Gelaja Covid-19 Varian Arcturus Mirip Diare, Epidemiolog: Virus Ini Serang Saluran Pencernaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, dr Dicky Budiman mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai Covid-19 varian Arcturus yang kini tengah merebak di sejumlah negara. Bahkan di India kenaikan kasusnya cukup signifikan.
Dicky Budiman menyebut salah satu gejala dari Covid-19 varian Arcturus itu seperti diare. Gejala ini memang disebut umum dialami pasien dari Covid-19. Namun hal tersebut penting diketahui, dan jangan dianggap sepele karena dapat berakibat buruk.
"Jadi varian ataupun subvarian dari Omicron itu memang ada gejala diarenya, ada gangguan pencernaan, dan itu karena penyebab dari virus SARs-COV-2 atau Covid-19 ini memang serang saluran pencernaan," kata dr Dicky kepada MNC Portal, Selasa (25/4/2023)
"Bicara tentang deteksi kasus infeksi Covid-19, salah satunya juga ada tidaknya virus itu bisa dilihat dari tes feses atau kotoran," tambahnya.
Diare pada pasien Covid-19, disampaikan dr Dicky bervariasi tapi cenderung ringan. Sering kali dibarengi juga gejala lain seperti mual dan muntah.
Meski demikian, dia mengingatkan betapa penting untuk memahami gejala-gejala dari varian Arcturus ini. Sebagaimana diketahui, Arcturus jadi sorotan dunia karena banyak menyerang anak-anak dengan gejala baru seperti mata merah.
"Pada umumnya untuk gejala diare ini tidak terlalu berat dan bervariasi dan juga disertai dengan mual dan muntah dan gejala lainnya yang relatif sama. Hanya saja pengamatan saat ini, Arcturus memang ditemukan di India banyak menyerang anak-anak memiliki gangguan di mata," jelasnya.
"Mata merah yang gatal sekali berair dan mengeluarkan kotoran atau juga bisa sampai terjadi infeksi sekunder atau lainnya," sambung dr Dicky.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan gejala diare dan mata merah dalam keterangannya di laman Sehat Negeriku. Juga disebutkan bahwa pemicu kenaikan Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir disebabkan Arcturus atau XBB 1.16 ini.
"Sejumlah gejala dari varian ini antara lain kasus konjungtivitis (mata merah) terutama pada anak-anak, Demam atau menggigil, Batuk, Sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, dan diare," demikian keterangan dalam laman Sehat Negeriku.
Dicky Budiman menyebut salah satu gejala dari Covid-19 varian Arcturus itu seperti diare. Gejala ini memang disebut umum dialami pasien dari Covid-19. Namun hal tersebut penting diketahui, dan jangan dianggap sepele karena dapat berakibat buruk.
"Jadi varian ataupun subvarian dari Omicron itu memang ada gejala diarenya, ada gangguan pencernaan, dan itu karena penyebab dari virus SARs-COV-2 atau Covid-19 ini memang serang saluran pencernaan," kata dr Dicky kepada MNC Portal, Selasa (25/4/2023)
"Bicara tentang deteksi kasus infeksi Covid-19, salah satunya juga ada tidaknya virus itu bisa dilihat dari tes feses atau kotoran," tambahnya.
Diare pada pasien Covid-19, disampaikan dr Dicky bervariasi tapi cenderung ringan. Sering kali dibarengi juga gejala lain seperti mual dan muntah.
Meski demikian, dia mengingatkan betapa penting untuk memahami gejala-gejala dari varian Arcturus ini. Sebagaimana diketahui, Arcturus jadi sorotan dunia karena banyak menyerang anak-anak dengan gejala baru seperti mata merah.
"Pada umumnya untuk gejala diare ini tidak terlalu berat dan bervariasi dan juga disertai dengan mual dan muntah dan gejala lainnya yang relatif sama. Hanya saja pengamatan saat ini, Arcturus memang ditemukan di India banyak menyerang anak-anak memiliki gangguan di mata," jelasnya.
"Mata merah yang gatal sekali berair dan mengeluarkan kotoran atau juga bisa sampai terjadi infeksi sekunder atau lainnya," sambung dr Dicky.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan gejala diare dan mata merah dalam keterangannya di laman Sehat Negeriku. Juga disebutkan bahwa pemicu kenaikan Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir disebabkan Arcturus atau XBB 1.16 ini.
"Sejumlah gejala dari varian ini antara lain kasus konjungtivitis (mata merah) terutama pada anak-anak, Demam atau menggigil, Batuk, Sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, dan diare," demikian keterangan dalam laman Sehat Negeriku.
(hri)