Kasus Cacar Monyet Global Turun 20 Persen, Bagaimana AS dan Eropa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membagikan laporan terkini soal kasus cacar monyet (monkeypox). Menurut data yang dihimpun, kasus cacar monyet turun 20 persen secara global.
Meski terjadi penurunan kasus yang cukup berarti, Amerika Serikat dilaporkan mengalami kenaikan kasus yang berpotensi kembali meningkatkan angka kasus global.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa ada tanda-tanda wabah cacar monyet ini menurun di Eropa. Hal ini sejalan dengan protokol kesehatan yang efektif dijalankan masyarakat Eropa.
Baca juga: Nycta Gina Galau sang Suami Rizky Kinos Positif Terinfeksi Covid-19
Peran vaksinasi juga dianggap membawa pengaruh dalam penurunan angka kasus cacar monyet secara global. Namun, faktor yang cukup berarti dalam penurunan kasus ini adalah perilaku yang semakin patuh pada protokol kesehatan.
Sayangnya, itu tidak terjadi di Amerika Latin yang mana di sana kesadaran akan protokol kesehatan dinilai sangat tidak memadai, begitu juga dengan kurangnya akses vaksin monkeypox membuat kenaikan kasus di wilayah tersebut masih intens terjadi.
Tedros melanjutkan, pada tahap awal wabah cacar monyet, sebagian besar kasus yang dilaporkan terjadi di Eropa, dengan proporsi yang lebih kecil di Amerika.
"Tapi kondisi sekarang berbeda. Kondisinya kini terbalik, kasus di Amerika 60%, sedangkan Eropa 40% kasus," katanya dalam konferensi pers di Jenewa, dikutip dari VOA, Jumat (26/8/2022).
Pemimpin WHO itu juga menyampaikan, pembuat obat yaitu Denmark Bavarian Nordic telah menandatangani perjanjian Rabu dengan afiliasi WHO Organisasi Kesehatan Pan-Amerika untuk mendukung akses vaksin di Amerika Latin dan Karibia.
Di sisi lain, Tedros menyinggung soal Covid-19 yang mana minggu ini secara global dunia melewati tonggak tragis lainnya yaitu terjadi 1 juta kematian akibat Covid-19 pada 2022.
"Kami tidak bisa mengatakan bahwa kita sedang belajar untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 ketika 1 juta orang telah meninggal karena infeksi ini di 2022 saja, terlebih ketika kita memiliki semua alat yang diperlukan untuk mencegah kematian ini," ungkap Tedros.
Baca juga: Miliki Paket Lengkap, Sandiaga Uno Apresiasi Desa Wisata Air Terjun Moramo
Karena itu, dia meminta kepada semua pemerintah negara untuk memperkuat upaya memvaksinasi semua petugas kesehatan, orang tua, dan kelompok lain yang berisiko tinggi. "Cakupan vaksinasi harus 70% untuk seluruh populasi," imbuhnya.
Meski terjadi penurunan kasus yang cukup berarti, Amerika Serikat dilaporkan mengalami kenaikan kasus yang berpotensi kembali meningkatkan angka kasus global.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa ada tanda-tanda wabah cacar monyet ini menurun di Eropa. Hal ini sejalan dengan protokol kesehatan yang efektif dijalankan masyarakat Eropa.
Baca juga: Nycta Gina Galau sang Suami Rizky Kinos Positif Terinfeksi Covid-19
Peran vaksinasi juga dianggap membawa pengaruh dalam penurunan angka kasus cacar monyet secara global. Namun, faktor yang cukup berarti dalam penurunan kasus ini adalah perilaku yang semakin patuh pada protokol kesehatan.
Sayangnya, itu tidak terjadi di Amerika Latin yang mana di sana kesadaran akan protokol kesehatan dinilai sangat tidak memadai, begitu juga dengan kurangnya akses vaksin monkeypox membuat kenaikan kasus di wilayah tersebut masih intens terjadi.
Tedros melanjutkan, pada tahap awal wabah cacar monyet, sebagian besar kasus yang dilaporkan terjadi di Eropa, dengan proporsi yang lebih kecil di Amerika.
"Tapi kondisi sekarang berbeda. Kondisinya kini terbalik, kasus di Amerika 60%, sedangkan Eropa 40% kasus," katanya dalam konferensi pers di Jenewa, dikutip dari VOA, Jumat (26/8/2022).
Pemimpin WHO itu juga menyampaikan, pembuat obat yaitu Denmark Bavarian Nordic telah menandatangani perjanjian Rabu dengan afiliasi WHO Organisasi Kesehatan Pan-Amerika untuk mendukung akses vaksin di Amerika Latin dan Karibia.
Di sisi lain, Tedros menyinggung soal Covid-19 yang mana minggu ini secara global dunia melewati tonggak tragis lainnya yaitu terjadi 1 juta kematian akibat Covid-19 pada 2022.
"Kami tidak bisa mengatakan bahwa kita sedang belajar untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 ketika 1 juta orang telah meninggal karena infeksi ini di 2022 saja, terlebih ketika kita memiliki semua alat yang diperlukan untuk mencegah kematian ini," ungkap Tedros.
Baca juga: Miliki Paket Lengkap, Sandiaga Uno Apresiasi Desa Wisata Air Terjun Moramo
Karena itu, dia meminta kepada semua pemerintah negara untuk memperkuat upaya memvaksinasi semua petugas kesehatan, orang tua, dan kelompok lain yang berisiko tinggi. "Cakupan vaksinasi harus 70% untuk seluruh populasi," imbuhnya.
(nug)