Positivity Rate Covid-19 Indonesia Tembus 11%, PB IDI Sebut Banyak Tes Mandiri yang Tak Dilaporkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Angka positivity rate Covid-19 Indonesia berdasarkan laman resmi covid.go.id per Agustus 2022 tembus angka 11 persen. Itu jauh di atas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu di bawah 5 persen untuk menyatakan Covid-19 terkendali.
Positivity rate Covid-19 didapat dari angka kasus konfirmasi positif dibagi dengan jumlah orang yang dites. Ketua Satgas Covid-19 PB IDI dr Erlina Burhan menduga tingginya positivity rate Indonesia akibat banyak orang yang tes mandiri (self-test) Covid-19 tapi tidak melaporkan hasilnya ke pemerintah.
"Kami menduga kenaikan tinggi positivity rate ini akibat sekarang ini kan test kit antigen Covid-19 sudah dijual bebas. Nah, sudah banyak orang yang tes sendiri, tapi hasilnya tidak dilaporkan ke pemerintah," ungkap dr Erlina dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/8/2022).
Tak hanya itu, banyak juga masyarakat yang melakukan tes mandiri tapi 'denial' dengan hasilnya. "Saat tes menunjukkan hasil positif, dia malah bilang alatnya rusak karena enggak ada gejala apa-apa," terangnya.
Hal-hal semacam ini yang membuat virus masih menyebar di masyarakat. Sebab, tak sedikit dari warga yang menjalani tes mandiri, tapi tidak percaya hasilnya positif, lalu tetap beraktivitas karena merasa tak bergejala.
Karena adanya kasus semacam ini, PB IDI meminta sekali kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan khusus untuk mereka yang melakukan tes mandiri, salah satunya melaporkan hasil tesnya ke pemerintah.
"Ini bukan hanya memastikan data yang keluar di Covid.go.id lebih akurat dan real, tapi mengedukasi masyarakat agar mereka lebih disiplin dan bertanggung jawab dengan hasil tes mandirinya," kata dr Erlina.
"Selain itu, kami juga mengimbau kepada produsen penyedia alat tes Covid-19 mandiri untuk meminta ke konsumennya untuk melaporkan hasil tesnya. Jadi, ada upaya bersama untuk memastikan kondisi Indonesia benar-benar terkendali dari Covid-19," tambahnya.
Positivity rate Covid-19 didapat dari angka kasus konfirmasi positif dibagi dengan jumlah orang yang dites. Ketua Satgas Covid-19 PB IDI dr Erlina Burhan menduga tingginya positivity rate Indonesia akibat banyak orang yang tes mandiri (self-test) Covid-19 tapi tidak melaporkan hasilnya ke pemerintah.
"Kami menduga kenaikan tinggi positivity rate ini akibat sekarang ini kan test kit antigen Covid-19 sudah dijual bebas. Nah, sudah banyak orang yang tes sendiri, tapi hasilnya tidak dilaporkan ke pemerintah," ungkap dr Erlina dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/8/2022).
Tak hanya itu, banyak juga masyarakat yang melakukan tes mandiri tapi 'denial' dengan hasilnya. "Saat tes menunjukkan hasil positif, dia malah bilang alatnya rusak karena enggak ada gejala apa-apa," terangnya.
Hal-hal semacam ini yang membuat virus masih menyebar di masyarakat. Sebab, tak sedikit dari warga yang menjalani tes mandiri, tapi tidak percaya hasilnya positif, lalu tetap beraktivitas karena merasa tak bergejala.
Karena adanya kasus semacam ini, PB IDI meminta sekali kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan khusus untuk mereka yang melakukan tes mandiri, salah satunya melaporkan hasil tesnya ke pemerintah.
"Ini bukan hanya memastikan data yang keluar di Covid.go.id lebih akurat dan real, tapi mengedukasi masyarakat agar mereka lebih disiplin dan bertanggung jawab dengan hasil tes mandirinya," kata dr Erlina.
"Selain itu, kami juga mengimbau kepada produsen penyedia alat tes Covid-19 mandiri untuk meminta ke konsumennya untuk melaporkan hasil tesnya. Jadi, ada upaya bersama untuk memastikan kondisi Indonesia benar-benar terkendali dari Covid-19," tambahnya.
(hri)