Cerita Makeup Artist Indonesia Berumur 70 Tahun, Berhasil Bikin Pro Look Hanya 8 Menit di Paris
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang senior makeup artist bernama Tini Renan baru-baru mendapatkan pengalaman luar biasa di Paris. Ya, dirinya terlibat dalam acara Front Row yang diinisiasi Indonesian Fashion Chamber (IFC) di Paris, belum lama ini.
Bukan hanya ilmu baru yang didapat, tapi Tini Renan mengaku mendapat tugas yang tak mudah sekaligus menantang untuk dirinya sendiri. Adalah merias model asing hanya dalam waktu 8 menit. Waktu singkat tersebut harus dia manfaatkan untuk mendapat pro look sesuai dengan request desainer.
"Ada 30 model yang harus kami rias wajahnya hanya dalam waktu 4 jam. Artinya, per model hanya butuh waktu 8 menit dan ini sudah harus mendapat profesional look yang sesuai dengan harapan desainer," cerita Tini Renan saat ditemui langsung di The Westin Jakarta, Senin (19/9/2022).
Bukan hanya dalam hal waktu tantangan yang dihadapi Tini, melainkan juga jenis kulit model orang Eropa yang tentunya tidak sama dengan orang Asia. Di sisi lain, ada keuntungan yang didapat Tini saat harus merias model orang asing.
"Orang Eropa itu kulitnya super kering. Jadi, untuk memulai makeup tidak bisa langsung ke foundation, melainkan harus diberikan pelembap wajah yang cukup sehingga kulitnya tidak begitu kering," kata perempuan berusia 70an tersebut.
"Setelah itu, baru mulai dirias dengan makeup mulai dari foundation hingga lipstik. Proses dekoratif wajah model Eropa pun akan jauh lebih mudah kalau kulit dasar model sudah jauh lebih lembap," tambah Tini yang juga bekerja sebagai Senior Beauty Consultant Viva Cosmetics.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Tini menerangkan bahwa jenis kulit model Eropa itu berbeda dengan kebanyakan orang Asia. Hal yang paling tidak enak adalah super kering, namun banyak keuntungan merias model Eropa dengan waktu yang sangat terbatas.
"Kebanyakan dari mereka itu memilih bentuk wajah oval, lalu mata sudah dalam, hidung sudah bagus, dan bibir sempurna. Jadi, upaya dekoratif dengan makeup tidak memerlukan tindakan yang banyak," terang Tini.
Soal permainan warna pun tidak terlalu banyak dieksplor. Menurut Tini, para model Eropa itu cukup dengan riasan nude sudah bisa terlihat stunning. Jadi, ini juga alasan dirinya bisa mempersingkat waktu yang dimiliki.
"Kami bekerja tim, jadi dengan waktu yang sangat mepet memang ada kesulitan tapi kalau bisa dipecahkan masalahnya dan didapat solusinya, itu bukan lagi masalah dan syukurnya di event Front Row Paris kemarin kami bisa handle walau tentu ada kesulitan di mana-mana," ungkapnya.
Tini sendiri sudah menekuni dunia makeup 40 tahun lebih. Dengan segudang pengalamannya, dia ternyata merasa tetap harus belajar, karena bagaimana pun dinia terus berkembang dan itu alasan dia untuk terus belajar.
"Banyak sekali ilmu yang didapat dari handle model di Paris kemarin. Salah satunya saat berhadapan dengan 3 model berwarna kulit sangat gelap. Kami harus meracik foundation baru sampai ketemu warna yang cocok. Pun banyak ilmu lainnya yang bakal dipakai di Indonesia khususnya," ujarnya.
Bukan hanya ilmu baru yang didapat, tapi Tini Renan mengaku mendapat tugas yang tak mudah sekaligus menantang untuk dirinya sendiri. Adalah merias model asing hanya dalam waktu 8 menit. Waktu singkat tersebut harus dia manfaatkan untuk mendapat pro look sesuai dengan request desainer.
"Ada 30 model yang harus kami rias wajahnya hanya dalam waktu 4 jam. Artinya, per model hanya butuh waktu 8 menit dan ini sudah harus mendapat profesional look yang sesuai dengan harapan desainer," cerita Tini Renan saat ditemui langsung di The Westin Jakarta, Senin (19/9/2022).
Bukan hanya dalam hal waktu tantangan yang dihadapi Tini, melainkan juga jenis kulit model orang Eropa yang tentunya tidak sama dengan orang Asia. Di sisi lain, ada keuntungan yang didapat Tini saat harus merias model orang asing.
"Orang Eropa itu kulitnya super kering. Jadi, untuk memulai makeup tidak bisa langsung ke foundation, melainkan harus diberikan pelembap wajah yang cukup sehingga kulitnya tidak begitu kering," kata perempuan berusia 70an tersebut.
"Setelah itu, baru mulai dirias dengan makeup mulai dari foundation hingga lipstik. Proses dekoratif wajah model Eropa pun akan jauh lebih mudah kalau kulit dasar model sudah jauh lebih lembap," tambah Tini yang juga bekerja sebagai Senior Beauty Consultant Viva Cosmetics.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Tini menerangkan bahwa jenis kulit model Eropa itu berbeda dengan kebanyakan orang Asia. Hal yang paling tidak enak adalah super kering, namun banyak keuntungan merias model Eropa dengan waktu yang sangat terbatas.
"Kebanyakan dari mereka itu memilih bentuk wajah oval, lalu mata sudah dalam, hidung sudah bagus, dan bibir sempurna. Jadi, upaya dekoratif dengan makeup tidak memerlukan tindakan yang banyak," terang Tini.
Soal permainan warna pun tidak terlalu banyak dieksplor. Menurut Tini, para model Eropa itu cukup dengan riasan nude sudah bisa terlihat stunning. Jadi, ini juga alasan dirinya bisa mempersingkat waktu yang dimiliki.
"Kami bekerja tim, jadi dengan waktu yang sangat mepet memang ada kesulitan tapi kalau bisa dipecahkan masalahnya dan didapat solusinya, itu bukan lagi masalah dan syukurnya di event Front Row Paris kemarin kami bisa handle walau tentu ada kesulitan di mana-mana," ungkapnya.
Tini sendiri sudah menekuni dunia makeup 40 tahun lebih. Dengan segudang pengalamannya, dia ternyata merasa tetap harus belajar, karena bagaimana pun dinia terus berkembang dan itu alasan dia untuk terus belajar.
"Banyak sekali ilmu yang didapat dari handle model di Paris kemarin. Salah satunya saat berhadapan dengan 3 model berwarna kulit sangat gelap. Kami harus meracik foundation baru sampai ketemu warna yang cocok. Pun banyak ilmu lainnya yang bakal dipakai di Indonesia khususnya," ujarnya.
(hri)