WHO Selidiki Potensi Gangguan Pendengaran Akibat Vaksin Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikabarkan tengah memeriksa adanya potensi masalah pendengaran akibat pemberian vaksin Covid-19 .
Dalam berita buletin yang diunggah di laman situs web resminya, WHO menjelaskan bahwa pihaknya telah diberitahu tentang kemunculan masalah pendengaran yang tiba-tiba.
"Tinnitus atau telinga berdenging, yang kemungkinan berhubungan dengan vaksin Covid-19," tulisnya seperti dilansir NBC News yang dikutip, Selasa (29/3/2022)
WHO melaporkan ada 367 kasus tinnitus dan 164 kasus gangguan pendengaran secara global di antara orang-orang yang sudah menerima vaksin Covid-19.
Masalah pendengaran ini biasanya terjadi dalam satu hari setelah disuntik vaksin. Laporan tersebut berasal dari 27 negara, termasuk Italia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Disebutkan lebih lanjut, orang-orang melaporkan mengalami tinnitus adalah orang dengan rentang usia 19 hingga 91 tahun, dan hampir tiga perempatnya adalah perempuan. Lebih dari sepertiga laporan, orang-orang ini bekerja di industri perawatan kesehatan.
Sejauh ini laporan tersebut telah diidentifikasi oleh Uppsala Monitoring Centre, organisasi nirlaba independen di Swedia yang bekerja dengan WHO. Dalam laporan itu disebutkan, sekarang banyak pasien yang sudah pulih.
Menurut WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dan perusahaan produsen vaksin Covid-19. Penyebab tinnitus tersebut tidak diketahui, dan sejauh ini tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan masalah pendengaran.
Buletin WHO menyebutkan bahwa 80 persen dari kasus tinnitus yang dilaporkan ini muncul pasca pemberian vaksin Pfizer. Tapi di sisi lain, hal ini bisa jadi juga karena memang para tenaga kesehatan yang berada di urutan pertama untuk vaksin dan disuntuk vaksin Pfizer karena itu adalah vaksin yang pertama tersedia.
Juru Bicara Pfizer kepada NBC News menyatakan, bahwa mereka tidak menemukan hubungan sebab akibat antara vaksin Covid-10 yang mereka produksi dengan laporan tinnitus tersebut.
WHO menyimpulkan, karena faktor masih ada keterbatasan data dalam literatur yang memberikan bukti untuk hubungan antara tinnitus dan vaksin Covid-19. Maka diperlukan peninjauan yang lebih lanjut.
Dalam berita buletin yang diunggah di laman situs web resminya, WHO menjelaskan bahwa pihaknya telah diberitahu tentang kemunculan masalah pendengaran yang tiba-tiba.
"Tinnitus atau telinga berdenging, yang kemungkinan berhubungan dengan vaksin Covid-19," tulisnya seperti dilansir NBC News yang dikutip, Selasa (29/3/2022)
WHO melaporkan ada 367 kasus tinnitus dan 164 kasus gangguan pendengaran secara global di antara orang-orang yang sudah menerima vaksin Covid-19.
Masalah pendengaran ini biasanya terjadi dalam satu hari setelah disuntik vaksin. Laporan tersebut berasal dari 27 negara, termasuk Italia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Disebutkan lebih lanjut, orang-orang melaporkan mengalami tinnitus adalah orang dengan rentang usia 19 hingga 91 tahun, dan hampir tiga perempatnya adalah perempuan. Lebih dari sepertiga laporan, orang-orang ini bekerja di industri perawatan kesehatan.
Sejauh ini laporan tersebut telah diidentifikasi oleh Uppsala Monitoring Centre, organisasi nirlaba independen di Swedia yang bekerja dengan WHO. Dalam laporan itu disebutkan, sekarang banyak pasien yang sudah pulih.
Menurut WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dan perusahaan produsen vaksin Covid-19. Penyebab tinnitus tersebut tidak diketahui, dan sejauh ini tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan masalah pendengaran.
Buletin WHO menyebutkan bahwa 80 persen dari kasus tinnitus yang dilaporkan ini muncul pasca pemberian vaksin Pfizer. Tapi di sisi lain, hal ini bisa jadi juga karena memang para tenaga kesehatan yang berada di urutan pertama untuk vaksin dan disuntuk vaksin Pfizer karena itu adalah vaksin yang pertama tersedia.
Juru Bicara Pfizer kepada NBC News menyatakan, bahwa mereka tidak menemukan hubungan sebab akibat antara vaksin Covid-10 yang mereka produksi dengan laporan tinnitus tersebut.
WHO menyimpulkan, karena faktor masih ada keterbatasan data dalam literatur yang memberikan bukti untuk hubungan antara tinnitus dan vaksin Covid-19. Maka diperlukan peninjauan yang lebih lanjut.
(hri)