Heboh Influencer hingga Sosialita Rusia Ramai-Ramai Gunting Tas Chanel, Ini Alasannya

Sabtu, 09 April 2022 - 12:25 WIB
loading...
Heboh Influencer hingga Sosialita Rusia Ramai-Ramai Gunting Tas Chanel, Ini Alasannya
Sederet influencer dan sosialita Rusia ramai-ramai menggunting tas Chanel mereka. Ini sebagai bentuk protes setelah melarang orang Rusia membeli barang baru. Foto/New York Post
A A A
JAKARTA - Sederet influencer dan sosialita Rusia ramai-ramai menggunting tas Chanel mereka. Aksi ini sebagai bentuk protes dan kekecewaan mereka setelah rumah mode mewah itu melarang orang Rusia membeli barang baru di tengah perang di Ukraina .

Dilansir dari New York Post, Sabtu (9/4/2022) beberapa wanita Rusia telah membagikan video diri mereka menghancurkan tas mewah tersebut dengan menggunakan gunting kebun.

"Bye-bye," kata model Rusia Victoria Bonya dalam video Instagram.

Dia menatap ke kamera melambaikan gunting di udara setelah memotong dompet berlapis hitam klasiknya menjadi dua.


"Belum pernah melihat merek apa pun yang bertindak begitu tidak sopan terhadap klien mereka seperti @chanelofficial," kata model pirang itu dalam keterangan videonya.

Orang kaya Rusia pertama kali mulai berbagi kemarahan mereka terhadap rumah mode Prancis itu beberapa hari yang lalu setelah Chanel melarang membeli produk mewah mereka di seluruh dunia.

Chanel menarik bisnis dari Rusia sebagai protes atas invasi presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina, bersama dengan banyak merek lain. Namun, para fashionista Rusia tidak berharap akan dilarang berbelanja di negara lain.

Desainer interior dan influencer Rusia, Liza Litvin mengeluh tentang pengalamannya ditolak berbelanja tas Chanel di mal top Dubai. East2West melaporkan bahwa untuk membeli tas tersebut, Litvin harus menandatangani sebuah perjanjian dan memberikan identitasnya.


"Chanel menerima pesanan baru yang hanya mereka jual setelah saya menandatangani selembar kertas yang mengatakan bahwa saya tidak akan memakai tas ini di Rusia. Manajer mengatakan mulai hari ini mereka menjual ke Rusia hanya jika mereka menandatangani perjanjian untuk tidak memakai barang-barang mereka di Rusia," ucap Litvin.

Kantor perusahaan Prancis Chanel mengkonfirmasi kebijakan baru yang mereka klaim dipaksakan karena sanksi Uni Eropa dan Swiss terhadap barang-barang mewah.

“Pembatasan sanksi terbaru dari Uni Eropa dan Swiss melarang penjualan, secara langsung atau tidak langsung, barang-barang mewah kepada orang atau badan hukum mana pun di Federasi Rusia atau untuk digunakan di Federasi Rusia,” kata perusahaan itu dalam sebuah penyataan.

Karena itu, pelanggan sekarang diminta untuk mengonfirmasi bahwa produk yang mereka beli tidak akan digunakan di Rusia.


“Kami memahami bahwa langkah-langkah ini, yang ditujukan untuk mematuhi persyaratan hukum, dapat menimbulkan ketidaknyamanan tertentu bagi beberapa pelanggan. Kami saat ini sedang bekerja untuk meningkatkan prosedur dan meminta maaf atas kesalahpahaman dan ketidaknyamanan terkait,” tutup Chanel.
(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1292 seconds (0.1#10.140)