Begini Cara Kerja Lasik Mata dan Risikonya, Jangan Sampai Salah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lasik mata adalah operasi refraktif laser yang paling dikenal dan paling umum dilakukan untuk memperbaiki masalah penglihatan. Laser-assisted in situ keratomileusis (Lasik) bisa menjadi alternatif kacamata atau lensa kontak.
Lasik mata bekerja dengan cara membuat lipatan melingkar tipis pada mikron di kornea yaitu permukaan mata. Dokter akan mengangkat penutup untuk mengekspos di mana penglihatan yang rusak terjadi, tepat di bawah permukaan mata.
Langkah selanjutnya menggunakan laser excimer yang dipandu oleh komputer untuk menghilangkan potongan mikroskopis jaringan yang menyebabkan masalah penglihatan. Flap atau pencangkokan jaringan diletakkan kembali di tempatnya sebagai perban alami dan melindungi bagian kornea yang akan terbentuk kembali dalam proses pemulihan.
Selama proses operasi berlangsung, pasien akan ditangani dalam keadaan bangun. Hal ini diperlukan karena dokter membutuhkan pasien untuk memfokuskan penglihatan. Namun tidak akan ada rasa sakit yang muncul selama prosedur dijalankan dengan pemberian valium atau obat penenang lainnya.
Baca Juga: Operasi Lasik, Teknik Bedah yang Bisa Mengatasi Masalah Penglihatan
Dilansir dari Mayo Clinic, Selasa (20/9/2022) kacamata atau lensa kontak dapat memperbaiki penglihatan. Namun, membentuk kembali kornea itu sendiri juga akan memberikan pembiasan yang diperlukan.
Tak berbeda dengan prosedur medis lainnya, lasik mata juga memiliki risiko. Komplikasi yang mengakibatkan hilangnya penglihatan sangat jarang terjadi. Tetapi efek samping tertentu dari operasi ini, terutama mata kering dan masalah visual sementara seperti silau, cukup umum.
Ini biasanya hilang setelah beberapa minggu atau bulan, dan sangat sedikit orang yang menganggapnya sebagai masalah jangka panjang. Adapun risiko lasik mata lainnya meliputi mata kering, silau, lingkaran dan penglihatan ganda.
Mereka yang menjalani prosedur lasik mata juga sering mengeluh koreksi berlebihan atau sebaliknya, astigmatisme, masalah lipatan, regresi hingga kehilangan atau perubahan penglihatan. Selain itu, kondisi kesehatan tertentu dapat meningkatkan risiko yang terkait dengan operasi lasik atau membuat hasilnya kurang dapat diprediksi. Dokter tidak merekomendasikan operasi laser refraktif jika Anda memiliki kondisi tertentu.
Baca Juga: Pandangan Bebas dengan Lasik
Seperti halnya gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis, sistem kekebalan yang melemah yang disebabkan oleh obat imunosupresif atau HIV, mata kering terus-menerus, perubahan penglihatan baru-baru ini karena obat-obatan, perubahan hormonal, kehamilan, menyusui atau usia.
Peradangan pada kornea, gangguan kelopak mata, cedera mata atau penyakit mata, seperti uveitis, herpes simpleks yang mempengaruhi area mata, glaukoma atau katarak.
Lihat Juga: Ciputra Hospital Surabaya Sukses Lakukan Operasi Tumor Hipofisis dengan Teknik Endoskopi Minimal Invasif
Lasik mata bekerja dengan cara membuat lipatan melingkar tipis pada mikron di kornea yaitu permukaan mata. Dokter akan mengangkat penutup untuk mengekspos di mana penglihatan yang rusak terjadi, tepat di bawah permukaan mata.
Langkah selanjutnya menggunakan laser excimer yang dipandu oleh komputer untuk menghilangkan potongan mikroskopis jaringan yang menyebabkan masalah penglihatan. Flap atau pencangkokan jaringan diletakkan kembali di tempatnya sebagai perban alami dan melindungi bagian kornea yang akan terbentuk kembali dalam proses pemulihan.
Selama proses operasi berlangsung, pasien akan ditangani dalam keadaan bangun. Hal ini diperlukan karena dokter membutuhkan pasien untuk memfokuskan penglihatan. Namun tidak akan ada rasa sakit yang muncul selama prosedur dijalankan dengan pemberian valium atau obat penenang lainnya.
Baca Juga: Operasi Lasik, Teknik Bedah yang Bisa Mengatasi Masalah Penglihatan
Dilansir dari Mayo Clinic, Selasa (20/9/2022) kacamata atau lensa kontak dapat memperbaiki penglihatan. Namun, membentuk kembali kornea itu sendiri juga akan memberikan pembiasan yang diperlukan.
Tak berbeda dengan prosedur medis lainnya, lasik mata juga memiliki risiko. Komplikasi yang mengakibatkan hilangnya penglihatan sangat jarang terjadi. Tetapi efek samping tertentu dari operasi ini, terutama mata kering dan masalah visual sementara seperti silau, cukup umum.
Ini biasanya hilang setelah beberapa minggu atau bulan, dan sangat sedikit orang yang menganggapnya sebagai masalah jangka panjang. Adapun risiko lasik mata lainnya meliputi mata kering, silau, lingkaran dan penglihatan ganda.
Mereka yang menjalani prosedur lasik mata juga sering mengeluh koreksi berlebihan atau sebaliknya, astigmatisme, masalah lipatan, regresi hingga kehilangan atau perubahan penglihatan. Selain itu, kondisi kesehatan tertentu dapat meningkatkan risiko yang terkait dengan operasi lasik atau membuat hasilnya kurang dapat diprediksi. Dokter tidak merekomendasikan operasi laser refraktif jika Anda memiliki kondisi tertentu.
Baca Juga: Pandangan Bebas dengan Lasik
Seperti halnya gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis, sistem kekebalan yang melemah yang disebabkan oleh obat imunosupresif atau HIV, mata kering terus-menerus, perubahan penglihatan baru-baru ini karena obat-obatan, perubahan hormonal, kehamilan, menyusui atau usia.
Peradangan pada kornea, gangguan kelopak mata, cedera mata atau penyakit mata, seperti uveitis, herpes simpleks yang mempengaruhi area mata, glaukoma atau katarak.
Lihat Juga: Ciputra Hospital Surabaya Sukses Lakukan Operasi Tumor Hipofisis dengan Teknik Endoskopi Minimal Invasif
(dra)