Tak Bisa Mepet, Ini Waktu Paling Tepat Dapat Vaksin Booster sebelum Mudik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksin booster menjadi salah syarat wajib bagi masyarakat yang ingin pulang ke kampung halaman alias mudik pada Lebaran 2022 . Pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) yang telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga ini tidak wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen.
Aturan ini dimuat dalam Surat Edaran (SE) No 16 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Corona Virus Diseases Tahun 2019. Namun, bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik disarankan untuk tidak melakukan vaksinasi booster dengan waktu yang berdekatan.
Pasalnya, vaksin booster tidak akan bekerja maksimal jika dilakukan dalam jangka waktu yang mepet dengan perjalanan mudik. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk vaksin dosis ketiga ini?
Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) selaku dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, waktu yang tepat untuk melakukan vaksin booster adalah 2-3 minggu sebelum perjalanan mudik. Pasalnya, antibodi yang dari vaksin booster tidak terbentuk secara instan.
"Sekitar 2-3 minggu. Setelah itu baru antibodi terbentuk. Jadi, jangan lusa mudik, sekarang baru vaksin. Itu belum ada perlindungan. Perlu waktu untuk vaksin itu bekerja," tuturnya dalam acara Indonesia Media Roundtable, Rabu (27/4/2022).
Lebih lanjut, dr. Erlina mengatakan, perlindungan vaksin pun tak bisa berdiri sendiri. Harus diimbangin dengan segenap protokol kesehatan, mulai memakai masker hingga menjaga jarak saat mudik. Pasalnya, ada banyak faktor yang membuat seseorang terinfeksi.
"Walaupun Anda sudah divaksin tetaplah jaga protokol kesehatan, apalagi saat mudik risiko keramaian itu pasti ada. Karena infeksi itu ada faktor imunitas, jumlah virusnya, faktor lingkungan, perilaku," terangnya.
Ada banyak platform vaksin booster yang tersedia di Indonesia, salah satunya vaksin AstraZeneca. Vaksin ini paling banyak digunakan di dunia karena dapat memberikan tingkat perlindungan yang setara terhadap rawat inap (91,3-92,5%) dan kematian (91,4-93,3%), tanpa memandang usia, serta secara statistik tidak berbeda.
Meskipun begitu, dr. Erlina tak mematok masyarakat untuk melakukan vaksin AstraZeneca saja. Ia menjelaskan, ada dua jenis vaksin booster di Indonesia, yakni homolog dan heterolog.
Homolog artinya dosis ketiga menggunakan jenis vaksin yang sama dengan dosis satu dan kedua. Sedangkan heterolog menggunakan vaksin ketiga dengan jenis yang berbeda. Misalnya dosis satu dan kedua menggunakan platform Moderna, sementara dosis ketiganya menggunakan AstraZeneca. Ini diperbolehkan, kata dr. Erlina, bahkan memiliki proteksi yang lebih baik.
"Vaksin yang baik adalah vaksin yang tersedia. Jadi, Anda tak perlu ragu, vaksin booster dilaksanakan saja, tak usah pilih-pilih," pungkasnya.
Lihat Juga: Pemerintah Siapkan Vaksin Booster Covid-19 Gratis untuk Masyarakat, Ini Sederet Manfaatnya!
Aturan ini dimuat dalam Surat Edaran (SE) No 16 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Corona Virus Diseases Tahun 2019. Namun, bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik disarankan untuk tidak melakukan vaksinasi booster dengan waktu yang berdekatan.
Pasalnya, vaksin booster tidak akan bekerja maksimal jika dilakukan dalam jangka waktu yang mepet dengan perjalanan mudik. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk vaksin dosis ketiga ini?
Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) selaku dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, waktu yang tepat untuk melakukan vaksin booster adalah 2-3 minggu sebelum perjalanan mudik. Pasalnya, antibodi yang dari vaksin booster tidak terbentuk secara instan.
"Sekitar 2-3 minggu. Setelah itu baru antibodi terbentuk. Jadi, jangan lusa mudik, sekarang baru vaksin. Itu belum ada perlindungan. Perlu waktu untuk vaksin itu bekerja," tuturnya dalam acara Indonesia Media Roundtable, Rabu (27/4/2022).
Lebih lanjut, dr. Erlina mengatakan, perlindungan vaksin pun tak bisa berdiri sendiri. Harus diimbangin dengan segenap protokol kesehatan, mulai memakai masker hingga menjaga jarak saat mudik. Pasalnya, ada banyak faktor yang membuat seseorang terinfeksi.
"Walaupun Anda sudah divaksin tetaplah jaga protokol kesehatan, apalagi saat mudik risiko keramaian itu pasti ada. Karena infeksi itu ada faktor imunitas, jumlah virusnya, faktor lingkungan, perilaku," terangnya.
Ada banyak platform vaksin booster yang tersedia di Indonesia, salah satunya vaksin AstraZeneca. Vaksin ini paling banyak digunakan di dunia karena dapat memberikan tingkat perlindungan yang setara terhadap rawat inap (91,3-92,5%) dan kematian (91,4-93,3%), tanpa memandang usia, serta secara statistik tidak berbeda.
Meskipun begitu, dr. Erlina tak mematok masyarakat untuk melakukan vaksin AstraZeneca saja. Ia menjelaskan, ada dua jenis vaksin booster di Indonesia, yakni homolog dan heterolog.
Homolog artinya dosis ketiga menggunakan jenis vaksin yang sama dengan dosis satu dan kedua. Sedangkan heterolog menggunakan vaksin ketiga dengan jenis yang berbeda. Misalnya dosis satu dan kedua menggunakan platform Moderna, sementara dosis ketiganya menggunakan AstraZeneca. Ini diperbolehkan, kata dr. Erlina, bahkan memiliki proteksi yang lebih baik.
"Vaksin yang baik adalah vaksin yang tersedia. Jadi, Anda tak perlu ragu, vaksin booster dilaksanakan saja, tak usah pilih-pilih," pungkasnya.
Lihat Juga: Pemerintah Siapkan Vaksin Booster Covid-19 Gratis untuk Masyarakat, Ini Sederet Manfaatnya!
(tsa)