5 Jenis Pemanis Buatan dalam Produk Minuman Kekinian, Berapa Takaran Aman untuk Dikonsumsi?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Baru-baru ini viral sebuah cuitan pengguna Twitter terkait pemanis berlebihan dalam salah satu varian minuman teh kekinian. Dia bahkan meluapkan rasa kecewanya itu dengan makian kasar karena rasa manis berlebihan pada minuman tersebut.
Seperti diketahui, produk minuman kekinian kebanyakan menggunakan pemanis buatan. Namun, selama takarannya dalam masih batas wajar, minuman dengan pemanis buatan masih aman untuk kesehatan.
Pemanis buatan merupakan pengganti gula yang dihasilkan melalui proses kimiawi. Pemanis buatan dinilai memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan pemanis biasa atau gula.
Bicara mengenai pemanis buatan, terdapat beberapa jenis pemanis buatan yang kerap digunakan pada produk minuman kekinian. Apa saja itu? Berikut ulasannya, dikutip dari beberapa sumber pada Minggu (25/9/2022).
1. Sukralosa
Apabila sering mengonsumsi minuman kemasan, seperti soda dan jus, Anda mungkin sering menemukan kandungan sukralosa. Sukralosa kerap menjadi pemanis buatan yang umum dicampurkan dalam makanan maupun minuman olahan pabrik.
Konsumsi harian sukralosa yang ideal adalah sebanyak 5 mg/kg berat badan. Sukralosa merupakan pemanis yang sangat kuat, yakni sekitar 400-700 lebih manis dibandingkan gula pasir. Pemanis ini juga tak memiliki aftertaste pahit seperti pemanis-pemanis lain.
2. Sakarin
Pemanis buatan ini sangat sering digunakan sebagai bahan pengganti gula dalam beragam jenis permen, minuman ringan, hingga makanan penutup.
Sakarin tak memengaruhi kalori atau karbohidrat dalam tubuh, karena tubuh tidak dapat mencernanya. Beberapa penelitian menyatakan bahwa sakarin dapat digunakan sebagai pengganti gula biasa untuk mendukung turunnya berat badan karena bisa mengurangi asupan kalori.
Meski begitu, sakarin berbahaya bagi kesehatan. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa konsumsi sakarin dapat menimbulkan perubahan mikrobioma pada usus dan juga mengurangi jumlah bakteri baik pada usus yang memegang peran sentral dalam berbagai hal, mulai fungsi imunitas sampai kesehatan pencernaan.
Hal ini berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, radang usus, hingga kanker kolorektal meskipun masih diperlukan penelitian lanjutan untuk membuktikannya.
3. Acesulfame Potassium
Pemanis buatan satu ini sangat stabil dalam temperatur tinggi dan mudah larut, sehingga kerap dipakai dalam banyak produk makanan maupun minuman. Batasan konsumsi harian yang disarankan untuk acesulfame potassium adalah 15 mg/kg berat badan.
4. Neotam
Bahan pemanis buatan ini banyak digunakan pada makanan dan minuman rendah kalori. Secara kimia, kandungannya hampir sama seperti aspartam, namun rasanya 40 kali lebih manis dari aspartam.
Dibandingkan dengan gula rafinasi, tingkat kemanisan neotam mencapai 8.000 kali lebih tinggi. Neotam dapat dikonsumsi hingga 18 mg/kg berat badan dalam sehari.
5. Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan yang terbuat dari gabungan dua asam amino, yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Zat ini umum digunakan untuk menggantikan peran gula pada makanan dan minuman.
Aspartam memiliki tingkat rasa manis hingga 200 kali lipat dibandingkan dengan gula pasir biasa, namun memiliki jumlah kalori yang sama.
BPOM menyatakan bahwa asupan aspartam yang diperbolehkan adalah sebanyak 40 miligram per kilogram berat badan per hari. Jadi, apabila Anda memiliki berat 50 kilogram, maka jumlah pemanis yang dapat Anda konsumsi per hari adalah 2.000 miligram.
Seperti diketahui, produk minuman kekinian kebanyakan menggunakan pemanis buatan. Namun, selama takarannya dalam masih batas wajar, minuman dengan pemanis buatan masih aman untuk kesehatan.
Pemanis buatan merupakan pengganti gula yang dihasilkan melalui proses kimiawi. Pemanis buatan dinilai memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan pemanis biasa atau gula.
Bicara mengenai pemanis buatan, terdapat beberapa jenis pemanis buatan yang kerap digunakan pada produk minuman kekinian. Apa saja itu? Berikut ulasannya, dikutip dari beberapa sumber pada Minggu (25/9/2022).
1. Sukralosa
Apabila sering mengonsumsi minuman kemasan, seperti soda dan jus, Anda mungkin sering menemukan kandungan sukralosa. Sukralosa kerap menjadi pemanis buatan yang umum dicampurkan dalam makanan maupun minuman olahan pabrik.
Konsumsi harian sukralosa yang ideal adalah sebanyak 5 mg/kg berat badan. Sukralosa merupakan pemanis yang sangat kuat, yakni sekitar 400-700 lebih manis dibandingkan gula pasir. Pemanis ini juga tak memiliki aftertaste pahit seperti pemanis-pemanis lain.
2. Sakarin
Pemanis buatan ini sangat sering digunakan sebagai bahan pengganti gula dalam beragam jenis permen, minuman ringan, hingga makanan penutup.
Sakarin tak memengaruhi kalori atau karbohidrat dalam tubuh, karena tubuh tidak dapat mencernanya. Beberapa penelitian menyatakan bahwa sakarin dapat digunakan sebagai pengganti gula biasa untuk mendukung turunnya berat badan karena bisa mengurangi asupan kalori.
Meski begitu, sakarin berbahaya bagi kesehatan. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa konsumsi sakarin dapat menimbulkan perubahan mikrobioma pada usus dan juga mengurangi jumlah bakteri baik pada usus yang memegang peran sentral dalam berbagai hal, mulai fungsi imunitas sampai kesehatan pencernaan.
Hal ini berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, radang usus, hingga kanker kolorektal meskipun masih diperlukan penelitian lanjutan untuk membuktikannya.
3. Acesulfame Potassium
Pemanis buatan satu ini sangat stabil dalam temperatur tinggi dan mudah larut, sehingga kerap dipakai dalam banyak produk makanan maupun minuman. Batasan konsumsi harian yang disarankan untuk acesulfame potassium adalah 15 mg/kg berat badan.
4. Neotam
Bahan pemanis buatan ini banyak digunakan pada makanan dan minuman rendah kalori. Secara kimia, kandungannya hampir sama seperti aspartam, namun rasanya 40 kali lebih manis dari aspartam.
Dibandingkan dengan gula rafinasi, tingkat kemanisan neotam mencapai 8.000 kali lebih tinggi. Neotam dapat dikonsumsi hingga 18 mg/kg berat badan dalam sehari.
5. Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan yang terbuat dari gabungan dua asam amino, yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Zat ini umum digunakan untuk menggantikan peran gula pada makanan dan minuman.
Aspartam memiliki tingkat rasa manis hingga 200 kali lipat dibandingkan dengan gula pasir biasa, namun memiliki jumlah kalori yang sama.
BPOM menyatakan bahwa asupan aspartam yang diperbolehkan adalah sebanyak 40 miligram per kilogram berat badan per hari. Jadi, apabila Anda memiliki berat 50 kilogram, maka jumlah pemanis yang dapat Anda konsumsi per hari adalah 2.000 miligram.
(tsa)