Penyerapan Kalsium yang Optimal Bantu Jaga Kesehatan Tulang hingga Tua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kesehatan tulang seiring bertambahnya usia menurun secara fisiologis. Sejatinya, dengan bertambahnya usia harapan hidup di dunia, termasuk di Indonesia, menjaga kesehatan tulang sedini mungkin makin penting, agar dapat bekerja dan beraktivitas dengan produktif dan tetap aktif menikmati masa tua.
Pengetahuan mengenai kesehatan tulang ini penting sebagai upaya pencegahan. Sebab, permasalahan tulang bersifat silent disease, yang bila dibiarkan dapat menimbulkan risiko yang dapat disesali di kemudian hari.
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Dr. Isa An Nagib, Sp.OT(K)., FICS mengibaratkan tulang sebagai gelas yang berisi air, yang seiring dengan bertambahnya usia, gelas mulai mengalami kebocoran. Hal ini membuat air mulai keluar.
Pasalnya, pada usia 0-30 tahun, tulang mengalami deposisi atau lebih banyak pembentukan dibandingkan resorption atau pembongkaran. Namun di atas usia tersebut, secara fisiologis tulang mengalami degenerasi, terjadi lebih banyak pembongkaran, sehingga isi di dalam gelas berkurang terus.
Jika kondisi ini dibiarkan, akan membuat tulang jadi rentan patah sehingga kualitas hidup seseorang menjadi berkurang. Untuk memperbaikinya, tidak hanya biaya, tapi juga harus melewati operasi yang berisiko dan masa pemulihan yang memakan waktu lama
"Suplemen atau asupan yang bisa memberikan isi lagi ke dalam gelas tersebut, sangat diperlukan. Tujuannya, agar gelas yang bocor itu tidak habis airnya. Sebab, apabila air berkurang terus, indeks massa tulang kita juga ikut berkurang, sehingga tulang kita bisa patah, karena kondisinya sudah rapuh dan ringkih," kata Dr. Isa saat acara diskusi kesehatan Imboost Bone, Kamis (28/7/2022).
Suplemen berfungsi sebagai salah satu pengisi dari gelas yang sudah bocor, sehingga kondisi kesehatan tulang tidak tergerus. Bila kondisinya sudah semakin parah, maka diperlukan perawatan lain dengan pengobatan. Hal ini terjadi apabila kondisi tulang mengalami osteopenia atau osteoporosis.
Dr. Isa menjelaskan dosis harian kalsium berbeda jumlahnya berdasarkan umur. Usia 1-3 tahun hanya membutuhkan 700 mg kalsium per harinya, sedangkan di usia 4-8 tahun akan meningkat menjadi 1.000 mg per hari, dan 1.300 mg per hari pada usia 9-18 tahun. Dosis 1.300 mg per hari ini juga diperlukan wanita saat hamil.
"Kita tidak bisa memastikan apakah dari makanan, susu, dan sebagainya bisa mendapatkan kalsium dengan kadar sebesar itu," jelas Dr. Isa.
Suplemen sama seperti makanan, namun dalam bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, Dr. Isa menyarankan untuk mengonsumsi suplemen tulang, sebagai tambahan dari makanan atau susu yang dikonsumsi. Namun, mengonsumsi kalsium dan vitamin D3 juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
“Istilahnya, suplemen itu adalah ekstrak dari makanan yang kita konsumsi. Bayangkan, pada saat pandemi, kita banyak minum vitamin D3 dengan kandungan kalsium tinggi. Jika kalsium tersebut itu tidak masuk pada tempatnya, misalnya ke usus, itu akan berbahaya," ucap Dr. Isa.
"Bahkan, kalsium juga bisa numpuk ke ginjal, kalau tidak ada yang mengarahkan. Bila kalsiumnya banyak ada di pembuluh darah, maka berpotensi membentuk plak yang membuat risiko serangan jantung," tambahnya.
Agar konsumsi vitamin D3 dan kalsium bisa pas dan hanya masuk ke tulang, bukan beredar di darah, maka dibutuhkan tambahan vitamin K2 yang berfungsi mengarahkan dan memastikan kalsium masuk ke tulang.
"Vitamin K2 itu fungsinya mengikat agar kalsium itu tepat sasaran, diletakkan di tulang, bukan di tempat yang lain. Karena kalau kalsium diletakan di pembuluh darah, akan menjadi plak, dan ini berbahaya dan membahayakan jantung," ujar Dr. Isa.
"Artinya, kalau kalsium tidak tepat sasaran dan tercecer di berbagai tempat yang bukan semestinya, akibatnya berbahaya. Nah, fungsi vitamin K2 ini adalah mengarahkan dan mengawal kalsium masuk tepat sasaran ke dalam tulang," lanjutnya.
Selain vitamin K2, kandungan magnesium juga penting yang berfungsi sebagai pengontrol, sama seperti vitamin D3. Magnesium bisa membantu penyerapan kalsium, sehingga kadar kalsium di dalam tubuh menjadi cukup dan mengarahkan ke tempatnya.
VP Research and Development SOHO Global Health DR. Raphael Aswin Susilowidodo M.Si mengungkapkan bahwa PT Soho Global Health terus berinovasi untuk dapat memberikan produk-produk kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, salah satunya lewat kehadiran Imboost Bone .
“Kami melihat bahwa kepedulian masyarakat Indonesia terhadap kesehatan tulang sudah semakin baik saat ini. Namun sayang, masih kurang informasi tentang pentingnya vitamin dan mineral yang dapat membantu penyerapan konsumsi kalsium dosis tinggi dengan lebih baik,” papar DR. Aswin.
“Karena itulah, PT Soho Global Health melihat pentingnya peranan vitamin D3, vitamin K2, dan magnesium untuk membantu penyerapan kalsium lebih optimal ke dalam tulang. Di sinilah awal mula tercetus ide kami untuk mengembangkan dan meluncurkan produk Imboost Bone," imbuhnya.
Imboost Bone mempunyai sediaan effervescent, yang menurut DR. Aswin, juga dibuat dengan tujuan agar konsumsi suplemen dibuat lebih mudah dan tidak seperti mengonsumsi obat. Ditambah lagi, Imboost Bone mengandung vitamin C 500mg yang lebih aman di lambung dengan rasa jeruk.
“Jangan khawatir, Imboost Bone ini juga relatif aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, serta orang lanjut usia, karena kelompok ini juga sangat krusial membutuhkan kalsium seperti seperti halnya yang dijelaskan dr. Isa sebelumnya,” tutup DR. Aswin.
Cukup dikonsunsumsi satu kali sehari, Imboost Bone tidak mengandung gula sehingga relatif aman juga untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Pengetahuan mengenai kesehatan tulang ini penting sebagai upaya pencegahan. Sebab, permasalahan tulang bersifat silent disease, yang bila dibiarkan dapat menimbulkan risiko yang dapat disesali di kemudian hari.
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Dr. Isa An Nagib, Sp.OT(K)., FICS mengibaratkan tulang sebagai gelas yang berisi air, yang seiring dengan bertambahnya usia, gelas mulai mengalami kebocoran. Hal ini membuat air mulai keluar.
Pasalnya, pada usia 0-30 tahun, tulang mengalami deposisi atau lebih banyak pembentukan dibandingkan resorption atau pembongkaran. Namun di atas usia tersebut, secara fisiologis tulang mengalami degenerasi, terjadi lebih banyak pembongkaran, sehingga isi di dalam gelas berkurang terus.
Jika kondisi ini dibiarkan, akan membuat tulang jadi rentan patah sehingga kualitas hidup seseorang menjadi berkurang. Untuk memperbaikinya, tidak hanya biaya, tapi juga harus melewati operasi yang berisiko dan masa pemulihan yang memakan waktu lama
"Suplemen atau asupan yang bisa memberikan isi lagi ke dalam gelas tersebut, sangat diperlukan. Tujuannya, agar gelas yang bocor itu tidak habis airnya. Sebab, apabila air berkurang terus, indeks massa tulang kita juga ikut berkurang, sehingga tulang kita bisa patah, karena kondisinya sudah rapuh dan ringkih," kata Dr. Isa saat acara diskusi kesehatan Imboost Bone, Kamis (28/7/2022).
Suplemen berfungsi sebagai salah satu pengisi dari gelas yang sudah bocor, sehingga kondisi kesehatan tulang tidak tergerus. Bila kondisinya sudah semakin parah, maka diperlukan perawatan lain dengan pengobatan. Hal ini terjadi apabila kondisi tulang mengalami osteopenia atau osteoporosis.
Dr. Isa menjelaskan dosis harian kalsium berbeda jumlahnya berdasarkan umur. Usia 1-3 tahun hanya membutuhkan 700 mg kalsium per harinya, sedangkan di usia 4-8 tahun akan meningkat menjadi 1.000 mg per hari, dan 1.300 mg per hari pada usia 9-18 tahun. Dosis 1.300 mg per hari ini juga diperlukan wanita saat hamil.
"Kita tidak bisa memastikan apakah dari makanan, susu, dan sebagainya bisa mendapatkan kalsium dengan kadar sebesar itu," jelas Dr. Isa.
Suplemen sama seperti makanan, namun dalam bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, Dr. Isa menyarankan untuk mengonsumsi suplemen tulang, sebagai tambahan dari makanan atau susu yang dikonsumsi. Namun, mengonsumsi kalsium dan vitamin D3 juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
“Istilahnya, suplemen itu adalah ekstrak dari makanan yang kita konsumsi. Bayangkan, pada saat pandemi, kita banyak minum vitamin D3 dengan kandungan kalsium tinggi. Jika kalsium tersebut itu tidak masuk pada tempatnya, misalnya ke usus, itu akan berbahaya," ucap Dr. Isa.
"Bahkan, kalsium juga bisa numpuk ke ginjal, kalau tidak ada yang mengarahkan. Bila kalsiumnya banyak ada di pembuluh darah, maka berpotensi membentuk plak yang membuat risiko serangan jantung," tambahnya.
Agar konsumsi vitamin D3 dan kalsium bisa pas dan hanya masuk ke tulang, bukan beredar di darah, maka dibutuhkan tambahan vitamin K2 yang berfungsi mengarahkan dan memastikan kalsium masuk ke tulang.
"Vitamin K2 itu fungsinya mengikat agar kalsium itu tepat sasaran, diletakkan di tulang, bukan di tempat yang lain. Karena kalau kalsium diletakan di pembuluh darah, akan menjadi plak, dan ini berbahaya dan membahayakan jantung," ujar Dr. Isa.
"Artinya, kalau kalsium tidak tepat sasaran dan tercecer di berbagai tempat yang bukan semestinya, akibatnya berbahaya. Nah, fungsi vitamin K2 ini adalah mengarahkan dan mengawal kalsium masuk tepat sasaran ke dalam tulang," lanjutnya.
Selain vitamin K2, kandungan magnesium juga penting yang berfungsi sebagai pengontrol, sama seperti vitamin D3. Magnesium bisa membantu penyerapan kalsium, sehingga kadar kalsium di dalam tubuh menjadi cukup dan mengarahkan ke tempatnya.
VP Research and Development SOHO Global Health DR. Raphael Aswin Susilowidodo M.Si mengungkapkan bahwa PT Soho Global Health terus berinovasi untuk dapat memberikan produk-produk kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, salah satunya lewat kehadiran Imboost Bone .
“Kami melihat bahwa kepedulian masyarakat Indonesia terhadap kesehatan tulang sudah semakin baik saat ini. Namun sayang, masih kurang informasi tentang pentingnya vitamin dan mineral yang dapat membantu penyerapan konsumsi kalsium dosis tinggi dengan lebih baik,” papar DR. Aswin.
“Karena itulah, PT Soho Global Health melihat pentingnya peranan vitamin D3, vitamin K2, dan magnesium untuk membantu penyerapan kalsium lebih optimal ke dalam tulang. Di sinilah awal mula tercetus ide kami untuk mengembangkan dan meluncurkan produk Imboost Bone," imbuhnya.
Imboost Bone mempunyai sediaan effervescent, yang menurut DR. Aswin, juga dibuat dengan tujuan agar konsumsi suplemen dibuat lebih mudah dan tidak seperti mengonsumsi obat. Ditambah lagi, Imboost Bone mengandung vitamin C 500mg yang lebih aman di lambung dengan rasa jeruk.
“Jangan khawatir, Imboost Bone ini juga relatif aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, serta orang lanjut usia, karena kelompok ini juga sangat krusial membutuhkan kalsium seperti seperti halnya yang dijelaskan dr. Isa sebelumnya,” tutup DR. Aswin.
Cukup dikonsunsumsi satu kali sehari, Imboost Bone tidak mengandung gula sehingga relatif aman juga untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.
(dra)