Waspada! China Temukan Varian Baru Covid-19 BA.2.3
loading...
A
A
A
JAKARTA - China dilaporkan kembali menemukan varian baru Covid-19 yang diberi nama BA.2.3. Ditemukan pertama kali di Yantai Provinsi Shandong, China, BA.2.3 merupakan varian turunan mutasi BA.2 Omicron yang berevolusi.
Pengurutan genetik menunjukkan bahwa 16 kasus yang dilaporkan memiliki rantai penularan yang sama, yang disebabkan oleh varian yang berevolusi ini. Varian baru ini juga terbukti lebih menular dengan masa inkubasi yang lebih singkat.
Yantai melaporkan 36 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, bersama dengan 34 pembawa virus tidak terdeteksi. Kota ini telah mencatat peningkatan jumlah kasus dalam beberapa hari terakhir.
Ahli imunologi mengatakan kepada Global Times bahwa munculnya varian BA.2.3 di China diperkirakan tidak akan membuat perbedaan besar dalam perang epidemi di negara itu. Kemungkinan besar galur ini didatangkan dari luar daratan.
"Namun, karena mutasinya bukan perubahan signifikan dari galur pendahulunya, itu tidak diharapkan berdampak pada situasi epidemi secara keseluruhan dan langkah-langkah pencegahan di China,” kata Zhuang Shilihe, ahli imunologi yang berbasis di Guangzhou dilansir dari dilansir Global Times, Selasa (26/4/2022).
Data saat ini tidak menunjukkan bukti perubahan signifikan dalam daya menular dan kapasitas kekebalan tubuh BA.2.3. Namun, semakin banyak kasus telah dilaporkan di beberapa negara.
Berdasarkan hasil sekuensing global gen Covid-19, BA.2.3, kini telah terdeteksi di 49.000 sekuens di seluruh dunia, terhitung 6,2 persen dari semua strain.
"Yantai tidak pernah memiliki banyak kasus dan dari pengalaman sebelumnya, China juga tidak pernah menjadi tempat asal strain yang bermutasi," ujar Zhuang.
Zhuang menunjukkan bahwa strain BA.2.3 yang ditemukan di Yantai hampir tidak mungkin muncul sebagai mutasi lokal, tetapi diimpor dari luar daratan China. Sebagian besar kasus sebelumnya ditemukan di Eropa.
Meskipun mutasi pada virus bersifat acak, mereka cenderung lebih sering terjadi di daerah dengan jumlah kasus yang besar dan pada populasi dengan defisiensi imun. Karena itu, Zhuang menyebut situasi di China tidak sesuai.
Yantai merupakan pelabuhan penting di Laut Bohai di China, dan berada di seberang laut dari Jepang dan Korea Selatan. Di mana jalur ini menjadi lalu lintas kargo.
Pengurutan genetik menunjukkan bahwa 16 kasus yang dilaporkan memiliki rantai penularan yang sama, yang disebabkan oleh varian yang berevolusi ini. Varian baru ini juga terbukti lebih menular dengan masa inkubasi yang lebih singkat.
Yantai melaporkan 36 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, bersama dengan 34 pembawa virus tidak terdeteksi. Kota ini telah mencatat peningkatan jumlah kasus dalam beberapa hari terakhir.
Ahli imunologi mengatakan kepada Global Times bahwa munculnya varian BA.2.3 di China diperkirakan tidak akan membuat perbedaan besar dalam perang epidemi di negara itu. Kemungkinan besar galur ini didatangkan dari luar daratan.
Baca Juga
"Namun, karena mutasinya bukan perubahan signifikan dari galur pendahulunya, itu tidak diharapkan berdampak pada situasi epidemi secara keseluruhan dan langkah-langkah pencegahan di China,” kata Zhuang Shilihe, ahli imunologi yang berbasis di Guangzhou dilansir dari dilansir Global Times, Selasa (26/4/2022).
Data saat ini tidak menunjukkan bukti perubahan signifikan dalam daya menular dan kapasitas kekebalan tubuh BA.2.3. Namun, semakin banyak kasus telah dilaporkan di beberapa negara.
Berdasarkan hasil sekuensing global gen Covid-19, BA.2.3, kini telah terdeteksi di 49.000 sekuens di seluruh dunia, terhitung 6,2 persen dari semua strain.
"Yantai tidak pernah memiliki banyak kasus dan dari pengalaman sebelumnya, China juga tidak pernah menjadi tempat asal strain yang bermutasi," ujar Zhuang.
Baca Juga
Zhuang menunjukkan bahwa strain BA.2.3 yang ditemukan di Yantai hampir tidak mungkin muncul sebagai mutasi lokal, tetapi diimpor dari luar daratan China. Sebagian besar kasus sebelumnya ditemukan di Eropa.
Meskipun mutasi pada virus bersifat acak, mereka cenderung lebih sering terjadi di daerah dengan jumlah kasus yang besar dan pada populasi dengan defisiensi imun. Karena itu, Zhuang menyebut situasi di China tidak sesuai.
Yantai merupakan pelabuhan penting di Laut Bohai di China, dan berada di seberang laut dari Jepang dan Korea Selatan. Di mana jalur ini menjadi lalu lintas kargo.
(dra)