Cerita Ibunda Pindahkan Maudy Ayunda saat Kelas 2 SD Gara-Gara Disuruh Hafal Nama Kecamatan

Minggu, 29 Mei 2022 - 17:41 WIB
loading...
Cerita Ibunda Pindahkan Maudy Ayunda saat Kelas 2 SD Gara-Gara Disuruh Hafal Nama Kecamatan
Maudy Ayunda bersama ayah-ibu dan adiknya. Foto/Instagram Maudy Ayunda
A A A
JAKARTA - Cerita yang dibagikan ibunda Maudy Ayunda , Mauren Jasmedi, di Instagram tentang pendidikan sang putri tahun lalu kembali viral di media sosial, khususnya Twitter, belum lama ini.

Dalam unggahan itu, Mauren berkisah bahwa awalnya dia tak berniat memasukkan Maudy ke sekolah internasional. Hanya, karena kecewa dengan pembelajaran di sekolah lama sang anak yang berbasis kurikulum nasional, Mauren pun memutuskan memindahkan putrinya itu saat masih duduk di bangku kelas 2 SD.

"Haruskah sekolah di Sekolah International?? Kemaren sempat di bahas di sosmed, bahkan byk yg mencoba mhitung2 uang sekolah anak saya," tulis Mauren soal pengalaman menjadi ibu muda yang harus menyekolahkan anak kala itu, dikutip dari akun Instagramnya, Minggu (29/5/2022).



Menurut Mauren, dirinya sempat kecewa terhadap materi pembelajaran yang diberikan sekolah lama Maudy karena terlalu banyak menghafal, bahkan nama-nama kecamatan di Jakarta pun harus dihafal. Itu sebabnya, ia lantas memindahkan Maudy ke sekolah internasional.

"Saat Anak sy TK & sampai kelas 2 SD, mrk bersekolah di sekolah berkurikulum nasional," kata Mauren.

"Awalnya, sama sekali tdk terpikir pindahkan anak dari sekolah tsb. Sampai suatu saat, ketika sy menemani anak2 belajar. Sy kecewa atas materi pembelajaran kala itu, dimn murid diminta menghapal nama2 kecamatan di Jkt, & materi2 hapalan lain yg sy anggap krng tepat," tambahnya.

Cerita Ibunda Pindahkan Maudy Ayunda saat Kelas 2 SD Gara-Gara Disuruh Hafal Nama Kecamatan


Saat sedang mencari sekolah baru buat Maudy pun Mauren tidak bertanya pada guru atau kepala sekolah, melainkan mengamati langsung pergaulan siswa-siswi di institusi pendidikan yang didatanginya itu untuk mendapat gambaran soal pergaulan anak didik di sana.

"Saat mcari2 SD kala itu, sy tdk masuk ke ruang kantor, tp sy coba duduk di kantin, mdengar murid2 berceloteh, mengintip proses bljr di bbrapa kelas & itu sy lakukan setiap hari dibbrapa SD," ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2778 seconds (0.1#10.140)