Varian XE, XD, dan XF Belum Ditemukan di Indonesia, Kemenkes Minta Masyarakat Tetap Waspada
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid memastikan bahwa sub varian XE , XD, dan XF belum ditemukan di Indonesia. Sub varian XE sendiri merupakan gabungan dari genetik varian BA.1 dan BA.2 Omicron .
Sub varian XE dinilai lebih cepat menular dibandingkan sub varian BA.2. Namun belum cukup bukti epidemiologis untuk memperlihatkan perubahannya di dalam masyarakat.
''Ini pertama kali terdeteksi dari spesimen pada tanggal 19 Januari di Inggris dan di sana sudah ada 763 kasus XE yang ditemukan,'' kata Siti Nadia dikutip dari situs resmi Kemenkes, Jumat (15/4/2022).
''Hingga saat ini baik sub varian XE, XD, maupun XF ini belum ditemukan di Indonesia,'' tambahnya.
Sub Varin XE dan XF, dijelaskan Siti Nadia merupakan gabungan dari varian Delta AY.4 dan Omicron BA.1. Sampai saat ini, sub varian XF sudah ditemukan di Inggris namun masih sangat kecil jumlahnya.
''Artinya ini masih menjadi kewaspadaan kita bahwa walaupun dikatakan lebih cepat menular dibandingkan varian Omicron," jelas Nadia.
"Tetapi karena kita sebagai bagian dari upaya menekan penularan dan memitigasi dampak daripada penularan tersebut, maka sub varian ini menjadi perhatian kita bersama,'' tambahnya.
Di sisi lain, tidak ada perbedaan gejala khusus pada ketiga sub varian tersebut. Sementara Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro menyebut adanya pelonggaran tentu berisiko terjadinya penularan Covid-19.
Dengan itu, Reisa mengimbau masyarakat segera vaksinasi Covid-19 lengkap dan booster. "Meminimalisir risiko terinfeksi atau menularkan Covid-19 apapun variannya mau kemarin ada Omicron terus sekarang ada Omicron XE. Penting tetap waspada dan kunci pencegahannya," ujar Reisa baru-baru ini.
Lihat Juga: Kemenkes Resmikan PLTS di RS Bekasi, Komitmen untuk Terapkan Prinsip Keberlanjutan di Sektor Kesehatan
Sub varian XE dinilai lebih cepat menular dibandingkan sub varian BA.2. Namun belum cukup bukti epidemiologis untuk memperlihatkan perubahannya di dalam masyarakat.
''Ini pertama kali terdeteksi dari spesimen pada tanggal 19 Januari di Inggris dan di sana sudah ada 763 kasus XE yang ditemukan,'' kata Siti Nadia dikutip dari situs resmi Kemenkes, Jumat (15/4/2022).
''Hingga saat ini baik sub varian XE, XD, maupun XF ini belum ditemukan di Indonesia,'' tambahnya.
Sub Varin XE dan XF, dijelaskan Siti Nadia merupakan gabungan dari varian Delta AY.4 dan Omicron BA.1. Sampai saat ini, sub varian XF sudah ditemukan di Inggris namun masih sangat kecil jumlahnya.
''Artinya ini masih menjadi kewaspadaan kita bahwa walaupun dikatakan lebih cepat menular dibandingkan varian Omicron," jelas Nadia.
"Tetapi karena kita sebagai bagian dari upaya menekan penularan dan memitigasi dampak daripada penularan tersebut, maka sub varian ini menjadi perhatian kita bersama,'' tambahnya.
Di sisi lain, tidak ada perbedaan gejala khusus pada ketiga sub varian tersebut. Sementara Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro menyebut adanya pelonggaran tentu berisiko terjadinya penularan Covid-19.
Dengan itu, Reisa mengimbau masyarakat segera vaksinasi Covid-19 lengkap dan booster. "Meminimalisir risiko terinfeksi atau menularkan Covid-19 apapun variannya mau kemarin ada Omicron terus sekarang ada Omicron XE. Penting tetap waspada dan kunci pencegahannya," ujar Reisa baru-baru ini.
Lihat Juga: Kemenkes Resmikan PLTS di RS Bekasi, Komitmen untuk Terapkan Prinsip Keberlanjutan di Sektor Kesehatan
(dra)