Podcast Aksi Nyata: Tumpeng Jadi Salah Satu Warisan Kuliner Nusantara, Begini Transformasinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tumpeng merupakan salah satu kuliner tradisional yang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya ketika memperingati momen dan peristiwa penting.
Seiring perkembangannya, kreasi tumpeng kini makin beragam. Tak lagi berbentuk kerucut dan berwarna kuning, tumpeng kini memiliki beragam bentuk, warna hingga, beragam sajian lauknya.
“Kalau dulu kan mungkin tumpeng itu kan hanya menjadi sebuah makanan dengan pakem-pakem tertentu. Tapi kalau sekarang itu lebih berkembang lebih kepada sebagai food art yang dimana kita disitu menjadi punya improvisasi baik dari segi bentuk,” ujar Owner Butik Tumpeng, Ellen Widyasari, dilansir dari live streaming Podcast Aksi Nyata, Partai Perindo, Senin, (10/10/2022).
Ellen menjelaskan, pada dasarnya, nasi tumpeng pada setiap daerah memiliki kemiripan, namun yang akan membedakan adalah lauk pauk yang ditambahkan pada nasi tumpeng tersebut.
Nasi tumpeng ini identik dengan tradisi dan budaya masyarakat jaman dahulu yang sangat kental. Meski begitu, kini nasi tumpeng sudah dimodifikasi bentuk dan hiasannya seiring dengan perkembangan zaman.
“Dulu kan bentuk cuma kerucut gitu ya, kalau sekarang tumpeng tuh udah macem-macem gitu ya. Mau bentuk mobil bisa, mau bentuk huruf, angka juga bisa. Kalau dari segi warna mungkin dulu kan nasinkuning, kalau di tempat kami, butik tumpeng itu macam-macam menunya. Kalau warna putih itu pake daun jeruk, warna ungu itu pake pewarna dari bunga telang, warna hitam dari tinta cumi,” lanjutnya.
Ellen juga mengungkapkan, perkembangan zaman membuat para pelaku bisnis tumpeng sepertinya harus kreatif dan tak berhenti berinovasi. Meski begitu, dia menyebut, segala bentuk inovasi dan kreatifitas dalam berbisnis tumpeng harus diimbangi dengan kualitas.
“Semuanya itu penting. Dari mulai rasa, itu penting. Misal gini, lauknya enak tapi nasinya keras. Itu jadi nggak enak lagi kan. Jadi semua elemen itu penting. Jadi misalnya ada rasa yang nggak tepat, terlalu asin, atau terlalu manis, jadi nggak enak gitu kan. Dari rasa, plating itu juga penting,” paparnya.
“Kalau semuanya sudah enak tapi kemudian tumpengnya acak-acakan, atau misalnya tumpengnya ambruk pas nyampe di tempat, itu penting juga,” imbuhnya.
Seiring perkembangannya, kreasi tumpeng kini makin beragam. Tak lagi berbentuk kerucut dan berwarna kuning, tumpeng kini memiliki beragam bentuk, warna hingga, beragam sajian lauknya.
“Kalau dulu kan mungkin tumpeng itu kan hanya menjadi sebuah makanan dengan pakem-pakem tertentu. Tapi kalau sekarang itu lebih berkembang lebih kepada sebagai food art yang dimana kita disitu menjadi punya improvisasi baik dari segi bentuk,” ujar Owner Butik Tumpeng, Ellen Widyasari, dilansir dari live streaming Podcast Aksi Nyata, Partai Perindo, Senin, (10/10/2022).
Ellen menjelaskan, pada dasarnya, nasi tumpeng pada setiap daerah memiliki kemiripan, namun yang akan membedakan adalah lauk pauk yang ditambahkan pada nasi tumpeng tersebut.
Nasi tumpeng ini identik dengan tradisi dan budaya masyarakat jaman dahulu yang sangat kental. Meski begitu, kini nasi tumpeng sudah dimodifikasi bentuk dan hiasannya seiring dengan perkembangan zaman.
“Dulu kan bentuk cuma kerucut gitu ya, kalau sekarang tumpeng tuh udah macem-macem gitu ya. Mau bentuk mobil bisa, mau bentuk huruf, angka juga bisa. Kalau dari segi warna mungkin dulu kan nasinkuning, kalau di tempat kami, butik tumpeng itu macam-macam menunya. Kalau warna putih itu pake daun jeruk, warna ungu itu pake pewarna dari bunga telang, warna hitam dari tinta cumi,” lanjutnya.
Ellen juga mengungkapkan, perkembangan zaman membuat para pelaku bisnis tumpeng sepertinya harus kreatif dan tak berhenti berinovasi. Meski begitu, dia menyebut, segala bentuk inovasi dan kreatifitas dalam berbisnis tumpeng harus diimbangi dengan kualitas.
“Semuanya itu penting. Dari mulai rasa, itu penting. Misal gini, lauknya enak tapi nasinya keras. Itu jadi nggak enak lagi kan. Jadi semua elemen itu penting. Jadi misalnya ada rasa yang nggak tepat, terlalu asin, atau terlalu manis, jadi nggak enak gitu kan. Dari rasa, plating itu juga penting,” paparnya.
“Kalau semuanya sudah enak tapi kemudian tumpengnya acak-acakan, atau misalnya tumpengnya ambruk pas nyampe di tempat, itu penting juga,” imbuhnya.
(hri)