari flu biasa dan bahkan varian Covid-19 lainnya, termasuk keringat malam yang basah kuyup.
Dilansir dari New York Post, Rabu (9/3/2022) Dr. Amir Khan menggambarkan gejala ini sebagai keringat malam yang basah kuyup di mana Anda mungkin harus bangun dan mengganti pakaian.
Gejala lain dari Omicron adalah tenggorokan gatal dan bukan sakit, batuk kering, kelelahan ekstrim dan nyeri otot ringan. Dr. Amir Khan mengatakan penting bagi setiap orang untuk tetap waspada terhadap gejala ini.
"Jika kita akan melacak Omicron dan melacaknya di seluruh dunia, kita harus dapat tes orang dengan gejala ini. Jika mereka membuka situs NHS dan mengatakan mereka berkeringat di malam hari dan nyeri otot, mereka mungkin tidak dapat tes PCR,” kata Dr. Amir Kha.
Dokter di Afrika Selatan, tempat Omicron pertama kali terdeteksi pada November, juga mengatakan pasien Omicron melaporkan hal serupa. Mereka mengalami keringat malam yang membuat pakaian dan tempat tidur basah kuyup.
Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr Angelique Coetzee mengatakan gejala utama Omicron berbeda dari varian Delta yang tersebar luas. Di mana penderitanya umumnya mengalami demam tinggi, batuk dan kehilangan atau perubahan indera penciuman atau rasa.
Di sisi lain, sebuah studi baru yang temuannya diterbitkan di JAMA Network Open telah menemukan bahwa empat dari 10 orang yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala. Namun mereka masih berpotensi menjadi penyebar penyakit.
Para peneliti mengatakan ini menyoroti penularan potensial dari virus tanpa disadari, terutama dalam pengaturan tertentu. "Infeksi tanpa gejala harus ditangani dengan cara yang sama dengan infeksi yang dikonfirmasi, termasuk isolasi dan pelacakan kontak,” tandasnya.
Dilansir dari New York Post, Rabu (9/3/2022) Dr. Amir Khan menggambarkan gejala ini sebagai keringat malam yang basah kuyup di mana Anda mungkin harus bangun dan mengganti pakaian.
Gejala lain dari Omicron adalah tenggorokan gatal dan bukan sakit, batuk kering, kelelahan ekstrim dan nyeri otot ringan. Dr. Amir Khan mengatakan penting bagi setiap orang untuk tetap waspada terhadap gejala ini.
"Jika kita akan melacak Omicron dan melacaknya di seluruh dunia, kita harus dapat tes orang dengan gejala ini. Jika mereka membuka situs NHS dan mengatakan mereka berkeringat di malam hari dan nyeri otot, mereka mungkin tidak dapat tes PCR,” kata Dr. Amir Kha.
Dokter di Afrika Selatan, tempat Omicron pertama kali terdeteksi pada November, juga mengatakan pasien Omicron melaporkan hal serupa. Mereka mengalami keringat malam yang membuat pakaian dan tempat tidur basah kuyup.
Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr Angelique Coetzee mengatakan gejala utama Omicron berbeda dari varian Delta yang tersebar luas. Di mana penderitanya umumnya mengalami demam tinggi, batuk dan kehilangan atau perubahan indera penciuman atau rasa.
Di sisi lain, sebuah studi baru yang temuannya diterbitkan di JAMA Network Open telah menemukan bahwa empat dari 10 orang yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala. Namun mereka masih berpotensi menjadi penyebar penyakit.
Para peneliti mengatakan ini menyoroti penularan potensial dari virus tanpa disadari, terutama dalam pengaturan tertentu. "Infeksi tanpa gejala harus ditangani dengan cara yang sama dengan infeksi yang dikonfirmasi, termasuk isolasi dan pelacakan kontak,” tandasnya.
(dra)