Virus BA.4 dan BA.5 Mengancam, Vaksin Booster Jadi Solusi Efektif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah tengah membahas pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat untuk menjamin keamanan serta perlindungan maksimal dari ancaman virus BA.4 dan BA.5 . Di sisi lain, dosis ketiga dianggap efektif menjaga tubuh dari serangan subvarian Omicron yang sudah ada di Indonesia tersebut.
Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan bahwa vaksin dosis ketiga kecenderungannya memang harus diterima oleh masyarakat saat ini. Dosis ketiga dinilai efektif menurunkan risiko penularan dan terpaparnya virus BA.4 dan BA.5.
"Kecenderungannya saat ini yang namanya dosis lengkap itu 3 dosis, bukan 2 dosis. Bahkan, dosis keempat sudah mulai diberikan di beberapa negara untuk memaksimalkan perlindungan," ungkap Dicky pada MNC Portal, Selasa (14/6/2022).
Namun, kata Dicky, di Indonesia ada masalah besar untuk bisa memasifkan pemberian dosis ketiga. Ini salah satunya akibat strategi komunikasi risiko yang kurang tepat yang disampaikan pemerintah.
Sadar atau tidak, saat ini masyarakat sudah banyak yang menganggap pandemi selesai dan virus Covid-19 tak ada lagi. Pemahaman seperti ini terbentuk di masyarakat dan menyebabkan vaksin Covid-19 dianggap tak penting lagi.
"Padahal, pandemi masih ada yang artinya virus Covid-19 itu masih menyebar di antara masyarakat. Karena salah pemahaman ini, bikin sebagian orang menganggap vaksin tak berarti lagi dan membuat vaksin dosis ketiga diabaikan," katanya.
Makanya, cakupan dosis ketiga hingga saat ini belum begitu banyak. Padahal, sekali lagi Dicky menegaskan, dosis ketiga cukup efektif dalam mencegah terpapar dari ancaman BA.4 dan BA.5 yang kini mulai ditemukan di Indonesia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa kasus BA.4 dan BA.5 sudah ada 8 kasus. Tiga orang WNA, dan 5 lainnya WNI yang kebanyakan berasal dari DKI Jakarta.
Temuan kasus ini perlu jadi perhatian banyak orang dan diharapkan bagi pemerintah menyampaikan pentingnya vaksin dosis ketiga dengan cara yang tepat, sehingga cakupan vaksin dosis ketiga bisa banyak didapatkan masyarakat.
"Vaksin dosis ketiga ini penting diterima oleh mereka yang punya komorbid, individu yang tinggal dengan lansia, maupun pegawai negeri sipil yang sampai saat ini belum melengkapi dosis ketiga," saran Dicky.
Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan bahwa vaksin dosis ketiga kecenderungannya memang harus diterima oleh masyarakat saat ini. Dosis ketiga dinilai efektif menurunkan risiko penularan dan terpaparnya virus BA.4 dan BA.5.
"Kecenderungannya saat ini yang namanya dosis lengkap itu 3 dosis, bukan 2 dosis. Bahkan, dosis keempat sudah mulai diberikan di beberapa negara untuk memaksimalkan perlindungan," ungkap Dicky pada MNC Portal, Selasa (14/6/2022).
Namun, kata Dicky, di Indonesia ada masalah besar untuk bisa memasifkan pemberian dosis ketiga. Ini salah satunya akibat strategi komunikasi risiko yang kurang tepat yang disampaikan pemerintah.
Sadar atau tidak, saat ini masyarakat sudah banyak yang menganggap pandemi selesai dan virus Covid-19 tak ada lagi. Pemahaman seperti ini terbentuk di masyarakat dan menyebabkan vaksin Covid-19 dianggap tak penting lagi.
"Padahal, pandemi masih ada yang artinya virus Covid-19 itu masih menyebar di antara masyarakat. Karena salah pemahaman ini, bikin sebagian orang menganggap vaksin tak berarti lagi dan membuat vaksin dosis ketiga diabaikan," katanya.
Makanya, cakupan dosis ketiga hingga saat ini belum begitu banyak. Padahal, sekali lagi Dicky menegaskan, dosis ketiga cukup efektif dalam mencegah terpapar dari ancaman BA.4 dan BA.5 yang kini mulai ditemukan di Indonesia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa kasus BA.4 dan BA.5 sudah ada 8 kasus. Tiga orang WNA, dan 5 lainnya WNI yang kebanyakan berasal dari DKI Jakarta.
Temuan kasus ini perlu jadi perhatian banyak orang dan diharapkan bagi pemerintah menyampaikan pentingnya vaksin dosis ketiga dengan cara yang tepat, sehingga cakupan vaksin dosis ketiga bisa banyak didapatkan masyarakat.
"Vaksin dosis ketiga ini penting diterima oleh mereka yang punya komorbid, individu yang tinggal dengan lansia, maupun pegawai negeri sipil yang sampai saat ini belum melengkapi dosis ketiga," saran Dicky.
(tsa)