Dokter Sarankan Anak Belajar di Kelas dengan Jendela Terbuka, Cegah Penularan Covid-19 Selama PTM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dokter menyarankan anak untuk belajar di ruang kelas dengan jendela terbuka. Meski tidak nyaman, namun cara ini bisa mencegah penularan Covid-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung.
Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) dr. Yogi Prawira Sp.A(K) mengatakan ada kunci dalam melindungi kesehatan anak di tengah pandemi yaitu masker dan ventilasi. Khususnya selama anak mengikuti PTM di sekolah.
"Jadi hal utama yaitu masker dan ventilasi itu terpenting," kata dr. Yogi saat media briefing evaluasi PPKM IDAI dan KPAI secara online, Jumat (19/8/2022).
Di mana masker yang digunakan harus menutup hidung sampai dagu. Kemudian, dengan ventilasi kelas di sekolah diminta terbuka agar menjaga sirkulasi udara tetap sehat.
"Sementara ventilasi harus dibuka, jadi harus mengutamakan kesehatan dan kenyamanan. Meskipun banyak orang merasa enggak nyaman jika dibuka jendelanya, tapi jika hanya memilih nyaman, sebaiknya sehat dan juga nyaman," jelas dr. Yogi.
Di sisi lain, anak bisa diajarkan bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurut dr. Yogi, PHBS menjadi hal utama untuk mencegah penyakit infeksi lainnya.
Sementara itu, penggunaan masker, menurut dr. Yogi paling lama hanya 4 jam. Setiap anak sudah seharusnya membawa masker tambahan untuk mengganti saat belajar di sekolah.
"Masker yang tepat dan nyaman, jadi kita rekomendasikan masker medis yang menutup sampai dagu dan hidung. Hanya berlaku sampai 4 jam dan biasanya bisa lembab dan harus diganti," ujar dr. Yogi.
"Sehingga anak-anak yang lama di sekolah disarankan membawa makser lebih untuk mengganti," tandasnya.
Lihat Juga: Covid-19 Kembali Serang Singapura, Ini Langkah Kemenkes untuk Halau Penyebarannya di Indonesia
Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) dr. Yogi Prawira Sp.A(K) mengatakan ada kunci dalam melindungi kesehatan anak di tengah pandemi yaitu masker dan ventilasi. Khususnya selama anak mengikuti PTM di sekolah.
"Jadi hal utama yaitu masker dan ventilasi itu terpenting," kata dr. Yogi saat media briefing evaluasi PPKM IDAI dan KPAI secara online, Jumat (19/8/2022).
Di mana masker yang digunakan harus menutup hidung sampai dagu. Kemudian, dengan ventilasi kelas di sekolah diminta terbuka agar menjaga sirkulasi udara tetap sehat.
"Sementara ventilasi harus dibuka, jadi harus mengutamakan kesehatan dan kenyamanan. Meskipun banyak orang merasa enggak nyaman jika dibuka jendelanya, tapi jika hanya memilih nyaman, sebaiknya sehat dan juga nyaman," jelas dr. Yogi.
Di sisi lain, anak bisa diajarkan bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurut dr. Yogi, PHBS menjadi hal utama untuk mencegah penyakit infeksi lainnya.
Sementara itu, penggunaan masker, menurut dr. Yogi paling lama hanya 4 jam. Setiap anak sudah seharusnya membawa masker tambahan untuk mengganti saat belajar di sekolah.
"Masker yang tepat dan nyaman, jadi kita rekomendasikan masker medis yang menutup sampai dagu dan hidung. Hanya berlaku sampai 4 jam dan biasanya bisa lembab dan harus diganti," ujar dr. Yogi.
"Sehingga anak-anak yang lama di sekolah disarankan membawa makser lebih untuk mengganti," tandasnya.
Lihat Juga: Covid-19 Kembali Serang Singapura, Ini Langkah Kemenkes untuk Halau Penyebarannya di Indonesia
(dra)