Ini Gejala Infeksi BA.2.75 yang Belum Banyak Diketahui, Kenali dan Waspadai!

Selasa, 19 Juli 2022 - 13:39 WIB
loading...
Ini Gejala Infeksi BA.2.75...
Subvarian BA.2.75 menjadi sorotan utama saat ini setelah tiga kasus ditemukan di Bali dan DKI Jakarta. Foto Ilustrasi/Istimewa
A A A
JAKARTA - Subvarian BA.2.75 menjadi sorotan utama saat ini setelah tiga kasus ditemukan di Bali dan DKI Jakarta. Masyarakat diminta untuk memperketat lagi masker dan kembali disiplin protokol kesehatan.

BA.2.75 adalah subvarian Omicron yang berasal dari mutasi BA.2. Subvarian ini dipercaya sangat mudah menyebar antarmanusia dan mampu melawan sistem antibodi yang diciptakan vaksinasi.



"Jika menganalogikan seperti satu pohon, Omicron adalah pohonnya, BA.2 adalah batangnya, sedangkan BA.2.75 adalah ranting di batang BA.2," ungkap Jasmine Plummer, PhD, asisten profesor dan direktur asosiasi inti genomik di Cedars Sinai Medical Center, dikutip dari laman Health, Selasa (19/7/2022).

Nah, bicara soal gejala, apakah BA.2.75 punya gejala yang sama dengan BA.2, BA.4, BA.5, atau Omicron secara keseluruhan?

Plummer menjelaskan bahwa gejala BA.2.75 tidak jauh berbeda dengan Omicron pada umumnya. "Gejala BA.2.75 adalah batuk, kelelahan, hidung tersumbat, dan pilek," ungkap Plummer.

Tapi, dirinya melihat bahwa gejala dari BA.2.75 itu lebih ringan dibanding infeksi Omicron, terutama pada mereka yang sudah divaksinasi. "Jadi, bisa dibilang gejala BA.2.75 akan lebih ringan daripada jenis Covid-19 sebelum-sebelumnya," tambahnya.



Lantas, apa bedanya BA.2.75 dengan subvarian Omicron lain?

Laman Gulf News menjelaskan bahwa BA.2.75 memiliki spike protein yang sangat banyak di keluarga Omicron. Ini memungkinkan subvarian itu bermutasi dan bisa saja memperburuk kondisi pandemi saat ini.

"Para ilmuwan telah menyebutkan bahwa BA.2.75 memiliki setidaknya 11 mutasi unik dibanding BA.5. Ini membuatnya sangat menular," ungkap laporan tersebut.

Selain itu, ada 36 asam amino yang bermutasi dalam protein spike BA.2.75. Dengan mutasi tersebut, menyumbang sekitar 10 persen dari genom SARS-CoV2.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2383 seconds (0.1#10.140)