Bukan Varian Delta, BA.4 dan BA.5 Ternyata Keturunan BA.2 dari Omicron
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menjadi penyebab lonjakan kasus di banyak negara, termasuk Indonesia, subvarian BA.4 dan BA.5 menjadi perhatian banyak pihak.
Hingga kini, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kasus BA.4 dan BA.5 di Indonesia sebanyak 143 kasus, sedangkan kenaikan kasus positif Covid-19 per 22 Juni 2022 nyaris 2.000 kasus.
BA.4 dan BA.5 sendiri dianggap tidak menyebabkan gejala serius pada kebanyakan kasus. Pasien BA.4 dan BA.5 yang harus mendapat penanganan rumah sakit dikatakan kurang dari 10 persen dari total kasus yang dilaporkan.
Baca juga: Ampuh Atasi Masalah Kulit, Amankah Retinol Dipakai Setiap Hari?
Sebetulnya, dari mana sih BA.4 dan BA.5 muncul? Banyak informasi yang beredar kalau BA.4 dan BA.5 ini merupakan keturunan Omicron.
Namun, secara lebih detail Pakar Mikrobiologi Universitas Indonesia, Prof. Amin Soebandrio menerangkan jika BA.4 dan BA.5 ini turunannya BA.2 varian Omicron.
"BA.4 dan BA.5 yang sekarang lagi jadi sorotan itu merupakan anak dari BA.2 yang mana BA.2 ini anak Omicron," tutur Prof. Amin di webinar PB IDI, Kamis (23/6/2022).
Dia menegaskan jika Omicron bukan turunan Delta. Keduanya adalah mutasi Covid-19 yang tidak saling berkaitan. Namun, karena mutasi yang 'ajaib', BA.4 dan BA.5 memiliki karakter yang dipunyai Delta, dan itu tidak dimiliki BA.2 si pendahulunya.
"Karena mutasi yang unik, ditemukan L452 pada BA.4 dan BA.5 yang ada juga di Delta. Tapi, di BA.2 tidak ada mutasi tersebut. Begitu juga dengan del 69-70 yang ada di BA.4 dan BA.5 tapi tidak ditemukan di BA.2," papar Prof. Amin.
Kemunculan BA.4 dan BA.5 sendiri tidak bersamaan. BA.4 ditemukan lebih dulu, baru kemudian disusul BA.5. Tapi, keduanya ditemukan di Afrika Selatan.
BA.4 kali pertama ditemukan pada 10 Januari 2022 di Limpopo, Afrika Selatan. Sementara itu, BA.5 pertama kali diidentifikasi pada 25 Februari 2022 di KwaZulu-Natal, Afrika Selatan.
Karena berasal dari satu keluarga Omicron, makanya BA.4 dan BA.5 membawa karakter Omicron yang mudah menyebar di antara manusia. Nah, karena punya mutasi Delta yaitu L452, BA.4 dan BA.5 mudah menginfeksi tubuh manusia.
"Hanya butuh waktu 1-2 hari setelah tubuh terinfeksi BA.4 dan BA.5 gejala bisa muncul. Karena waktu inkubasi yang cepat, penyembuhannya pun bisa lebih cepat," ungkap Dokter Spesialis Paru, dr. Erlina Burhan, Sp.P.
"BA.4 dan BA.5 ini gampang sekali menempel di ACE2 yang menjadi 'rumah' mereka. Itu kenapa infeksi lebih gampang terjadi akibat dua virus ini," tambah Prof. Amin.
Luar biasanya lagi, BA.4 dan BA.5 punya kecenderungan mampu meloloskan diri dari imunitas tubuh. Artinya, sekalipun seseorang sudah pernah terinfeksi secara alami ataupun punya kekebalan berkat vaksinasi, imunitas yang terbentuk bisa dihalau BA.4 dan BA.5.
"Kasus BA.4 dan BA.5 bisa banyak sekali ditemukan, karena kebanyakan kasusnya itu tidak bergejala. Ini memungkinkan seseorang yang terinfeksi tapi tidak merasa sakit, tetap berkeliaran dan menginfeksi orang lain," ujar Prof. Amin.
Untuk itu, dr. Erlina meminta kepada semua orang agar kembali mengetatkan masker. Sesuai dengan rekomendasi PB IDI, dr Erlina juga meminta agar pakai lagi masker sekalipun di luar ruangan.
Baca juga: 4 Artis Film China yang Di-blacklist Pemerintah Negaranya Sendiri, Nomor 2 Aktor Kungfu Legendaris
"Di situasi sekarang ini, pakai masker sekalipun berada di luar ruangan adalah pilihan yang bijak untuk menekan penyebaran virus," pungkas dr. Erlina.
Lihat Juga: Kemenkes Pastikan Varian Covid-19 KP yang Menyerang Singapura Belum Ditemukan di Indonesia
Hingga kini, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kasus BA.4 dan BA.5 di Indonesia sebanyak 143 kasus, sedangkan kenaikan kasus positif Covid-19 per 22 Juni 2022 nyaris 2.000 kasus.
BA.4 dan BA.5 sendiri dianggap tidak menyebabkan gejala serius pada kebanyakan kasus. Pasien BA.4 dan BA.5 yang harus mendapat penanganan rumah sakit dikatakan kurang dari 10 persen dari total kasus yang dilaporkan.
Baca juga: Ampuh Atasi Masalah Kulit, Amankah Retinol Dipakai Setiap Hari?
Sebetulnya, dari mana sih BA.4 dan BA.5 muncul? Banyak informasi yang beredar kalau BA.4 dan BA.5 ini merupakan keturunan Omicron.
Namun, secara lebih detail Pakar Mikrobiologi Universitas Indonesia, Prof. Amin Soebandrio menerangkan jika BA.4 dan BA.5 ini turunannya BA.2 varian Omicron.
"BA.4 dan BA.5 yang sekarang lagi jadi sorotan itu merupakan anak dari BA.2 yang mana BA.2 ini anak Omicron," tutur Prof. Amin di webinar PB IDI, Kamis (23/6/2022).
Dia menegaskan jika Omicron bukan turunan Delta. Keduanya adalah mutasi Covid-19 yang tidak saling berkaitan. Namun, karena mutasi yang 'ajaib', BA.4 dan BA.5 memiliki karakter yang dipunyai Delta, dan itu tidak dimiliki BA.2 si pendahulunya.
"Karena mutasi yang unik, ditemukan L452 pada BA.4 dan BA.5 yang ada juga di Delta. Tapi, di BA.2 tidak ada mutasi tersebut. Begitu juga dengan del 69-70 yang ada di BA.4 dan BA.5 tapi tidak ditemukan di BA.2," papar Prof. Amin.
Kemunculan BA.4 dan BA.5 sendiri tidak bersamaan. BA.4 ditemukan lebih dulu, baru kemudian disusul BA.5. Tapi, keduanya ditemukan di Afrika Selatan.
BA.4 kali pertama ditemukan pada 10 Januari 2022 di Limpopo, Afrika Selatan. Sementara itu, BA.5 pertama kali diidentifikasi pada 25 Februari 2022 di KwaZulu-Natal, Afrika Selatan.
Karena berasal dari satu keluarga Omicron, makanya BA.4 dan BA.5 membawa karakter Omicron yang mudah menyebar di antara manusia. Nah, karena punya mutasi Delta yaitu L452, BA.4 dan BA.5 mudah menginfeksi tubuh manusia.
"Hanya butuh waktu 1-2 hari setelah tubuh terinfeksi BA.4 dan BA.5 gejala bisa muncul. Karena waktu inkubasi yang cepat, penyembuhannya pun bisa lebih cepat," ungkap Dokter Spesialis Paru, dr. Erlina Burhan, Sp.P.
"BA.4 dan BA.5 ini gampang sekali menempel di ACE2 yang menjadi 'rumah' mereka. Itu kenapa infeksi lebih gampang terjadi akibat dua virus ini," tambah Prof. Amin.
Luar biasanya lagi, BA.4 dan BA.5 punya kecenderungan mampu meloloskan diri dari imunitas tubuh. Artinya, sekalipun seseorang sudah pernah terinfeksi secara alami ataupun punya kekebalan berkat vaksinasi, imunitas yang terbentuk bisa dihalau BA.4 dan BA.5.
"Kasus BA.4 dan BA.5 bisa banyak sekali ditemukan, karena kebanyakan kasusnya itu tidak bergejala. Ini memungkinkan seseorang yang terinfeksi tapi tidak merasa sakit, tetap berkeliaran dan menginfeksi orang lain," ujar Prof. Amin.
Untuk itu, dr. Erlina meminta kepada semua orang agar kembali mengetatkan masker. Sesuai dengan rekomendasi PB IDI, dr Erlina juga meminta agar pakai lagi masker sekalipun di luar ruangan.
Baca juga: 4 Artis Film China yang Di-blacklist Pemerintah Negaranya Sendiri, Nomor 2 Aktor Kungfu Legendaris
"Di situasi sekarang ini, pakai masker sekalipun berada di luar ruangan adalah pilihan yang bijak untuk menekan penyebaran virus," pungkas dr. Erlina.
Lihat Juga: Kemenkes Pastikan Varian Covid-19 KP yang Menyerang Singapura Belum Ditemukan di Indonesia
(nug)